Selesai kata-kata itu keluar dari mulutnya, Kakak tertua mengangkat tangannya ke atas dan mengarahkan kepalan tangan menumbuk tepat di atas puncak kepala kedua adiknya.
Tentunya tidak dalam artian sungguhan memukul. Kakak tertua ingin menggertak kedua adiknya ini. Lagi pula, ia tentu tidak akan tega untuk melakukannya dengan maksud kasar seperti itu. Apalagi pada adik perempuannya ini. Kalau pun kejengkelannya tak terkendali, ia akan memilih memukul Lu An dengan bulu, sementara pada Lu Xingran dengan palu.
"Baik, baik." Jawab keduanya patuh.
Kedua kakak beradik yang tengah menundukkan kepala takut itu dengan kompak melindungi kepala mereka dengan telapak tangan. Perlahan mereka berdua beringsut masuk ke dalam rumah.
Lu An yang berjalan di belakang Lu Xingran meraih ujung seragam Kakak kelimanya. Lu Xingran menolehkan kepalanya, Lu An mendekatkan wajahnya sambil berbisik dengan suara rendah, "Kakak, Kakak tertua kenapa sih?"
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com