Cup Cup Cup
Beberapa kali kecupan pun mendarat di perut Monika dari bibir Ridho, tentu saja Monika terharu dibuatnya. Karena kerasnya Ridho ternyata sangat luluh dengan benih yang dia tanam di rahimnya.
"Andai saja Rani bisa hamil juga," batin Ridho bermonolog.
Begitu pun dengan Monika sambil memberi beberapa sentuhan hangat pada geakan asmara Ridho, batin Monika pun bicara.
"Semoga saja cuma aku yang bisa kasih Ridho keturunan, sekalipun tidak berpisah setidaknya perhatian Ridho akan tumpah pada darah dagingnya,"
Keringat pun seperti biasa tidak terasa seolah mengguyur seluruh tubuh mereka, hingga di akhir di pertarungan mereka saling kerjasama untuk melakukan pelepasan secara kompak.
"Peluk aku sayang!" seru Ridho.
Kala itu Monika dan Ridho sama-sama dalam fose duduk, dengan ke dua kaki disilang. Kaki Ridho disilangkan membelah perut Monika begjtu juga sebaliknya.
Tepat pada pukul 02.00 dini hari, permainan mereka berakhir di angka yang sama yaitu satu.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com