Iko duduk termenung sendiri.
"Aku harus gimana?" tanyanya pada gelap.
Ia frustasi akan perasaanya sendiri, sebab dia sudah punya kekasih yang berada di markas besar. Tak mungkin ia menduakan sang kekasih, hanya demi bersama Sinta. Namun, ia juga tak bisa menyangkal perasaan yang sudah menyusup ke dalam hatinya itu.
Jujur saja, Iko ingin menolak perasaan yang tumbuh. Akan tetapi, ia tak mampu. Setiap kali berdekatan dengan Sinta, ia akan semakin ingin bersama wanita itu. Dan jika, tak melihat Sinta, ia akan mencarinya tanpa sadar.
Mereka berdua juga tak mungkin terpisah, sebab satu kelompok dan saling mencari jika tak melihat sehari saja. Hal itu menjadi sebuah kebiasaan yang menumbuhkan rasa cinta.
"Hahhh, aku sudah gila!" umpatnya pada diri sendiri.
"Masuklah ke dalam, biar aku jaga di sini," ujar seseorang yang membuatnya sedikit terkejut dan membuyarkan kegalauannya.
Iko menoleh dan melihat Yanto sedang berdiri di belakangnya. Ia mengangguk dengan berat hati.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com