Tiga pemuda itu terkesiap saat mendapati Raven sudah terbangun dan menatap mereka dengan seksama.
Brandon mengangkat alisnya sambil melirik Leo, meminta petunjuk apa yang harus mereka berikan pada Raven sebagai jawaban.
"Itu, barusan kami sedang bercerita tentang teman kuliahnya Brandon dulu. Jadi aku menyimpulkannya sebagai orang jahat," elak Leo. Ia memilih berbohong pada Raven dari pada pria yang sedang terbaring lemah itu tertampar kenyataan.
"Oh, begitu ya.."
Untungnya Raven tampak percaya saja, membuat tiga pemuda yang tengah berdusta itu lega.
TOK TOK TOK
"Kenapa dikunci pintunya?" tanya seseorang di luar pintu yang Leo yakini itu Damian.
"Duh, gak tau itu bocah-bocah yang masuk ke dalam terus kunci pintu," jawab Elise.
TOK TOK, lagi-lagi pintu diketuk dengan tidak sabaran.
"Sabar!" pekik Brandon sembari melangkah membuka kunci pintu ruangan Raven.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com