webnovel

11. Bangsawan Kesepian (Merpati)

Ellie menatap nanar ke luar jendela dari dalam ruangan pribadinya, tubuh polosnya masih berada di dalam selimut tebal, sementara Klara sedang sibuk merapihkan diri. Bertahun-tahun mereka melakukan hubungan yang intim lebih dari sekedar sebagai keponakan dan Bibi tanpa dicurigai, karena mereka tinggal dalam satu atap di kastil Cachtice ini.

Klara yang lembut penuh perhatian telah menjadi tempat bersandar bagi Ellie yang rapuh dan penuh dengan kekhawatiran. Moment disaat dia harus melepas bayi perempuannya --hasil hubungannya bersama Gustav-- merupakan skenario yang dilakukan oleh Klara dengan sangat rapih. Kenyataannya, delapan belas tahun berlalu, semuanya seolah-olah berjalan sebagaimana mestinya, seakan-akan memang tidak pernah ada seorang anak yang pernah terlahir dari rahimnya.

"Klara, apakah ada kemungkinan aku bisa bertemu dengan Sweety --begitu Ellie menyebut anaknya di hadapan Klara--?" Ellie bertanya dengan nada sedih kepada Bibinya.

Sesungguhnya Klara bosan dengan rengekan Ellie, tetapi dia mencintai keponakannya lebih dari apapun, sehingga dia masih terus bersabar. Baginya delapan belas tahun telah terlewati dengan sukses, dan dia masih bersama Ellie, tanpa direcoki oleh Gustav, bahkan suami Ellie lebih sering bertugas di medan tempur daripada berada di rumah. Semuanya sempurna seperti apa yang diharapkannya.

"Tentu saja Ellie. Tetapi sayangnya aku sama sekali tidak mendapatkan kabar apapun tentang Sweetymu itu. Ini sudah delapan belas tahun Ellie. Lupakan saja. Toh kamu juga sudah memiliki Anastasia, Miklos, Katalin, dan yang lainnya. Mereka juga anak-anakmu. Dan terlahir dari darah bangsawan yang kental."

Ada kecemburuan dalam nada suara Klara. Tetapi dia berusaha untuk menekan intonasinya selembut mungkin. Apa yang sudah dimilikinya saat ini, tidak boleh hancur hanya karena emosi dan cemburu yang membabi buta.

"Aku semakin tua dan tidak cantik lagi, aku khawatir jika Sweety bertemu denganku, dia tidak akan mengenaliku." Ada getar dalam nada suara Ellie. Klara merasakan sakit serta kerinduan yang dalam dari suara tersebut. Entah mengapa anak-anak Ellie bersama suami sahnya tidak membuat Ellie mampu melupakan anak hasil hubungan gelapnya bersama Gustav, seorang petani miskin yang entah berada di mana saat ini.

Meskipun demikian, Klara tetap saja hampir tersedak mendengar alasan Ellie, "Bagaimana mungkin 'Sweety' bisa mengenali Ellie yang terpisah sejak bayi merah berusia beberapa jam saja? bahkan mungkin kalaupun mereka masih hidup, 'Sweety-mu' tentu sudah menikah dan memiliki kehidupan rumah tangga di suatu tempat, Ellie." Klara bergumam dalam hati. Tanpa berani mengucapkannya secara langsung karena takut menyinggung perasaan keponakannya.

Dia sudah memerintahkan Gerda dan Gergely untuk menghilang selamanya. Meskipun antara dirinya, Ellie dan Gerda serta Gergely telah sepakat untuk menyembunyikan 'Sweety' selama dua puluh tahun, namun Klara mengharapkan hal tersebut menghilang seumur hidup. Jadi, dia memang tidak pernah mencari keberadaan 'Sweety' untuk Ellie.

"Bukankah kamu sudah menjalankan saran ampuh dari Dorka? apakah gadis-gadis itu tidak membuatmu menjadi tampak tetap cantik dan awet muda?" Klara mengedipkan mata ke arah Ellie, mencoba menghibur, sekaligus mengalihkan perhatian Ellie.

Doratiya Dentez, atau Dorka adalah pelayan setia yang telah memberinya saran bagaimana untuk tetap cantik dan awet muda. Selain bersenang-senang bersama Klara --Bibinya-- juga Anna Darvula –pelayannya-- di tempat tidur, Ellie juga telah ketagihan mandi darah perawan.

Awalnya Ellie berniat mencari putrinya dengan mengumpulkan wanita muda, berdalih memberikan kelas kepribadian sebagai seorang gadis bangsawan, namun saat kesal dia sempat melukai salah satu pelayan hingga berdarah, tiba-tiba hasratnya menggebu saat mencium bau darah. Lalu ada sensasi yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata saat dia menyentuh darah pelayan tersebut. Akhirnya ritual mandi darah telah menjadi bagian dari hidupnya, selain hubungan sejenis bersama Klara dan Anna.

Hatinya bergejolak tercampur baur antara cinta, rasa sepi, hasrat untuk tetap muda serta cantik, juga keinginan berada dalam kondisi muda belia seperti saat dia melahirkan putri pertamanya delapan belas tahun lalu. Di dalam bawah sadarnya, dia ingin hidupnya berhenti pada saat dia memeluk bayinya untuk pertama dan terakhir kali sesaat sebelum dia tertidur akibat ramuan yang diberikan Klara.

"Istirahtalah Ellie, percaya padaku, kamu tetap cantik seperti delapan belas tahun lalu. Turuti saja apa kata Dorka, dan nikmati hidupmu bersamaku, juga Anna. Bukankah saat bertiga kamu merasa lebih terpuaskan?" Ellie mendadak bersemu mengingat permainan mereka bertiga yang sangat panas beberapa hari lalu. Klara tersenyum melihatnya, "Jangan khawatir sayang, kita akan mengulanginya nanti. Sekarang aku harus pergi. Jika kamu masih ingin bersenang-senang, aku akan panggilkan Anna."

Klara selalu tahu bagaimana membuat Ellie merasa berhasrat, Ellie mengangguk, lalu tersenyum saat Klara mencium keningnya. Sementara dia semakin menyelam dalam kehangatan selimut dengan tubuh polosnya. Terlalu malas untuk beranjak ke kamar mandi dan membersihkan diri.

Sesaat kemudian, sesuatu yang lembut menyentuh pundaknya, Anna sudah duduk di pembaringan dengan tersenyum, "Klara bilang, kamu belum membersihkan diri. Sini, biar aku bantu." Ellie tersenyum, dan membiarkan Anna membuka selimut, lalu membersihkan sisa-sisa kenikmatan bersama Klara yang menempel di tubuhnya.

Air hangat dari handuk lembab yang menyapu tubuhnya menimbulkan sensasi segar, ditambah dengan aroma harum darah segar, membuat adrenalinnya meningkat. Ellie langsung gelisah setiap mencium aroma darah.

"Anna, apakah hari ini kita akan melakukan ritual mandi?" tanya Ellie dengan suara serak menahan hasrat.

Anna tersenyum, "Sayangnya ritual mandi baru akan dilakukan minggu depan. Namun nanti malam kita bisa melakukan kegiatan yang menyenangkan bertiga seperti biasa. Sekarang masih pagi, cuma ada aku, dan aku tidak keberatan membuatmu senang..." Anna mengedip, "Minggu depan, kita akan mengawalinya dengan bersenang-senang bersama Klara seperti biasa. Setelah itu kamu akan berendam darah perawan dalam bimbingan Dorka, sehingga kecantikanmu semakin bersinar." Anna terus saja membuat Ellie berimajinasi dan merasa senang mengingat dirinya yang akan terus cantik, awet muda sepanjang masa. Anna dan Klara tahu benar bagaimana membuat seorang Ellie terpaut dengan kegiatan rutin mereka, terutama pada malam bulan purnama setiap bulan.

Ya, setiap bulan mereka memang selalu melakukan ritual intim bersama. Hal itu dilakukan sebelum Ellie mandi darah perawan yang diyakini akan membuatnya selalu awet muda dan sehat. Sebab sejak kecil Ellie tumbuh sebagai gadis cantik namun rapuh dan mudah sakit. Namun, sejak Dorka mengajaknya melakukan ritual mandi darah perawan, Ellie merasa stamina dalam dirinya menjadi lebih stabil, bisa dikatakan tidak lagi sering sakit-sakitan.

Selain itu, hampir setiap hari saat suaminya sedang bertugas, mereka melakukan hubungan intim yang membuat Ellie bergairah. Ya, sejauh ini, hanya Klara, Anna dan Gustav yang mampu membuatnya tiba pada puncak kenikmatan yang membiusnya. Dan dia menjadi sangat kecanduan.

Anna menjelaskan dengan suara lembut sambil terus membasuh tubuh Ellie yang mulai bergelinjang. Anna sangat tahu bagaimana membuat Ellie terbakar.

Bagi Ellie, hanya Klara dan Anna yang bisa menyaingi keintiman yang pernah dialaminya bersama Gustav. Sayang tidak mudah baginya untuk sering bertemu dengan Gustav. Membayangkan pria itu, Elli menjadi semakin bergelora. Tidak perlu menunggu lama, keduanya telah menyatu dalam keintiman yang sangat tabu dilakukan pada masa itu. Anna tidak pernah tahu, sosok siapa yang berada dalam imajinasi Ellie. Selain itu, karena semuanya terjadi di kastil dalam ruangan pribadi seorang bangsawan kelas atas, maka kisah itu seolah-olah tidak pernah ada.

Chapitre suivant