webnovel

POSSESSIVE - Bukan yang Sebenarnya

Seorang cowok bertubuh tinggi yang tengah menggunakan baju tangan pendek berwarna biru dengan bawahan celana yang panjangnya selutut sedang menatap pemandangan yang terlihat dari jendela kamarnya.

Ada sesuatu hal yang sekarang tengah orang itu pikirkan dengan sebuah pemikiran yang cukup serius sampai akhirnya dia teringat sebuah hal yang kemudian dia melangkahkan kakinya.

Dia berjalan menuju ke arah di mana handphone-nya berada, sekarang dia ingin menghubungi seseorang. Dengan santai dia tengah menunggu sambungannya diterima.

"Ada hal yang ingin gue bicarakan. Lo ada waktu kapan?" Rey berucap to the point.

Dirinya malas berbasa-basi, meski itu kepada orang yaang berstatus sebagai sepupu dari pacarnya. Rey sama sekali tidak peduli dengan semua itu, karena yang jelas diri dia bukan orang yang suka basa-basi.

"Tentang apa?" tanya balik orang di seberang sebelum dia menjawab apakah dia mempunyai waktu atau tidak untuk bertemu dan juga berbicara dengan Rey.

"Cewek gue," jawab Rey menggunakan nada bicara yang begitu enteng.

Kalimat ini keluar jauh lebih enteng, dibandingkan dengan mengucapkan nama orang yang dia maksud. Cukup terlihat kalau Rey begitu memiliki Retta.

"Malam ini juga bisa," jawab orang itu setelah mengetahui apa yang ingin Rey bicarakan bersama dengannya.

"Oke, nanti malam."

Rey merasa kalau semua ini bagus, karena berarti dia tidak akan berlama-lama menahan rasa penasarannya akan pertanyaan yang sudah mengelilingi pikirannya.

"Ya."

Setelah itu sambungan langsung terputus begitu saja dan Rey melangkahkan kaki menyimpan handphone-nya sampai akhirnya dia berjalan ke kamar mandi, karena sebuah panggilan dari alam.

*****

Waktu berlalu dengan sendirinya, sekarang sinar terang sang matahari sudah hilang tergantikan dengan sejuknya suasana malam yang menjadi favorit banyak orang.

"Ada apa?" tanya orang itu dengan santai setelah minuman yang mereka pesan sudah sampai dan dirasa sudah waktunya membahas hal yang menjadi alasan kenapa mereka berada di sini sudah cukup pas.

"Sebelumnya gue ingin tahu, Retta itu orangnya seperti apa?" tanya Rey Putra dengan nada bicara yang begitu santai.

Kening Reynard mengernyit saat mendapatkan pertanyaan seperti ini. "Seperti apa dalam hal?"

Reynard agak ragu dalam menjawab pertanyaan itu, karena ada kemungkinan kalau pemikiran saat dirinya memberikan sebuah jawaban, berbeda dengan tujuan dari Rey menanyakan hal tersebut.

"Kepribadiannya, dia seperti apa orangnya?"

Rey Putra lebih mempersimple pertanyaan ini, karena memang tidak banyak yang ingin dia ketahui, selain bagaimana kepribadian dari pacarnya.

"Sudah bersama dan pacaran sama dia, baru mempertanyakan hal ini?" tanya Reynard yang kebingungan, karena memang mereka sudah menjalin hubungan, tapi kenapa baru ingin menanyakannya sekarang.

"Gue ingin tahu lebih dalam," jawab Rey Putra dengan nada bicara yang begitu enteng.

"Gak akan menyesal?" Reynard memperhatikan cowok yang ada di hadapannya dengan tatapan yang begitu seriusn.

Tanpa berpikir lama, Rey Putra menggelengkan kepalanya. "Gue rasa tidak, karena tujuan gue bukan untuk mencari alasan agar gue bisa berakhir dengan dia."

Memang tujuan awal dari Rey ingin menemui Reynard untuk membahas Retta, karena dia ingin mencari sesuatu hal yang bisa dia jadikan alasan untuk mengakhiri hubungannya dengan Retta.

"Lalu?"

Kalau bukan mencari alasan untuk mengakhiri, lalu apa yang menjadi alasan utama kenapa Rey ingin mengetahui bagaimana sifat Retta yang sebenarnya?

"Gue ingin tahu dia seperti apa, karena gue ngerasa kalau dia yang sekarang bukan dia yang sebenarnya." Pada akhirnya Rey mengatakan alasan utama kenapa dia ingin mengetahui kepribadian Retta yang sebenarnya.

Mendengar jawaban yang sudah Rey Putra ucapkan, membuat Reynard dengan santai menganggukkan kepalanya. Reynard mengerti ke mana tujuannya.

"Mungkin ada perubahan sikap dia saat berhadapan bersama dengan mantannya," jawab Reynard menggunakan nada yang begitu enteng.

Reynard tidak pernah tahu lebih jauh tentang perubahan kepribadian Retta, tapi hal yang sudah dia ucapkan cukup menjadi kemungkinan terbesar kenapa Retta berubah.

"Itu yang gue pertanyakan," ujar Rey Putra yang sekarang mulai pada intinya.

"Gue kurang tahu bagaimana dia di Sekolah, tapi selama dengan gue, kepribadian dia masih yang asli. Tidak ada sebuah perubahan yang begitu signifikan darinya."

Hal ini menjadi salah satu faktor yang membuat Reynard kesulitan dalam menjelaskan bagaimana Retta yang sebenarnya, karena selama Retta bersama dengannya masih seperti biasanya.

Reynard dan Retta sudah jelas berbeda SMA, sehingga tidak tahu bagaimana Retta saat di Sekolah, meski dirinya sering menjemput Retta, maka sikap Retta ya seperti biasanya.

Mendengar jawaban yang baru saja Reynard ucapkan membuat Rey mengerti, tapi tetap saja dia ingin lebih mempertanyakan hal ini pada Reynard, karena dia rasa orang yang lebih mengetahui bagaimana sifat Retta yang asli adalah Reynard.

Ada sebuah kemungkinan kalau dia menanyakan pada teman-temannya Retta yang selalu bersama dengannya, tapi Rey merasa hal itu kurang mendukung pemikirannya tentang sosok asli Retta.

"Sikap dia saat berhadapan dengan mantannya ketika ada lo, berbeda dengan sikap dia saat berhadapan dengan mantannya secara sendiri."

Rey mencoba untuk memberikan sebuah perbandingan yang bisa Reynard pahami sampai akhirnya Rey Putra ingat dengan kejadian waktu itu. Kejadian di mana Retta berani membentak Arkan.

Kejadian itu masih Reynard ingat dengan jelas, kalau Rey memberikan perbandingan seperti itu, maka sekarang Reynard sudah mengerti dengan maksud dari sikap asli Retta yang Rey pertanyakan.

"Dia perempuan," ujar Reynard menggunakan nada bicara yang begitu enteng.

Kening Rey dengan seketika mengernyit. "Maksudnya? Gue gak percaya kalau dia takut pada mantannya," ujar Rey Putra dengan penuh kejujuran.

"Bukan masalah dia takut, tapi gue rasa dia sebelumnya sudah jatuh hati kepada mantannya." Reynard sendiri tidak yakin kalau Retta takut pada cowok, tapi kalau sudah jatuh hati, maka ceritanya lain lagi.

"Tapi hati dia jatuh di orang yang salah." Rey berucap dengan begitu enteng.

Apa yang sudah Rey ucapkan memang benar. Di mana Retta jatuh hati pada orang yang salah, sebab apa? Sebab kalau Retta jatuh hati pada orang yang benar, Retta tidak akan berubah seperti ini.

Chapitre suivant