"Jangan khawatir. Aku bukanlah orang yang suka ingkar janji," kata Ketua Jia dengan nada lesu.
Ia jelas lesu. Bahkan merasa malu pula.
Di hadapan banyak anak buahnya, tak disangka ia harus menelan kekalahan telak di tangan seorang pemuda ingusan seperti Zhang Yi. Hal ini bukan cuma pukulan, melainkan juga tusukan. Bukan masalah kekalahan, melainkan penghinaan.
Dalam keadaan demikian, tiba-tiba timbul perasaan bencinya terhadap pemuda itu. Ia muak. Sangat muak.
Rasa kagumnya kepada Pendekar Naga Putih telah hilang seluruhnya. Sekarang yang ada hanyalah rasa benci tak terhingga.
"Bagus. Aku percaya kau adalah orang yang selalu menepati janji," kata Zhang Yi sambil melangkah pergi dari halaman luas tersebut.
Sementara itu di sisi lain, saat tas melihat Zhang Yi sudah kembali mendapatkan kekuatan dan kepercayaan dirinya, dua gadis bernama Cui Im dan Xie Niu itu tampak sangat gembira.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com