Kamar rawat VIP terlihat sepi. Ansel, kakak kembarnya sedang mencari makan di kantin. Kedua orang tuanya sudah pulang dari tadi, sedangkan Silva dan Karina sedang keluar sebentar. Hanya ada Clarissa di ruang rawat Lucy.
Tertawa gila dan senyuman mengejek yang sulit diartikan, menatap nyalang mantan sahabatnya yang terbaring, masih kritis.
"Ternyata, cewek tengil dan pembuat onar kaya lo, bisa lemah juga."
Tidak terjadi apa-apa saat Clarissa mengatakan kata-kata kasar. Hanya ada suara monitor yang menampilkan detak jantung dan keadaan Lucy.
"Hahahahaha, liat lo lemah kayak gini. BIKIN GUE MUAK!" Tertawa semakin gila, tanpa sadar, tetes air mata mengalir ke wajahnya.
"BAGAIMANA RASANYA, TERBARING LEMAH?!," teriaknya frustasi. "Itu karma buat lo. Gue gak mau peduli lagi sama lo."
***
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com