"Oh, ini hanya untuk mencegah serangan lebah waktu kecil."
Kakak kelima sedikit malu menceritakannya, tetapi dia masih berkata dengan jujur, "Pada saat itu, Kakak tertua, Kakak kedua, Kakak ketiga dan Kakak keempat sempat dibuang ke hutan di pinggiran kota Nancheng oleh ayah. Kakak tertua ingin mengambil madu, berakhir dengan disengat lebah. Kakak kedua pergi menyusulnya juga berakhir sama. Dan akhirnya kakak ketiga datang dengan solusi memakai syal ini"
"Lalu, ini jadi bahan pamer kakak ketiga, tapi…"
"Kakak tertua dan kakak kedua masih mengabaikannya, haha!"
Kakak kelima bercerita seolah terkenang dengan cerita lalu. Entah kenapa tidak bisa menahan tawanya.
"Benarkah?"
Lu An ikut tidak bisa menahan tawanya. Ia jadi ikut membayangkan kakak tertua dan kakak kedua juga mengenakan syal ala bibi-bibi ini. Pasti sangat lucu sekali melihat penampilan mereka yang seperti itu. Ia merasakan kegembiraan yang tak bisa dijelaskan!
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com