webnovel

Mereka Ada

Horreur
Actuel · 25.5K Affichage
  • 26 Shc
    Contenu
  • 5.0
    10 audimat
  • NO.200+
    SOUTIEN
Synopsis

Menjadi manusia yang berbeda dari yang lainnya, bukanlah keinginanku. Mengetahui kematian seseorang bahkan juga melihat sesuatu yang akan terjadi pada orang tersebut. Hal yang membuatnya nyaris gila, bukan karena ia membenci takdirnya. Hanya saja ia tidak sekuat mereka yang memiliki kelebihan untuk melihat sesuatu yang dianggap mutlak oleh manusia pada umumnya. Orang lain, tidak pernah mengenalku dari dalam. Mereka hanya tau jika aku hanya lah orang gila yang harus di asingkan. Ku pikir, ini hanya lah sebuah kesalahan yang di tuangkan oleh indera penglihatanku, tapi ternyata aku salah! Sejak saat itu, aku mulai merasakan bagaimana tanda-tanda kehadirannya, bahkan mengiterupsi hidupku yang semakin lama terasa semakin mencekam. Tania Salsabila gadis yang sering dipanggil Tania ia bukan manusia biasa ada suatu kelebihan yang ada pada dirinya dan membuatnya sedikit sulit untuk bergaul dengan siapapun. Tania yang mempunyai kelebihan untuk bisa melihat makhluk gaib dan ia bisa berbicara dengan mereka. Namun berbeda dengan orang yang melihatnya ia selalu mengatakan Tania seperti orang gila yang hanya berbicara dengan dirinya sendiri. Hingga suatu ketika, ia berpikir untuk mendatangi orang pintar agar bisa menutup kembali mata batinnya. Lantas, bagaimana akhirnya?

Chapter 1Jessi Ghost

Perkenalkan nama gue Tania Vandrien, kini gue baru duduk di kursi SMA, dan gue ga sama kaya teman-teman yang lain yang banyak memiliki teman. Percuma gue punya teman kaya mereka karena itu ga bakal mungkin terjadi di kehidupan gue, dan mereka hanya menggap gue orang gila. Ini cerita gue.

***

Ini semua berawal dari Tania masih kecil, saat masih berumur 4 tahun, dan saat itu ia masih tak sadar jika yang dia lihat adalah makhluk astral. Kini gadis itu tinggal bersama orang tua dan juga kakak perempuan di rumah peninggalan nenek yang merupakan salah satu peninggalan Belanda, dan saat di rumah itu ia banyak memiliki teman dan anehnya orang lain tak melihat mereka, kecuali bokapnya, Helven Van Der. Pria campuran Belanda dan Indonesia.

Sekarang Tania berada di kamarnya yang asyik memainkan boneka ditangannya, dan ia melihat seseorang yang berada diluar jendelanya, dan tiba-tiba mengetuk kaca jendela tersebut membuat Tania kaget dan melihat ke arah jendelanya. Tania yang melihat seorang anak perempuan dan juga boneka ditangannya itu, berada di balik jendelanya, membuat Tania penasaran dan berjalan menghampiri anak perempuan yang sebaya dengannya.

"Kamu siapa?" tanya Tania lugu dengan boneka yang masih setia ditangannya.

"Aku boleh main bareng kamu ga?" ucap anak perempuan yang berada di balik kaca jendela Tania.

"B- boleh dong, nama kamu siapa?" ujar Tani yang membuka kaca jendela tersebut.

"Kenalin nama aku Jessi," ucap Jessi yang kini telah berada di samping Tania.

"Hai Jessi, aku Tania," ucap Tania yang senyum ke arahnya.

"Kamu mau mainkan? Ya udah sini kita main boneka-bonekaan," ucap Tania yang menarik tangan Jessi.

"Kamu ga takut sama aku?" tanya Jessi yang duduk didepan Tania yang asyik memegang bonekanya.

"Gak dong, kenapa takut, emang kamu hantu, kalo kamu hantu ya iyalah, aku bakal takut, kan serem," ucap Tania dengan polosnya.

"Tapi, kalo misalkan aku bener-bener hantu, kamu ga mau dong jadi temen aku?" ucap Jessi, yang membuat Tania berhenti memainkan bonekanya.

"Kok Jessi ngomong gitu ama Tania? Jessi cantik masa sih cantik-cantik kaya gini jadi hantu, udah lah Jes mending kita main aja yuk, ga usah mikir yang aneh-aneh," ucap Tania yang kembali memainkan bonekanya.

"Iya," sahut Jessi.

Setelah beberapa menit berlalu dan kini mereka masih sibuk bermain, dan tiba-tiba pintu kamar Tania terbuka yang menampilkan sosok maminya yang berada di sana.

"Haii Tania, gadis kecil mami yang tercantik," ucap maminya yang berjalan ke arah Tania dan memeluknya.

"Mami," sahut Tania yang membalas pelukan maminya.

"Loh kok Tania sendirian sih sayang? Kak Vina mana? Bukannya tadi pagi mami nyuruh buat jagain kamu?" ucap mami Tania.

"Iya tadi kak Vina tadi ke sini kok mi tapi cuma sebentar katanya ada urusan sebentar, terus Tania disuruh main sendirian," adu Tania yang masih memeluk lengan maminya.

"Tania kakak dataaang," ucap Vina yang tiba-tiba masuk ke kamar Tania.

"Eeh, mami udah pulang?" ucap Vina yang berjalan ke arah Tania dan juga maminya, dengan tampang tanpa salah.

"Kemana aja kamu? Bukannya tadi mami suruh jagain Tania malah keluyuran," ucap Adrien maminya.

"Mi aku ga keluyuran tadi cuma ke toilet bentar doang kok," ucap Vina.

"Ke toilet kenapa selama itu? Ngapain?" ucap Adrien.

"Iih, mami kepo deh, Tania aja ga marah, iya kan," ucap Vina yang memegang tangan Tania.

"Awas aja besok kamu bakal kaya gini lagi, kamu mau adek kamu kenapa-kenapa? Dia masih kecil loh," ucap Adrien yang kesal dengan Vina.

"Iya mi, besok aku ga bakal kaya gini lagi kok, tenang aja," ucap Vina.

"Iya mi, lagian Tania gapapa kok," sambung Tania yang melihat ke arah Adrien.

"Tuh kan, Tania aja nggak apa-apa mami kok marah-marah sih," ucap Vina.

"Gak apa-apa gimana? Kamu sendirian kaya gini, malah bilang gak apa-apa," ucap Adrien.

"Tania ga sendirian, Tania ada teman, iya kan Jess," ucap Tania yang melihat ke depan yang di sana memang ada Jessi, namun berbeda dengan dua orang yang berada di dekat Tania mereka terlonjak kaget karena ucapan Tania.

"Haaah?" pekik Vina yang kaget dengan ucapan Tania.

"Heh, Tania jangan aneh-aneh deh sayang, di sini ga ada siapa-siapa selain kamu, mami, papi dan kak Vina. Jadi jangan ngomong yang aneh aneh deh," ucap Adrien yang dibuat bingung dengan ucapan putrinya.

"Tania ga aneh-aneh mi, Tania ada temen itu dia, namanya Jessi," ucap Tania yang menunjuk ke arah depannya.

"Tania, kamu cuma takut takutin kak Vina kan? Jangan bohong deh, kak Vina ga takut tuh," ucap Vina.

"Gak kak, Tania bener ga bohong dan Tania juga ga takut-takutin kak Vina, Tania beneran ada teman itu di depan Tania sekarang dia ada kok di sini," ucap Tania yang kembali menunjuk ke arah depan.

"Tuh kan Vina, gara gara kamu sih Tania jadi kaya gini," ucap Adrien panik.

"Loh kok salah aku sih mi? Kan aku cuma ke toilet bentar," ucap Vina.

"Mi ini ga salah kak Tania, ini ga ada yang salah mi. Emang Tania salah punya teman, kan Jessi baik, cantik dia ga jahat," ucap Tania.

"Tania, tapi kamu ga boleh temenan sama dia sayang, dia ga kaya kita," ucap Adrien.

"Kenapa ga boleh? Dia bukan hantu mi, dia sama kaya kita, kenapa ga boleh?" ucap Tania.

"Tania, kamu jujur ya sama kakak, sekarang dia ada gak di sini?" ucap Vina yang berjongkok agar posisi tubuhnya sama dengan Tania.

"Aku jujur kak, Jessi ada disini di depan aku dan juga di depan kakak sekarang, aku ga bohong," ucap Tania.

Seketika Vina kaget dengan ucapan adiknya, dan kini entah kenapa tiba-tiba bulu tengkuknya berdiri.

"Kamu yakin dia teman kamu, baik, dan sama kaya kita?" tanya Vina.

"Iya kak, aku yakin," jawab Tania.

"Tapi kakak ga bisa liat dia Tania," ucap Vina.

"Tapi aku bisa kak, pokoknya dia teman aku!" ucap Tania.

"Tania, kamu ga boleh teman sama dia, kamu denger mami kan, kamu ga boleh temanan sama dia!" ucap Adrien.

"Mami jahat, Tania mau temanan sama Jessi dia baik, ga jahat mi, dia sama kaya kita," ucap Tania.

"Tania, kamu ga nurut lagi ya sama mami? kamu ga mau denger kata mami lagi?" ucap Adrien yang berjongkok dan memegang pundak putrinya.

"Tania mau mi, tapi Tania mau temenan sama dia, dia teman Tania," ucap Tania.

"Tania, kamu ga boleh temanan sama dia, denger kata mami kan sayang," ucap Adrien.

"Hmm, iya," ucap Tania pasrah.

"Ya udah sekarang kita makan yuk, udah ditungguin papi tuh di luar," ucap Adrien yang memegang tangan Tania.

"Bentar mi, Tania mau," ucap Tania.

"Udah, ayo," ucap Adrien yang menarik Tania.

***

Vous aimerez aussi