Brak!
"Freya!" bentak Deborah menggema seraya melotot kaget akibat sanag anak semata wayangnya menyimpan segepok uang ke atas meja dengan begitu kasarnya hingga membuat ia hampir jantungan.
Sangat beruntung, secangkir kopi yang berada dalam genggaman tangannya tidak rumah mengenai gaun mahal nan mewah yang sedang Deborah kenakan.
Andai saja itu terjadi, akan Deborah pastikan ia langsung mengusir Freya dari dalam rumahnya tepat saat itu juga.
Sangat tidak peduli jika Freya memang merupakan anak satu-satu dirinya. Jikalau dia sudah membuat Deboarha marah, maka terimalah akibatnya.
Bukannya tersentak atau ketakutan dengan bentakan bak petir yang diberikan ibunya itu, Freya justru cengengesan seakan apa yang ia perbuat barusan merupakan sebuah lelucon bukan kesalahan.
Ia mendaratkan bokongnya di single sofa samping ibunya. "Sudahi rasa kagetmu, Bu," titahnya pada sang ibu yang masih saja menatap dirinya dengan kedua mata yang melebar.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com