"Kak, Kakak Jalak, bangun."
Kubuka mataku perlahan saat mendengar suara yang sudah tidak asing lagi. Deka menggoncang badan yang malah ketiduran ini, seharusnya aku berjaga, 'kan? Sialan memang.
"Pipis," ucap Deka.
Syukurlah, bukan hal buruk yang ia kabarkan. Aku mengangguk, bangkit berdiri, lantas mengikuti langkah Deka.
"Di kamar itu aja, Deka. Jangan keluar," suruhku.
Sementara anak itu kencing di pojok ruangan yang nyatanya memang bukan toilet. Aku menatap Banyu, masih terbaring dengan sesekali terbatuk. Tak ada yang bisa kuperbuat, selain menyediakan makan dan minum atau obat yang perlu dia konsumsi.
"Kak Santi belum pulang, ya." Deka berada di dekatku, dia sudah selesai buang air kecil.
"Mungkin besok, sekarang masih gelap, 'kan?" Aku mengusap kepalanya dengan lembut, "Deka tidur lagi, okey?"
Deka mengangguk, lantas kembali ke tempatnya tidur. Dia penurut, dan pasti memang masih mengantuk.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com