"Ayah!" Seorang pria dua puluh lima tahun berlari sangat kencang, di lorong rumah sakit. Lima belas menit yang lalu, ia diberi kabar bahwa ayahnya telah menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit umum.
Firmansyah langsung saja ngacir dari tempat kerjanya menuju rumah sakit yang memang jaraknya hanya lima belas menit dengan naik kendaraan umum.
"Ayah! Di mana ayah?!" Firmansyah memberi tatapan mengintimidasi pada orang-orang yang berdiri di depan ruang UGD.
Wajah-wajah mereka menunjukkan ekspresi sedih, lesu, pokoknya menggambarkan kesedihan yang mendalam. Firmansyah tidak percaya dengan kabar akan kematian ayahnya. Buru-buru di meminta pernyataan resmi dari pria empat puluh lima tahun, yang berstatus pamannya.
"Di mana ayah sekarang?! Jangan kalian coba-coba menipuku! Ayahku itu sehat, tidak mungkin dia sakit dan meninggal! Kalian pasti bersekongkol untuk membunuh dia!" bentak Firmansyah di depan Paman yang seharusnya dihormatinya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com