"Hah," Leo membuang nafas, meremas rambutnya, matanya tampak memerah dan berair. Ia bahkan sudah tak bisa menggunakan bahasa yang sopan lagi untuk berbicara pada Damian dan Kana. emosinya sedang di puncak tertinggi.
"Lelah aku bicara pada manusia tak berotak macam kalian berdua," Leo terkekeh sinis dengan suara serak.
Beberapa perawat berbondong-bondong menjaga sebuah meja besi beroda yang berisi sekantung darah. Bisma terduduk, jantungya tercubit tangan tak kasat mata.
"Suster, maaf mau tanya. Ini satu kantung darah untuk pasien yang sedang operasi di dalam?" tanya Brandon mencegat salah satu perawat yang lewat.
"Iya, Pak. Soalnya darah pasien hilang terlalu banyak, lukanya parah sekali, tapi golongan darahnya agak langka, jadi kami semua coba cari stok persediaan," terang Perawat itu.
"Golongan darahnya apa, Sus? Kebetulan kami semua yang ada di sini teman sekaligus keluarga pasien. Dan ada Ayahnya juga, jadi kalau kurang darah bisa kami bantu," ujar Akeno.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com