webnovel

Chapter 2 : Vivid

[Selamat datang di Vivid]

Pemberitahuan tersebut segera dapat telinga Assuja tangkap begitu dia masuk ke dalam Vivid, game yang Charista tunjuk. Salah satu game terpopuler saat ini, tapi apa yang membuat dia setuju tentu bukan karena itu, tapi karena Vivid dapat mencapai tingkat realitas indra tertinggi.

Itu bukan karena Assuja benar-benar tertarik pada Vivid, itu hanya karena Charista terus mengoceh banyak hal yang berkaitan dengan Vivid untuk membuatnya benar-benar yakin. Terlebih, dia pun pernah mendengar beberapa orang membicarakan pengalaman bermain Vivid di jalan.

Dan dia pun sempat bertanya dengan setengah bercanda kepada Charista tentang kenapa game ini bernama Vivid, seolah itu sebuah roman game yang hanya dijawab dengan lemparan dari Charista.

Membuatnya kembali teringat akan kacamata tidur yang Cha lempar— yang ternyata adalah alat untuk Full-Dive VR. Dan bahkan alat itu sendiri tidak kehilangan fungsi asli dari desainnya karena itu benar-benar nyaman untuk dipakai.

Sembari berpikir bahwa hal itu cukup absurd. Assuja segera mendengar pemberitahuan lain namun ...

[Wajah baru terlihat.]

... Dia segera berbalik ke arah suara itu berasal, suara yang jelas adalah bentuk pemberitahuan sistem, suara dari sosok di depannya.

Sosok dengan rambut putih panjang terurai di bawah halo berbentuk lingkaran yang sebenarnya entah terdiri dari berapa banyak segi yang melayang lembut. Beberapa benang cahaya tipis terlihat berkedip dari mantel— atau mungkin tubuhnya menuju entah ke mana benang itu akan berakhir, mantel putih bersih yang membalut sebuah kemeja putih pula. Dia, sosok itu benar-benar tepat untuk disebut sebagai keberadaan tanpa noda, karena hanya warna putihlah yang membalutnya dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Dia menyangga kepalanya dengan tangan kiri, menatap Assuja sesaat sebelum menutup matanya diam dan membuka mulutnya ...

[Apakah kamu ingin segera memulai?]

... memunculkan pemberitahuan di depan mata Assuja, membuat dia menduga bahwa sosok itu adalah sejenis guider awal? Namun, karena keanehan guider tersebut, dia berhasil membuat Assuja mengangguk heran sekaligus bingung.

[Pembuatan karakter dimulai]

Sosok itu menjawab dengan cara mekanis, tapi itu tidak sama dengan nada suaranya yang terdengar bosan di telinga Assuja. Namun, bahkan sebelum dia dapat berpikir lebih jauh sebuah kertas terbang ke arahnya, menunjukkan potret seorang pria, dirinya, atau lebih tepat karakternya.

[Kamu dapat mengubah penampilanmu dengan ....]

Suara itu terus berlanjut, membacakan beberapa petunjuk cara untuk mengubah karakter. Meski apa yang Assuja lakukan hannyalah melewati semua langkah yang mungkin dilakukan dan segera akan mengembalikan kertas tersebut. Dia sama sekali tidak mengubah sedikit pun penampilannya.

[Apakah kamu yakin tidak akan mengubah penampilan?]

Tanya sosok tersebut.

[Kamu tidak akan dapat mengubah penampilanmu setelah diputuskan kecuali dengan beberapa metode khusus]

Assuja melihat potret karakter pada kertas di tangannya. Seorang pemuda dengan rambut agak panjang berwarna coklat kemerahan berbalut pakaian sederhana, potret sempurna akan tiruan dirinya. Sejak tidak adanya pilihan untuk ras lain dari awal selain manusia, dia benar-benar tidak ingin mengubah sesuatu.

"Aku yakin," jawab Assuja.

[Bentuk kehadiran dikonfirmasi]

[Menuju langkah Sela—]

"Tunggu sebentar," potong Assuja cepat. "Bisakah kamu membuka pengaturan lanjutan?"

Mata sosok itu terbuka, menatap Assuja sejenak sebelum melemparkan beberapa kertas lain yang terbang dengan lembut sebelum berhenti di depan Assuja.

Tanpa berbasa-basi, Assuja langsung mengambil kertas yang merupakan lembar pengaturan untuk tingkat sensitivitas dan memaksimalkan semua jenis opsi yang ada. Jauh lebih sibuk daripada apa yang dia lakukan pada lembar penampilannya yang hanya diberi bahu ingin, dilewati begitu saja.

Penciuman, pengecap, peraba ... semua jenis sub kategori yang ada dari ketiga indra tersebut —termasuk rasa sakit— Assuja maksimalkan tanpa ragu. Sejak dua indra lain (penglihatan dan pendengaran) tidak benar-benar memiliki sebuah pengaturan yang berarti, dia hanya akan membiarkannya tetap sebagaimana adanya.

"Selesai," kata Assuja saat menyerahkan lembar pengaturan kembali ke sosok di depannya.

[Apakah kamu yakin dengan pengaturan ini?]

Pertanyaan konfirmasi lain datang dan Assuja mengangguk dengan pasti. Dan ...

[Peringatan!]

... Jawaban segera datang dari sosok itu.

[Dengan tingkat pengaturan sensitivitas sekarang beberapa masalah yang dapat memengaruhi tubuh nyata mungkin terjadi. Apakah kamu yakin untuk melanjutkan?]

Sambungnya dengan nada yang sudah tidak terdengar seperti orang bosan di telinga Assuja. Seolah menunjukkan betapa penting masalah ini.

"Aku yakin." Meski begitu Assuja tidak tergerak sedikit pun, hanya memperjelas pilihannya. Bagaimanapun dia memainkan Vivid untuk mengetahui satu hal, mengetahui kematian, bagaimana bentuk pintu dari kematian itu.

Dan segera sebuah kertas lain segera terbang ke arah Assuja. Mengambil lembar kertas itu, dia membacanya dengan cepat dan dengan segera membubuhkan tandatangan di atas kertas tersebut. Sebuah surat pernyataan resmi yang menyatakan bahwa semua masalah yang mungkin akan timbul dan/atau menimpanya tidak berhubungan langsung dengan Vivid melainkan berasal murni dari pilihan pribadinya.

Setelah menyerahkan surat tersebut ke sosok di depannya. Sosok itu berkata ...

[Menuju langkah selanjutnya]

... Dengan nada bosan yang kembali terdengar, seolah tidak ada sesuatu spesial terjadi.

Beberapa pilar cahaya segera naik mengelilingi Assuja begitu pemberitahuan selesai, membentuk beberapa jenis senjata yang mengalung di dalam pilar cahaya tersebut.

Pedang Ringan (Light Sword).

Katana.

Tombak (Lance).

Sabit (Scythe).

Sarung Tinju (Knuckle).

Belati (Dagger).

Busur (Bow).

Grimore.

Dan Perisai (Shield).

Total 9 jenis senjata dari 14 senjata yang terdapat dalam Vivid, mengecualikan Pedang Besar (Great Sword), Tongkat Sihir (Staff), Senapan (Gun), dan Perangkat Sihir (Magic Device).

Dengan Vivid yang tidak memiliki sistem kelas, pemain dapat mempelajari semua jenis skill dalam Pohon Skill yang ada meski dapat menggunakannya adalah masalah kompatibilitas dengan senjata utama. Terlebih di mana semua stat dasar (Strength, Intelligent, Agility, Dexterity, Vitality, dan Special) tidak menambahkan kekuatan serangan secara bawaan.

Strength hanya akan meningkatkan kekuatan serangan normal dan jumlah stamina.

Intelligent akan meningkatkan kekuatan serangan skill , jumlah mana, dan pertahanan sihir.

Agility akan meningkatkan kecepatan serangan dan kecepatan gerak dasar.

Dexterity akan meningkatkan kecepatan cast dan stabilitas serangan.

Dan Vitality tentu saja meningkatkan jumlah kesehatan dan pertahanan.

Sementara stat terakhir, Special masih belum banyak diketahui tentang apa fungsi stat tersebut.

Banyak pemain di forum menduga bahwa setiap statistik meningkatkan tiga aspek seperti dalam kasus Intelligent, tapi mereka belum dapat mengkonfirmasi aspek apa itu sejak deskripsi dalam Vivid sendiri sangat minim.

Untuk kekuatan serangan sendiri, baik secara fisik maupun sihir akan meningkat tergantung jenis senjata yang dikenakan. Misal, statistik Strength akan meningkatkan kekuatan serangan fisik karakter jika menggunakan pedang ringan, tapi hal yang sama tidak terjadi saat menggunakan katana.

Dengan semua hal itu, pemilihan senjata utama menjadi titik penting, ini adalah titik krusial dalam Vivid.

Itulah yang akan dipikirkan orang normal tapi apa yang ada di kepala Assuja adalah sesuatu yang lain. Dia memang berpikir ini titik krusial, hanya saja dia berpikir tentang senjata mana yang dapat membuatnya merasakan berbagai bentuk kematian ....

"Grimore." Assuja berkata. "Aku akan memilih grimore sebagai senjata awal," sambungnya.

[Apakah kamu yakin dengan pilihanmu?]

"Tentu saja." Assuja menjawab seolah dia sendiri juga telah bosan oleh pertanyaan konfirmasi semacam ini.

Vivid tidak memiliki sistem di mana pemain dapat terluka oleh serangannya sendiri. Assuja juga tahu ini namun, dia berpikir bahwa hal yang sama tidak akan berlaku selama itu bukanlah serangan langsung.

Misal jika seorang pemain membakar sebatang pohon dengan sebuah skill , pemain itu tidak akan terluka karena itu adalah efek dari skillnya, efek serangannya. Namun, apakah pemain akan tetap terlindungi dari efek tersebut setelah sistem menghitung bahwa durasi skill tersebut selesai dan entah bagaimana pohon tersebut masih terbakar?

Assuja merasa bahwa itu tidak akan terjadi, dan skill yang paling mungkin mencapai kasus semacam itu di benaknya adalah skill tipe sihir. Membuat Assuja memilih grimore, senjata yang jelas terfokus untuk serangan sihir sejak dia tak pernah tahu syarat apa saja untuk membuat kasus dibenaknya mungkin terjadi.

[Pilihan dikonfirmasi]

[Siapa kamu?]

"Akuji," kata Assuja menyebut nama yang akan dia gunakan namun dia belum selesai. "Dan kau sendiri?" balasannya pada sosok tersebut.

Sosok guider yang tidak seperti sosok guider ataupun hanya sekedar A.I sistem yang mengelola pemberitahuan, dan dia sendiri tidak mencoba berinteraksi atau bahkan memperkenalkan dirinya. Membuat Assuja secara acak bertanya tentang nama sosok di depannya.

[Vivid ...]

Jawab, atau hanya sekedar baris pemberitahuan lain datang dari sosok tersebut ...

[... Semoga kamu berenang-senang di duniaku, Akuji]

... Bersama dengan tubuh Assuja yang mulai menghilang.

Chapitre suivant