"Boleh saja menindas orang, tapi jangan kelewatan!"
"Hah?"
Baik ayah dan kakak tertua ragu-ragu dan mengalihkan pandangan ke Lu Qingzhou dengan cermat. Akhirnya dengan cepat mereka berdua membiarkannya duduk.
'Huh! Kakak ketiga langsung mulai berlagak lagi!'
Dia mengambil mangkuk besar yang diberikan adiknya dengan tangannya yang besar. Setelah itu dia duduk di kursi dengan mata terbuka lebar. Dia makan beberapa suap bubur terlebih dahulu dan berkata sambil tersenyum, "Terima kasih adikku! Kalau bukan karena keahlianmu, tidak ada gunanya juga aku beli ikan yang segar, kan."
"Mungkin, ini yang dinamakan langit memberi berkah dan manusia yang menjalankan!"
Kakak ketiga tersenyum hangat dengan ekspresi menyenangkan di wajahnya saat dirinya diakui Lu An telah berkontribusi membuat hidangan lezat ini. Diam-diam melirik kakak dan ayahnya di sampingnya. Jelas sekali ia ingin menyombongkan diri.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com