28. Membuntuti Mrs.Bianca

"Aster?!"

"Aster?!"

Degg

Tangan seseorang menyenggol bahuku dari arah belakang. Aku memutar leher untuk melihat apa gerangan.

"Are you deaf?"

Damn, seorang gadis berambut cepak seperti laki-laki itu mengataiku demikian.

"What's wrong with you, dude?"

Kedua bola matanya bergerak jauh ke depan sana, ke muka kelas. Kini giliran aku berpaling, seorang pria paruh baya berkacamata menatapku dari balik meja. Tampak raut kekesalan yang diarahkan padaku. Kulihat sekeliling, perhatian semua orang sedang tertuju padaku.

"Aster?!" Panggil Mr.Samuel di depan untuk ketiga kalinya.

Bisa kurasakan pupil mataku mengecil, dan perlahan mengangkat tangan tinggi-tinggi. Bibir bawahku tergigit akibat perasaan tidak nyaman yang dipaksakan. Rupanya pria berjenggot di depan sana sudah memanggil namaku berulang kali untuk konfirmasi kehadiran. Tapi, aku malah mengabaikan. Entah dimana kesadaranku berada sedari tadi.

"Maafkan aku Mr.Samuel, saya sedang tidak fokus,"