webnovel

Bagaimana bisa?

Kana mengikuti Damian begitu saja sampai tiba dirumah pria itu, sudah cukup larut malam namun masih ada cukup banyak pelayan yang berlalu lalang. Kini ia sedang duduk diruang tamu yang sangat luas dan mewah dirumah calon suaminya itu.

" Tidur dulu, besok pagi akan kuperkenalkan kamu pada semua orang dirumah. " kata Damian. Kana mengangguk mengiyakan, ia cukup lelah hari ini. Kakinya terasa cukup perih dibagian tumit belakang, mungkin karena tadi sore Kana berlari-lari dan malamnya ia tidak duduk sekalipun. Belum lagi lututnya yang tadi terluka belum diobati.

" Aku tidur dimana, Om?" tanya Kana.

" Mau tidur sendiri atau bersama ku?" Wajah Kana terasa panas karena ajakan frontal dari Damian,

"Sendiri aja, Om" jawab Kana malu.

"Sudah kukatakan bahwa jangan memanggilku Om, jadi sebagai hukuman malam ini kau akan tidur bersamaku Kana" tegas Damian. Kana mengecurutkan bibirnya kesal, " kalau gitu ngapain pakai nanya lagi sih kalau memang mau tidur bersama?"

" Besok aku akan meminta pegawaiku untuk menyetorkan uang itu ke dalam rekeningmu, kau bisa tinggalkan koper ini disini. Tidak akan ada orang yang berani mengambilnya disini"

Pria itu memandangi calon istrinya dengan tatapan dalam, " akhirnya, kau menjadi milikku Kana" batinnya berbisik.

" Kamu belum makan malam kan? Ayo saya temani makan"

*****

Kana sudah selesai makan malam ala sultan, karena menurutnya makanan disana sangat berlebihan padahal sudah cukup larut malam. Dan sekarang ia sedang menunggu gilirannya untuk mandi setelah Damian selesai, hmmmm kenapa bisa sih dalam waktu sesingkat ini aku mau-mau aja dibawah ke rumah orang yang baru aku kenal? Apa karena uang 500 juta itu? Enggak, aku ikut karena merasa akan aman disisi Om itu batin Kana. Ia tampak linglung, mencerna kejadian hari ini secara perlahan. Namun akhirnya memutuskan untuk tidak memikirkan apapun lagi. Damian, pria tampan itu keluar hanya dengan handuk yang diikatnya dipinggang.

" OM KENAPA GAK PAKAI BAJU SIH?" teriak Kana panik menutupi wajahnya dengan tangan. Sial, ia malu sekali. Tapi agak menikmati juga, tubuh Damian ternyata sixpack dan kekar sekali. Otot dada dan tangannya benar-benar menunjukkan proporsi yang sempurna.

" Kenapa kamu panik sekali, Kana? Ini tubuh yang akan kamu lihat setiap hari mulai hari ini, tubuh milik suamimu " kekeh Damian, ia semakin ingin menggoda gadis kecilnya. Kakinya melangkah menuju kasur mereka, tempat gadis itu duduk untuk mengganggunya.

Ia berlutut dihadapan Kana, " buka mata dan tanganmu Kana"

"Gak mau, Om belum pakai baju"

" Kau harus mendapatkan hukuman lagi karena memanggilku Om" bisik Damian dengan suara serak menggoda iman.

Kana membuka tangan yang menutupi wajahnya, " ihhh apa-apaan sih kan emang cocok dipanggil Om" pekiknya kesal. Ia ingin protes lagi, namun mulutnya dibungkam dengan benda kenyal. Terasa dingin awalnya, namun kehangatan mulai menjalar dihati. Jantungnya berdetak kencang, GILA! Ini ciuman pertamanya.

Damian melepaskan kecupan bibirnya, ditatapnya Kana dengan padangan hangat penuh cinta. Kana masih diam, semakin linglung dengan situasi saat ini.

" ciuman pertamaku… " lirihnya. Damian yang mendengar pun menyeringai, tentu saja ia akan menjadi yang pertama dalam hal apapun dihidup Kana.

" OM KENAPA SIH ASAL CIUM ORANG TIBA-TIBA?" teriak Kana yang kesadarannya telah kembali. " Mau dicium lagi, sayang?" goda Damian.

" Makanya, panggil yang benar. Pilihannya ada banyak, Damian, sayang, suamiku, honey, cintaku, atau love?"

Kana membanting diri ke kasur, ia lelah. Lelah jantung maksudnya. Damian ikut menidurkan dirinya disebelah Kana, ia menyangga kepala dengan tangannya. Menatap Kana dalam diam, menikmati momen pertama kalinya mereka berada dikasur yang sama.

" Gak jadi mandi, sayang?" tanya Damian lembut dan mengusap pipi Kana perlahan.

" Atau mau ditemani mandinya?" lanjut pria bertubuh seksi itu. Masih dengan tubuh yang hanya terbalut handuk.

Kana bangkit menyambar handuk dan pakaian yang sudah dipilihnya tadi, berlari ke kamar mandi secepat kilat lantaran takut jatuh ke dalam godaan pria berumur kepala tiga itu.

Pria itu terkekeh, hatinya nyaman dan mulai terasa hidup kembali setelah sekian lama. Damian memakai pakaiannya dan melangkahkan kakinya untuk keluar kamar, meminta salah satu pelayan yang lewat untuk membawakan air hangat dan handuk.

Tak lama kemudian, Kana menyelesaikan acara mandinya. Dilihatnya Damian yang sedang menerima air dan handuk dari pelayan diluar kamar, " Damian ngapain?" tanyanya bingung.

" Duduk, bagian belakang tumit kaki kamu sakit kan? Sini, biar ku kompres. Lututmu juga terluka, Kana. " sahut Damian yang mulai berlutut dihadapan Kana. Pria itu mulai menyeka bagian kaki Kana yang terluka secara perlahan.

" sssshhh " Kana meringis menahan perih. Damian menatapnya khawatir, " sakit, sayang?" tanya pria itu dengan sorot mata yang seolah-olah ikut menderita melihat Kana kesakitan.

" sedikit " jawab Kana. " Tapi gak apa-apa kok, lanjutin aja" Damian meneruskan sekaan handuknya dengan lebih lembut, hati gadis berlesung pipi itu menghangat. Ia tidak pernah diperhatikan sampai segininya, bahkan dirinya sendiri pun lebih memilih mengabaikan luka dibagian tumit itu biasanya.

Damian membalut handuk hangat itu dikaki Kana dan memangku kaki Kana dipahanya, tangannya bergerak memijit betis gadis yang akan menjadi calon istrinya itu. Kana semakin bingung, yang akan jadi istri siapa? Yang melayani kok malah Damian?

" Damian, kenapa kamu yang jadinya ngurusin aku?" ledek Kana.

" Karena memang seharusnya seperti ini, aku meminta kamu menjadi istriku bukan hanya untuk melayaniku, tapi aku juga melayani kamu, mencintai kamu, menjaga kamu, merawat kamu. " balas Damian dengan senyuman hangat yang terlihat sangat tampan melekat diwajahnya. Wah, kalau begini tidak akan butuh waktu lama bagi Kana untuk jatuh kedalam pesona pria ini.

" Lagipula kamu kan sudah berdiri cukup lama tadi, gak ada istirahatnya. Pasti lelah " lanjut pria itu.

" Udahan aja ah, gak enak sama kamunya kalau begini " tolak Kana dengan halus. Ia merasa sungkan dengan pria yang umurnya cukup jauh dari dirinya itu,

" Gak apa-apa, kamu tiduran saja. Ah ya, tadi pria buncit yang kamu siram wine itu meremas bagian tubuhmu yang mana?" Damian bertanya dengan nada rendah, nyaris berbisik. Ia berusaha menahan amarahnya didepan Kana.

" Bagian bokongku, aku tuh bener-bener emosi banget loh Dam lihat dia! Gila banget kan aku yang diraba mulai dari paha sampai ke bokong malah disuruh minta maaf ke dia? Kan dia yang salah, aku korban. Habis itu aku malah dipecat lagi. Aku tuh dilecehin loh, tapi cuma karena dia kaya dan berkuasa jadi aku yang harus minta maaf dan terima nasib aja gitu ditidurin sama dia?" adu Kana dengan mata berkaca-kaca. Sebenarnya ia cukup sedih atas kejadian tadi, gadis itu menggigit bibir merah cherry miliknya untuk meredam tangisan yang bisa saja kelepasan. Damian menampilkan senyum terbaik yang bisa ia keluarkan,

" Kalau aku bawa pria kurang ajar itu ke hadapanmu, bagaimana? "

" Gak mau, jangan bawa dia. Aku gak ingin melihat wajahnya lagi, Dam " lirih Kana dengan suara serak.

" Baiklah, ia tidak akan muncul lagi dihadapanmu untuk kedepannya sayang " Damian menatap Kana, ia sedang berfikir hukuman apa yang pantas ia gunakan untuk pria kurang ajar yang berani menyentuh gadisnya.

" Hm.. Ayo tidur, pijitnya udahan aja "ajak Kana.

Pria itu membereskan air dan handuk yang ia gunakan tadi ke meja dikamar mereka, ia membaringkan tubuhnya disebelah Kana. Mata mereka bertemu pandang, saling menatap dalam diam. Jantung mereka berdebar tak karuan, padahal ini bukan pertama kalinya Damian tidur bersama wanita. Tapi, kenapa yang kali ini ia merasa seperti remaja yang baru jatuh cinta?

Damian menarik selimut dan menutupi tubuh mereka berdua, " boleh peluk?" tanya Kana ragu. Ini pertama kalinya ia tidur bersama pria,

" Tentu, kamu boleh melakukan apapun yang kamu suka selain meninggalkanku " jawab Damian. Tubuh Kana ditarik kedalam rengkuhan tubuh hangatnya, tangannya melingkar dipinggang Kana dan Kana pun melakukan hal yang sama.

" Selamat malam, sayang. Mimpi indah ya, tidurlah dengan nyenyak. Jangan khawatirkan apapun karena ada aku yang akan terus menjaga kamu mulai sekarang " bisik Damian dengan suara lembut yang melelehkan jiwa gadis dihadapannya. Dikecupnya kening Kana pelan,

" Terima kasih ya, aku baru sebentar bareng Damian tapi udah ngerasain banyak hal yang gak pernah bisa aku rasain sebelumnya. Selamat tidur juga, Damian. Mimpiin aku ya " lirih Kana, ia mengucapkan kalimat itu dengan energi yang sudah nyaris habis karena mengantuk.

Tidak butuh waktu lama untuk Kana terbang ke alam mimpi, meninggalkan Damian yang masih terjaga. Pria itu mengambil ponselnya disamping nakas yang sejak tadi sama sekali tak tersentuh dengan perlahan, berusaha tidak menimbulkan gerakan yang mengakibatkan Kana bangun.

" Seret pria bangsat itu ke ruang eksekusi, jangan beri makan ataupun minum dan telanjangi dia sampai besok. Saya yang akan mendatanginya besok, jadi jaga dia baik-baik. Beri dia pelajaran, bahwa dia tidak boleh menyentuh barang milik orang lain dengan tangan kotornya itu " ketik Damian dan dikirimkan ke salah satu orang kepercayaannya.

Ia menatap gadis dalam pelukannya dan senyum kebahagiaan tersungging dibibirnya.

" Je t'aime, Mon amour " dikecupnya bibir Kana lama.

*Aku cinta kamu, sayangku

Jangan lupa cek visual para tokoh di kolom komentar bab 1 ya teman-teman^-^

Moonroses_creators' thoughts
Chapitre suivant