"Pulanglah Sayang, mamah nggak bisa tenang jika harus jauh denganmu seperti ini. Mamah mohon, besok masih ada jadwal untuk terapi kakimu, jadi tolong pulanglah," bujuk Namora berharap Zanqi akan luluh hatinya.
"Berikan aku waktu sendiri, Mah. Zanqi sudah besar dan bisa melakukannya sendiri, jadi tolong hargai keputusanku. Sudah ya mah, aku tutup teleponnya," jawab Zanqi yang tetap pada pendiriannya ingin hidup mandiri, tanpa menunggu persetujuan Namora, dia menutup panggilan telepon tersebut.
Helaan napas kasar keluar dari mulut Zanqi, dia meletakkan ponsel di samping badannya, lalu mengipasi diri dengan tangan, "Gerah sekali, mana remot AC-nya?"
Zanqi bangkit dari tempat tidur untuk mencari remot AC, dia melihat sekeliling dan menemukannya diatas meja, meja sofa empuk yang merupakan fasilitas dari hotel tersebut.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com