Bukittinggi.
Dahnia, nenek Mori yang telah berumur lima puluh tahun namun masih sangat cekatan itu tampak menuruni tangga belakang rumah, dan berjalan ke istal yang kebetulan hanya berjarak dua puluh meter tepat di belakang rumah.
"Pak." Panggil Dahnia saat melihat Ahmad memeriksa kuku salah satu anak kuda bersama perawat kuda. Dahnia berhenti di pagar masuk istal.
Ahmad menoleh cepat kepada Dahnia. "Apa?"
"Sudah tengah hari! Waktunya makan siang!"
Ahmad mengangguk sekali, ia lalu berdiri dan berkata kepada perawat kudanya. "Waktunya istirahat!"
"Siap pak!" sahut si lelaki awal empat puluhan yang bekerja sebagai perawat kuda.
Ahmad pun segera berjalan ke arah pagar tempat Dahnia menunggu, sambil melepas sarung tangannya. "Duluan saja! Bapak mau bersih-bersih dulu, cuci tangan dan kaki!"
Dahnia tersenyum dan berlalu untuk masuk ke rumah lebih dahulu seperti perkataan Ahmad.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com