"Argh!!" Segera aku berlari saat mendengar teriakan seorang wanita. Suara itu, aku yakin itu adalah wanita yang kutemui di danau sebelumnya. "Aku bersumpah jika kalian berani menyakiti orang-orang ku, akan kubawa kalian menemui ajal kalian!!!" Geram ku berlari menuju desa.
"Anakku! lari lah, jangan khawatir kan ibuku!" Teriak ibuku dari dalam pelindung bersiaga mempertahankan desa dari para bandit.
'Slash!!'
[Berhasil membunuh orang dengan level 17, mendapatkan 10.000 exp]
[Level Up!]
"Tenang saja ibu, kalian akan aman berada di dalam sana"
"Siapa bocah ini!! Cepat bunuh dia!" Teriak salah satu orang yang melihat ku menebas leher temannya. "Dasar bocah tengik!"
'Slash!'
Tanpa memperdulikan keadaan, aku terus berlari menuju desa goblin. Aku mengkhawatirkan keselamatan orang tuaku, walaupun aku tahu ayah bisa menjaganya.
Aku terus berlari ke depan dan menyerang seorang pria muda. 'Ting!' seranganku berhasil ditangkis dengan mudah.
"Apa yang kalian lakukan!? tangkap bocah itu!!" Teriak pria muda dengan tubuh dipenuhi otot. "Baik bos!" Semua orang tiba-tiba berlari menargetkan ku seakan aku adalah buruan yang mudah ditangkap. Aku hanya tersenyum, dan dengan cepat menebas beberapa orang.
'Slash!
'Slash!
'Slash!
'Bocah ini bukan bocah biasa, gerakannya dan keseimbangannya sangat sempurna. Di umurnya yang masih sangat muda, ia sudah mencapai tingkat atas dalam ilmu berpedang' Gumam pemimpin atau boss dari semua orang.
"Bocah, kau pantas menjadi lawan ku kali ini. Akan tetapi, kamu bukan prioritas ku sekarang. Segera setelah mendapatkan desa ini aku akan membunuhmu secara perlahan" Ucapnya penuh kesombongan seakan dirinya berada di puncak kekuatan.
"Tahan bocah itu sampai aku berhasil menghancurkan pelindung sialan ini!" Pria itu terus menghantam pelindung desa menggunakan palu besarnya.
'Boom!'
'Boom!'
Suara benturan terdengar beberapa kali. Namun sayangnya sekuat apapun serangannya, itu tak memiliki efek apapun. 'Sial! pelindung ini sangat kuat. Siapa orang yang bisa membuat pelindung sekuat ini?' Gumam nya penasaran sambil melirik ke arah ibuku. 'Itu pasti dia!'
.....
Aku melihat sekeliling, dan menghitung jumlah bandit yang tersisa. Aku tersenyum, saat tahu jika mereka hanya memiliki sekitar 23 orang lagi. "Ibu, aku takut kalian akan melihat sesuatu yang mengerti hari ini juga" Ucapku dengan senyuman mengerikan.
'Slash!'
Para bandit mencoba menyerangku dari berbagai arah. Namun aku menghindari nya dengan mudah. "Apakah ini yang kalian sebut sebuah serangan mematikan? sangat mengecewakan" Aku mencoba memprovokasi mereka supaya mereka marah dan hilang kendali atas pikiran mereka.
'Slash!!'
'Boom!'
Serangan pedang dan palu besar datang secara bersamaan. Aku terkejut karena tubuhku hampir terkena akibat nya.
'Sresh!'
Aku membuat sebuah garis lurus di depanku, dan menyuruh para bandit maju. "Majulah, kalian akan mati jika melewati garis ini!"
"Begitu sombong nya kamu bocah!!!" Beberapa bandit berlari ke arahku secara bersamaan. melihat itu aku hanya bisa tenang dan tersenyum, "Sombong? benar aku akan menjadi sombong! aku tidak akan menunjukkan sisi baik ku dihadapan musuhku!"
'Slaah!'
'Slaah!'
'Slaah!'
Aku menebas kepala mereka saat mereka melewati garis yang aku buat sebelumnya. "Aku bukan tipe orang yang akan berbaik hati dan naif seperti orang lain, ingat itu!"
Berkat gertakan itu, bandit yang tersisa enggan untuk menyerang. Mereka berpikir untuk menyerah saat itu juga. Melihat kekuatan yang mengerikan mereka tertunduk patuh.
"Sebenarnya apa yang kalian lakukan! bagaimana bisa kalian kalah oleh seorang bocah!!...."
"....Bunuh dia atau aku akan membunuh kalian setelah aku berhasil menghancurkan dinding pelindung ini!"
Aku merasa Boss bandit kesal karena tak mampu menghancurkan pelindung itu, namun melampiaskan kekesalannya pada anak buahnya. "Bagaimana? apakah kalian ingin mati di tanganku atau mati ditangan boss kalian?" balasku membuat seluruh bandit diam tak berkutik.
Mereka semua benar-benar tak bisa berbuat apa-apa. Namun ditengah-tengah pemikiran mereka, salah seorang bandit berteriak...
"Apa yang sebenarnya kalian pikirkan, walaupun bocah itu terlihat sangat kuat namun jika dibandingkan dengan boss kita dia hanyalah seekor semut!"
"Itu benar!! dia hanyalah bocah, jika dari segi kekuatan kita kalah namun kita bisa mengimbanginya dengan jumlah" Balas temannya memberikan dukungan kuat.
"Oho....jika kalian tidak bisa mengatasi kualitas maka kalian hanya bisa mengandalkan kuantitas. Itu menarik, apakah perkataan kalian benar atau salah!"
Kini semua bandit berlari bersamaan ke arahku, mereka mencoba menggunakan taktik mengepung ku dari segala arah. Mereka ingin membagi kewaspadaan ku dengan saling berpencar.
"Aku akui kerja sama kalian sangat mengerikan, namun kalian telah memilih lawan yang salah!"
'Boom!'
Aku mengeluarkan hawa membunuhku, dan dalam sekejap mata semua orang jatuh ke atas tanah tertekan auraku.
'Slash!!'
'Slash!!'
Aku membunuh para bandit tanpa memperlihatkan sedikit pun rasa kasihan ataupun simpati. Namun aku memiliki ide lain, aku menyisakan satu orang untuk melihat pertarungan ku dengan boss bandit.
"Hey kamu! berdirilah dan jangan lakukan sesuatu yang mencurigakan"
"Ba-baik bos!"
"Jangan panggil aku sebagai bos mu! atau aku akan membunuhmu juga"
"Ma-maafkan aku bo- ah maksudku tuan"
Entah dia bodoh atau apa, namun rasa takutnya sungguh berlebihan.
"Hei pak tua! bukankah sudah waktunya kamu berhenti melakukan hal yang sia-sia?" Teriak ku bersandar pada batang pohon.
Boss bandit menengok kebelakang, dan terkejut dengan apa yang ia lihat. "Apa!! apa yang terjadi pada kalian!"
"Ini bukan saatnya untuk bersedih, bagaimana kalau kita melakukan pertarungan hidup dan mati. Oh iya, dia akan menjadi saksi nya" Ucapku menunjuk ke arah pria yang aku biarkan hidup sebelumnya.
"Huh? apakah aku tidak salah dengar? seorang bocah mencoba menantang ku? hahahaha sungguh, sungguh menarik!!" teriaknya tertawa dan memamerkan hawa membunuhnya padaku.
'Boom!'
Hawa itu sangat mengerikan bahkan aku hampir terkena dampaknya. 'Dia bukan bos bandit seperti biasanya, dia sangat kuat hampir atau sama dengan monster harimau!'
"Kemarilah bocah!" Pria itu mengejutkan ku yang muncul tiba-tiba di depan mataku. 'Sial!'
'Boom!'
Walaupun aku tak sepenuhnya dapat menghindari serangan itu, namun aku berhasil meminimalisir dampak serangannya.
[Mendeteksi kerusakan tubuh tuan]
[Mengaktifkan pemulihan otomatis]
Luka ku dengan cepat sembuh. Kulit yang sebelumnya mengeluarkan darah kini mulai tertutup.
'Apa!? orang itu memiliki sihir penyembuhan?' Batin bos bandit. 'Kecepatan dan refleknya sangat kuat, namun dia juga memiliki sihir penyembuhan? apakah itu mungkin?' Lanjutnya tak mau mempercayai apa yang ia lihat, namun terkadang kenyataan sangat menyakitkan untuk diyakini.
Boss bandit gelisah. Dia terlihat semakin takut melihat bakat ku. Pedang, sihir, mantra aku bisa menguasai semua jika aku mau.