webnovel

15. Sepasang Tangan

Danish menggenggam erat tangan Abel. Sementara itu Abel menyandarkan kepalanya di bahu Danish. Kini keduanya tengah menikmati udara pagi dari balkon villa mereka.

"Kalau tiap bangun pagi liat pantai gini pasti seru ya, Nish," ucap Abel tiba-tiba.

Danish mengedarkan pandangannya ke sekitar. Meluaskan pandangannya pada pemandangan yang ada di depan mata. Indah memang, tapi sayangnya hanya ada di Bali saja.

"Terus bagaimana? Kamu mau tinggal di sini saja? Kita bisa cari rumah untuk tempat kita tinggali sekarang dan kita bisa tinggal di villa ini untuk berakhir pekan," timpal Danish.

Abel mengernyit. Sebenarnya itu tawaran yang sangat luar biasa, tapi... "Ngaco kamu ini! Kita kan kerja, aku sudah nyaman kerja di Jakarta dan kantor kamu juga ada di sana," tolak Abel secara halus.

"Kenapa kamu gak cari kerja di sini? Atau kamu bisa bikin rumah sakit kalau kamu mau," goda Danish. "Mabellia Hospital," sambung Danish.

Abel terkekeh mendengar rayuan tersebut. "Aku gak mau rumah sakit untuk sekarang ini, aku cuman mau kamu," rayu Abel balik dan mencium leher Danish.

"Boleh, ambil semuanya!" seru Danish kembali menggoda. Danish menatap Abel begitu lekat dan hangat, begitu pun dengan Abel. Beberapa saat kemudian keduanya kembali masuk ke dalam kamar dan menutup seluruh diri mereka menggunakan selimut.

....

Pukul 2 siang, Abel sudah berdandan dengan cantik. Kini gadis itu mengenakan baju tanpa lengan yang panjangnya se-atas pusar dan juga celana pendek bermotif salur. Tidak lupa ia menenteng topi pantainya agar tidak kepanasan.

Sementara itu, Danish mengenakan celana renang hitam pendek dan kaos renang hitam berlengan panjang.

"Jadi kita mau main apa dulu?" tanya Abel tidak sabar. Kini keduanya bergandengan tangan menuruni anak tangga villa.

Danish bergumam kecil pura-pura berpikir, "Jet ski, fly board, paralayang, banana boat, apa ya?"

"Kita snorkeling dulu!" seru Abel dengan antusias. "Kan enak panas-panas berendam," sambungnya.

Danish mengangguk. "Boleh, aku udah siapkan semuanya buat kamu," jawab Danish dengan tenang.

Tanpa sepengetahuan Abel, kemarin malam Danish baru saja membeli sebuah kapal yacht kecil untuk mereka bermain hari ini.

"Sayang, kita naik ini?" tanya Abel begitu melihat sebuah yacht di depan mereka.

Danish mengangguk mengiyakan. "Iya dong, biar kamu bisa berteduh di dalam, jadi gak kepanasan," timpalnya.

Abel lompat-lompat kegirangan layaknya anak kecil yang baru saja dibelikan mainan. Setelah itu Abel memeluk Danish sebentar dan berlari menaiki yacht. "AYO SAYANG, KITA SERU-SERUAN!!!" teriaknya dengan cukup kencang.

Melihat istrinya dapat tersenyum riang seperti itu membuat Danish sangat gembira. Ia pun ikut berlari bersama Abel menuju kapal yacht milik mereka berdua.

"Kita ke atas yuk," ajak Abel begitu mereka di dalam.

"Yakin?" tanya Danish, "Kamu gak mau keliling dulu?" sambungnya.

Abel menggeleng tanpa ragu. "Kita bisa keliling nanti, tapi kalau liat pemandangan selama perjalanan itu gak bisa ditunda nanti," yakin Abel.

Danish tersenyum dan menggandeng tangan Abel, "Ayo, Tuan Putri," kekehnya.

Kapal Yacth tersebut berlayar menuju sebuah pulau kecil yang indah sekali. Pulau tersebut sengaja Danish kosongkan untuk bermain bersama Abel hari ini. Ia tidak ingin ada gangguan seperti kemarin sore.

Sesampainya di pulau, Abel mengajak Danish untuk berfoto-foto ria bersamanya. Sesekali juga ia membagikan keseruannya bersama sang suami melalui akun sosial media.

"Kita foto di dalam air yuk," ajak Abel setelah cukup bosan berfoto di pantai.

"Boleh sayang, apa pun buat kamu," sahut Danish.

Mereka berdua pun siap-siap untuk berfoto di dalam air sekalian snorkeling sesuai dengan keinginan Abel sebelumnya.

Sebelum Abel masuk ke dalam air, Danish terlebih dahulu menyelam untuk melihat pemandangan di bawah dan memastikan bahwa pemandangan tersebut sangatlah indah. Danish tidak ingin mengecewakan Abel.

Beberapa lama kemudian, Danish memunculkan kembali kepalanya ke udara dan melihat Abel yang duduk di samping Yacth seolah menunggu dirinya. "Mau nyebur?" tanya Danish pada sang istri.

Abel mengangguk-angguk seperti anak kecil. "Mau, kamu tarik aku donggg," rengeknya.

"Sini loncat aja, nanti aku tangkap," suruh Danish.

"Satu... Dua... Tiga..." BYUR!!!! Tepat di hitungan ketiga Abel melompat ke lautan dan ditangkap oleh Danish.

"Kamu harus menyelam, pemandangannya indah banget," ujar Danish.

Abel pun mengangguk dan mulai menyelam disusul oleh Danish. Mereka berdua pun menikmati pemandangan tersebut dengan menyelam dan berenang bersamaan.

Setelah cukup puas dan berhasil menemukan spot foto yang indah di dalam air, Abel meminta fotografer yang di sewa oleh Danish untuk memotret mereka dari dalam air.

Tepat pukul 4 sore, mereka berdua bermain jet ski di sekitar pantai tersebut.

"SERU BANGETT!!!!" Teriakan Abel terdengar saat Danish mengencangkan jet ski yang dikendarainya.

"I LOVE YOU, MABELLIA PUTRI!!!!!!" teriak Danish ikut-ikutan.

Abel tersanjung malu mendengar kalimat tersebut, namun beberapa saat kemudian ia berdiri dan berpegangan pada pundak suaminya itu. "I LOVE YOU TOO, DANISH SINATRIA!!!!" teriaknya kembali tidak mau kalah.

....

Di hari terakhir mereka di Bali, Danish menyiapkan makan malam spesial di pinggir pantai dengan lampu-lampu kecil tergantung di atasnya. Tidak hanya itu saja, Danish juga menyembunyikan 2 buah tiket keliling Eropa yang akan ia simpan di makanan penutup mereka malam ini.

"Indah banget ya pemandangannya," ucap Danish melirik ke sekitar.

Mabellia mengangguk setuju. "Banget, andai saja pantai bisa aku bawa ke depan rumah," timpal Abel.

"Apa kita bikin pantai buatan aja di depan rumah?" usul Danish yang tampaknya terlalu serius menanggapi ucapan sang istri.

Abel mengerucutkan bibirnya ke depan. "Jangan dong sayang, nanti gak natural. Lagi pula pekarangan rumah kita udah indah banget."

Terjadi keheningan selama beberapa saat. Keduanya sama-sama sibuk dengan makanan mereka masing-masing.

"Sayang, terima kasih banyak ya karena sudah bikin bahagia aku selama beberapa hari ini. Maaf kalau aku agak sedikit manja sama kamu," ujar Abel tiba-tiba.

Danish memajukan tangannya secara perlahan dan menggenggam tangan Abel dengan lembut. "Terima kasih juga karena sudah pilih aku dalam hidup kamu, Abel," sahut Danish dengan senyuman.

"Permisi Tuan, Nyonya, ini makanan penutup malam ini," ucap seorang pramusaji yang membawa sebuah piring yang masih tertutup dan meletakkannya di atas meja.

Setelah pramusaji tersebut pergi, Danish menyuruh Abel untuk membuka penutup piring tersebut, "Ayo dibuka sayang."

"Hah? Ini seriusan?!" tanya Abel terkejut begitu melihat 2 tiket liburan di atas piring tersebut.

Danish yang melihat ekspresi sang istri ikut tersenyum bahagia. "Iya dong, masa iya istri CEO bulan madunya cuman di Bali doang?" tanya Danish menyombongkan diri.

Abel menatap Danish beberapa saat dengan tatapan yang hangat. Sesaat kemudian ia berdiri dari kursinya dan berjalan menghampiri kursi Danish untuk memeluk suaminya itu. "Terima kasih, sayang," ujarnya dengan sangat tulus.

Chapitre suivant