Kana pun terdiam. Ayahnya saat ini terlalu emosi.
"Sean, kalau kamu cuma mau ngamuk-ngamuk, mending keluar" usir Lily.
"Rasa sakit Kana gak akan berkurang hanya dengan kamu ngamuk-ngamuk begitu, paham?"
"Iya, sayang. Maaf, aku khawatir pada Kana" lirih Sean.
"Semua orang juga khawatir, Sean. Bukan cuma kamu. Tapi bukan berarti kamu bisa seheboh itu. Kana juga udah bilang kalau Damian gak sengaja, kan?" balas Lily.
Sean membuang nafasnya dan memalingkan wajah ke arah lain, tak ingin memandang Damian yang membuatnya kesal. Tangannya masih terasa gatal ingin menonjok Damian hingga babak belur untuk membalas perbuatan pria itu pada putrinya.
Suasana yang tadinya sempat memanas, akhirnya mereda.
Akhirnya Sean pun duduk di sofa yang tersedia di sana, namun jauh dari Damian karena ia masih kesal. Sedangkan Lily dan Damian duduk di kursi paling dekat dengan ranjang Kana. Yang lainnya seperti Raven, Xavier, Rano, dan Siska duduk di sofa juga.
"Pa, dua tuyul mana?" tanya Leo.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com