webnovel

Chapter 137

"Terima kasih untuk tumpangannya," ucap Luffy dengan dingin, menyebabkan mata Enel melebar ketakutan. Setelah Luffy mengatakan itu, ia melihat kilauan cahaya di sudut matanya. Memutuskan untuk menyelidiki kilauan cahaya itu, Luffy melakukan satu-satunya hal yang bisa dia lakukan dalam situasi seperti ini.

Dia melapisi tinjunya dengan kilat yang di gabungkan dengan haki dan kemudina meninju Enel ke arah kilauan cahaya yang dilihatnya.

"Gungnir!" ucap Luffy sambil meninju wajah Tuhan palsu itu. Saat tinjunya menghantam wajah Enel, dentuman petir yang keras terdengar di seluruh Skypiea.

Enel sekali lagi terlempar ke arah kilauan yang dilihat Luffy dengan kecepatan yang melebihi kecepatan suara. Ketika Luffy melihat Enel terlempar menuju pulau awan tempat dia melihat kilauan itu, dia segera mengubah tubuhnya menjadi kilat petir hitam lalu pergi ke atas, dimana awan petir hitam tebal sedang berkumpul, ketika Luffy sampai di dalam awan, ia menggunakan partikel-partikel listrik di dalam untuk bisa bergerak lebih cepat.

Ketika Enel berada tepat di atas pulau awan di mana kilauan cahaya yang dilihat Luffy berada, sambaran petir hitam tiba-tiba keluar dan menyambar Enel tepat di dada, mengirimkannya meluncur ke bawah.

Begitu Enel menabrak awan, tubuhnya terpental kambali setinggi 2 meter di udara. Saat itulah Luffy muncul sekali lagi dan menginjakkan kakinya ke perut Enel, membuat tubuh Enel kembali jatuh lagi ke awan, menyebabkan ia membatukkan banyak darah.

Setelah Enel membatukkan semua darah itu, tubuhnya berubah kembali menjadi seperti semula, dan semua listrik di sekitar tubuhnya juga ikut menghilang.

"Apakah kau melihat itu," ucap Luffy sambil memandang ke arah kanannya, dimana sebuah lonceng emas raksasa berdiri dengan kokoh. "Itu pasti lonceng yang dibicarakan Noland dalam jurnalnya," tambah Luffy sambil mengagumi lonceng itu.

Saat memandang lonceng raksasa ini Luffy juga melihat sebuah Poneglyph yang berada di bagian bawah lonceng.

'Robin pasti akan senang ketika melihat ini,' pikirnya sambil menatap Poneglyph.

"Itu ... milik … ku!" ucap Enel sambil menggeram dengan lemah, menarik perhatian Luffy. " lonceng ini akan menjadi tambahan yang bagus untuk Ark Maxim," tambah Enel dengan suara lemah, menyebabkan Luffy mengangkat alis padanya.

"Apa itu Ark Maxim?" Luffy bertanya sambil menatap Enel.

"Itu adalah kapal yang telah aku bangun selama enam tahun terakhir ... * Uhuk ** Uhuk *" jawabnya dengan suara serak.

"Setelah aku membunuhmu, aku akan menghancurkan pulau langit ini dan mengirimkannya kembali ke Blue Sea, sebelum mengambil lonceng itu dan berlayar ke Endless Vearth!" katanya lagi, menyebabkan Luffy menatap Enel seperti ia melihat orang gila.

"Aku punya berita untukmu, Tuhan," ucap Luffy sambil membungkuk dan berbisik ke telinga Enel. "Kau hanya akan hidup untuk sepuluh menit lagi," tambahnya dengan nada dingin, yang membuat tubuh Enel langsung merinding.

"A-aku tidak bisa mati," balas Enel sambil menatap Luffy dengan mata melebar. "Aku adalah tuhan," tambahnya, menyebabkan Luffy menggelengkan kepalanya.

"Untuk terakhir kalinya!" Luffy berkata dengan dingin sambil mengangkat kakinya dari perut Enel, hanya untuk membantingnya kembali ke bagian perut Enel, menyebabkan ia membatukkan lebih banyak darah.

"Kau bukan tuhan!" Luffy berteriak sambil menginjak perut Enel lagi, menyebabkan dia melepaskan tongkat emas yang dia pegang. Luffy kemudian mengamati tongkat emas itu sebelum mengambilnya dan memutar-mutarkannya di tangan dan kemudian di sekitar tubuhnya.

"hmmm, aku tidak pernah merasa begitu cocok menjadi seorang pendekar pedang," ucap Luffy sambil meletakkan tangannya yang lain pada pedang yang diikatkan di samping badannya. "Tapi tongkat ini terasa sangat pas di tanganku," tambahnya sebelum menatap kembali pada Enel. "Kurasa aku akan menyimpan tongkat milikmu ini," katanya lagi sambil terkekeh.

Luffy kemudian memanggil awan yang memiliki semua barang-barangnya di dalamnya. Awan itu kemudian muncul di samping Luffy dan melayang di sana sebelum sesuatu mulai naik dari dalam awan.

Benda dari dalam awan itu adalah keranjang buah besar yang berisi berbagai macam buah-buahan. Luffy kemudian kembali menatap Enel dan berbicara dengan seringai di wajahnya.

"Kau memiliki buah iblis yang langka," ucap Luffy sambil tersenyum fan menatap Enel. "Kau tidak keberatan jika aku mengambilnya bukan?" Luffy bertanya dengan suara dingin, yang menyebabkan mata Enel langsung melebar ketakutan.

Luff kemudian tertawa dingin sebelum menatap Enel lagi dan berbicara dengan nada mengancam. "Well, kau sebenarnya tidak punya pilihan lain dalam hal ini," tambah Luffy, menyebabkan Enel yang sudah pucat menjadi semakin pucat.

Luffy kemudian membalikkan tubuh Enel, sehingga posisinya sekarang menjadi tengkurap, lalu Luffy meraih kedua lengan Enel dan menariknya kebelakang.

"Tunggu! Tolong berhenti!" Enel memohon saat dia mulai merasakan rasa sakit lengannya yang akan patah. "Kasihanilah aku! Kumohon!" dia memohon pada Luffy yang matanya hanya menatap dingin tanpa emosi sebelum dia berbicara lagi dengan nada tanpa emosi.

"Apakah kau menunjukkan belas kasihan kepada anggota kru ku ketika kau menyetrumnya," ucap Luffy dengan marah sebelum memberi tarikan terakhir pada kedua lengan Enel, sehingga suara mengerikan dari bahu Enel yang lepas dari sendinya terdengar.

"Ahhhhhhh!" Enel menjerit kesakitan. Luffy lalu melepaskan lengannya sebelum berjalan ke arah kakinya. Ia kemudian melapisi kaki kanannya dengan haki sebelum menginjak kaki kiri Enel dengan keras, mematahkannya.

"Apakah kau bahkan sempat berpikir untuk menunjukkan belas kasihan padanya?" Luffy bertanya lagi sebelum dia berjalan ke kaki lainnya. "Atau dia hanya serangga yang bisa kau hancurkan menggunakan kakimu?" tanyanya sebelum mematahkan kaki kanan Enel dengan cara yang sama seperti sebelumnya.

"AHHHh!" Enel terus berteriak dengan keras. Luffy kemudian membalikkan badannya kembali dan meletakkan bagian bawah tongkat emasnya yang baru ia miliki di dada Enel.

"Ini akan sangat menyakitkan," kata Luffy dengan nada dingin sebelum listrik berwarna hitam merambat dari tangannya melalui tongkat emas dan masuk ke tubuh Enel. Begitu listrik hitam memasuki tubuhnya, Enel mengeluarkan teriakan kesakitan yang sangat keras sampai-sampai menggema keseluruh Skypiea.

Orang-orang Skypiea sudah ketakutan ketika mereka melihat langit berubah menjadi hitam dan ketika Giant jack terjatuh, tetapi sekarang sebuah teriakan tiba-tiba memenuhi udara, membuat semua orang semakin takut.

"Sakit bukan?" Luffy bertanya dengan seringai sadis di wajahnya.

"Tidakk, kumohon! Hetikan!" Enel memohon tetapi Luffy tidak medengarkan sama sekali.

"Itu baru 1000 volt, mari kita coba 10.000," ucap Luffy sambil menambah voltase. "100.000," katanya sekali lagi, sebelum menambah voltase. "1 juta!" tambhanya lagi.

Enel membuka mulutnya untuk berteriak tetapi tidak ada suara yang keluar. Luffy berhenti setelah sepuluh detik dan menatap Enel mengeluarkan busa di mulutnya.

Luffy kemudian menempatkan tongkat emas di awan petir miliknya dengan keranjang buah sebelum berjalan menuju lonceng emas raksasa. Dia berhenti begitu dia berada di tengah jalan dan melihat kembali ke arah Enel yang saat ini tidak sadarkan diri.

"Bagaimana kalau kau membantuku membunyikan bel ini," kata Luffy sebelum dia mengarahkan telapak tangannya yang terbuka ke arah Enel yang terkapar, menyebabkan tali yang terbuat dari listrik hitam keluar dan melilitkan dirinya di leher Enel.

Luffy lalu memegangi tali yang terbuat dari listrik itu sebelum dia mulai mengayunkan tubuh Enel seperti kincir angin. Pada setiap putaran yang dilalui Enel, Luffy akan meningkatkan kecepatan putarannya, hingga akhirnya Luffy maju selangkah dan menarik Enel yang masih berputar dan mengahtamkannya ke lonceng emas itu dengan kekuatan yang sedemikian rupa, sampai-sampai menjatuhkan lonceng raksasa itu kebelakang dan keluar dari pulau awan, menyebabkannya jatuh ke bawah. menuju Upper yard.

Saat Enel menghantam lonceng, Luffy meningkatkan suhu listirk yang melilit leher Enel sehingga memenggal lehernya dengan cepat.

Kepala Enel berguling-guling di permukaan pualu awan sementara tubuhnya jatuh bersamaan dengan lonceng raksasa. Luffy kemudian dengan cepat berbalik dan melihat ke arah keranjang buah miliknya, tidak lama kemudian sebuah apel berwarna merah berubah menjadi biru elektrik sebelum pola melingkar-lingkat muncul di atasnya.

Ketika Luffy melihat ini dia langsung menyeringai penuh kemenangan.

Luffy kemudian berjalan ke arah kepala Enel dan mengambilnya dengan menarik rambutnya sebelum berjalan kembali ke awan miliknya. Dia akan melompat ke awan tetapi berhenti ketika suara indah dari lonceng berdentang memenuhi Skypea, menyebabkan ia tersenyum.

Luffy kemudian mengambil tongkatnya dan Devil Fruit baru yang ia dapat sebelum melompat ke awan dan terbang ke lokasi dimana lonceng emas bearada.

Ketika Luffy tiba di tepi upper yard tempat lonceng mendarat. Dia melihat bahwa lonceng itu masih berayun maju mundur mengeluarkan suara indah untuk didengar semua orang. Luffy kemudian mengalihkan perhatiannya ke Poneglyph, lalu menutup matanya seolah-olah dia sedang mencoba mendengar sesuatu.

setelah beberapa detik, Luffy membuka matanya dan tersenyum.

"Senjata huh," ucap Luffy sambil tertawa, sebelum melompat kembali ke awan dan menuju ke arah di mana dia merasakan keberadaan Zoro. Setelah menjemput Zoro yang tersesat, mereka berdua pergi menuju ke kapal yang saat ini sedang berlayar upper yard bersama dengan beberapa kapal lain milik Skypieans dan Shandorians.

Luffy dan awannya kemudian berhenti tepat di depan semua kapal, menyebabkan mereka semua berhenti. Luffy berjalan maju dengan tongkat emasnya di satu tangan dan kepala Enel di tangan satunya.

"Kurasa tuhan kalian bukan immortal," ucap Luffy sambil mengangkat kepala Enel agar dilihat semua orang. dia kemudian melemparkan kepala itu ke laut Putih sebelum melompat ke Going Merry.

"Dia membunuh Enel ..." Seorang Shandorian berkata dengan kagum sambil menatap kepala yang sekarang sudah tenggelam.

"Tidak bisa dipercaya, dia berhasil membunuh tuhan," ucap Skypiean lain, yang menyebabkan Luffy menghela nafas dan menggelengkan kepalanya sebelum melihat ke sekeliling kapalnya.

Ketika Luffy melihat sekeliling, dia menyadari ada lebih banyak orang di atas kapalnya dari pada sebelum dia meninggalkanny. Ada krunya bersama dengan Gan Fall, Conis dan ayahnya, seorang gadis kecil Shandorian, dan orang-orang Shandorian beserta pemimpin mereka yang bertarung dengan Zoro.

Sebelum dia bisa mengatakan apa pun kepada mereka semua, Gan Fall maju ke depan dan berbicara.

"Kamu telah membunuh Enel dan membebaskan orang-orang Skypea dari pemerintahannya yang kejam," ucap Gan Fall dengan suara penuh rasa terima kasih.

"Bagaimana kami bisa membalasmu, anak muda?" ksatria tua itu bertanya sambil menatap Luffy. Luffy melihat sekeliling dan melihat bahwa orang Skypie lainnya menganggukkan kepala mereka, menyetujui apa yang sedang dilakukan Gan Fall begitupun beberapa orang Shandorian.

"Well, aku agak lapar," jawab Luffy sambil mengusap perutnya. "Dan kami akan sangat menghargai bila kami bisa mengambil sebagian emas yang dicuri oleh Enel," tambah Luffy, menyebabkan semua krunya tersenyum lebar, terutama Nami.

"Itu bisa di atur," sahut Gan Fall sambil tersenyum. "Kami, orang-orang langit tidak membutuhkan emas, bahkan banyak dari kami yang tidak tahu apa itu," katanya lagi, menyebabkan Luffy mengangguk mengerti.

"Hei! Topi Jerami!" teriak seseorang, menarik perhatian Luffy. Ketika Luffy melihat ke sisi kapalnya, dia melihat pemimpin Shandorian yang dia setrum sebelumnya duduk di tiang utama kapalnya.

"Beraninya kau membunyikan Lonceng Emas. Hanya Shandorianlah yang bisa membunyinya!" teriaknya, menyebabkan Luffy menyipitkan matanya sebelum guntur yang keras terdengar di atas kapal, membuat takut beberapa orang.

"Aku sarankan kau menjaga sikapmu saat kau berada di kapal MILIKKU sebelum aku menyelesaikan apa yang aku mulai sebelumnya," ucap Luffy dengan dingin menyebabkan Wyper menggeram.

"Dan alasan mengapa aku membunyikan lonceng itu adalah, aku punya teman yang merupakan keturunan dari pria bernama Noland ini, jadi aku membunyikan lonceng itu untuknya," tambah Luffy dengan mengangkat bahunya, menyebabkan mata kepala suku Shandorian melebar, begitupun dengan Wyper.

Tetapi Luffy tidak begitu memedulikan mereka, sebaliknya dia berjalan ke dek atas di mana Nami berada dan berbicara dengannya.

"Ada apa, Kapten?" dia bertanya.

"Apakah log posenya sudah merekam medang magnet pulau ini?" Luffy bertanya sambil menatapnya. Nami kemudian melihat log pose di pergelangan tangannya sebelum dia menjawab.

"Tidak, belum," jawab Nami, menyebabkan Luffy tersenyum.

"Baiklah kalau begitu, mari kita mulai liburan kita yang tertunda," ucap Luffy sebelum dia masuk ke ruangan kaptennya, meninggalkan kru di belakangnya tersenyum bahagia.

"Luffy!" panggil Robin dengan sedikit berteriak, menghentikan langkah Luffy yang akan memasuki ruangannya. Ketika Luffy berbalik, dia melihat Robin yang mengenakan perban di seluruh tubuhnya menatap Luffy, menyebabkan ia tersenyum, mengetahui apa yang akan Robin tanyakan.

"Lonceng emas terletak di bagian barat daya pulau," ucap Luffy sebelum Robin bisa berbicara. "Sebelumnya lonceng itu berada di sebuah pulau awan di sebelah barat Giant Jack, tapi aku menjatuhkannya ketika aku membunuh Enel," tambah Luffy, menyebabkan Robin dan Skypiean lainnya tersenyum.

Luffy kemudian melanjutkan berjalan ke dalam ruangannya dan menutup pintu di belakangnya. Luffy duduk di tempat tidurnya dan meletakkan tongkat emas miliknya ke dinding sebelum dia meraih ke bawah tempat tidur dan menarik keluar sebuah peti.

Luffy kemudian memasukkan tangannya ke dalam mantelnya dan mengeluarkan sebuah kunci sebelum membuka peti itu dan memperlihatkan tumpukan yang penuh dengan Devil Fruit.

'Terima kasih untuk buahnya, Enel,' pikir Luffy sambil terkekeh, sebelum menutup peti tadi dan memasukkannya kembali ke bawah tempat tidurnya.

Chapitre suivant