Mirielle tersenyum lembut, kemudian mengelus kepala Ivory perlahan.
"Ivy, kau tak perlu takut. Aku tidak akan menyakitimu, justru aku kemari karena ingin kau tetap bersembunyi. Berhati-hatilah dengan apa pun, karena sepertinya kau tersasar ke daerah kami entah karena apa."
"Bukankah kau bisa membaca masa depan? Atau masa lalu? seharusnya kau bisa melihat apa yang terjadi p[adaku dan tidak salah memberi penilaian dengan menganggapku seorang manusia murni," ujar Ivory yang membuat Mirielle menyadari bahwa bagaimana pun ia hanyalah makhluk tak sempurna.
Meski dibekali dengan kemampuan tak terbatas, nyatanya untuk nasib atau hal yang terjadi dalam kehidupan, ia tak mampu.
"Aku bukan Tuhan, Ivy. Aku pasti akan melakukan kesalahan. Namun, aku masih punya kesempatan untuk memperbaiki itu, dan hari ini adalah kesempatanku. Dengarkan perkataanku, Ivy."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com