webnovel

117. Atlanta

"Bukankah kalian datang dari benua besar yang modern? Faktanya kalian juga bukan manusia," balas Anjas.

Anak muda ini cukup pandai, Yena pikir.

"Jadi sebenarnya, tempat apa ini?" tanya Yena. Ia sudah tidak dapat menahan rasa penasarannya.

"Aku tidak bisa menceritakan apa pun kepada orang asing. Jangan harap kau bisa menemukan celah untuk menyerang kota ini." Anjas teguh.

Yena menghela napas.

"Baiklah baiklah. Mulutmu sangat rapat."

Polisi muda itu terus berdiri di sana, mengawasi mereka sepanjang hari. Kekuatan lututnya patut dikagumi.

Ketika malam hari tiba, seseorang datang membawakan mereka makanan untuk yang ketiga kalinya. Terhadap tahanan, Orang-orang ini cukup murah hati.

Makanan yang disajikan juga beragam. Ada makanan khas Asia Tenggara juga Asia Timur. Anjas bilang, mereka takut para tahanan mati jika memberikan makanan yang tidak sesuai.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com

Chapitre suivant