Alfred melotot. "Apa maksudmu?" tanyanya menyentak. Ia sangat tidak terima jika niat baiknya ditolak seperti ini!
Aura membara mulai hadir disekitar Alfred, urat-urat yang tadi melunak kini mulai menegang, tatapan yang semula sudah biasa kini berubah lagi menjadi nyalang. Sudah berapa kali Alfred katakan jika perintah serta keinginan dirinya jangan pernah ditolak, ia benar-benar tidak suka!
Sekarang, malah Bram yang menunjukan senyuman miringnya, apakah sekarang sudah saatnya untuk balas dendam walau hanya beberapa menit saja? Sepertinya ini sangat seru.
Kaki kanannya Bram naikan pada kaki kirinya, kedua tangannya ia silangkan di depan dada, tatapan yang ia tunjukkan adalah tatapan remeh, bukankah ini terlihat sangat menentang?
"Saya sudah tidak sudi menerima bantuan darimu lagi," jawab Bram santai. Namun, bagi Alfred terdengar sangat sarkas.
"Kau sudah tahu tabiatku!" balas Alfred masih dengan aura panas.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com