"Rangga."
"Rangga!"
"Rangga!"
Lelaki bernama Rangga baru menghentikan langkahnya, setelah Arsena memanggil namanya untuk yang ketiga. Dia berbalik, menatap sang kekasih yang berdiri sambil terengah.
"Kamu nggak denger aku panggil?"
"Kenapa sih, Sen? Mood aku lagi nggak baik sekarang." Rangga memijat pangkal hidungnya yang bisa membuat semua orang insecure.
Arsena melangkah maju, menghampiri Rangga dan menatap kedua matanya dengan lembut.
"Kamu kenapa, hm? Kenapa kamu berbuat curang? Kamu nggak takut, kalau nama baik kamu dipertaruhkan?"
Tanpa membalas tatapan Arsena, Rangga justru berdecak dan memalingkan wajah. Kedua telinganya hampir meledak, mendengar ocehan semua orang yang mengatai dirinya.
"Kalau kamu ke sini buat belain Arkala, mending kamu pergi deh, Sen. Kamu tahu kan, kalau aku lagi jadi bahan omongan orang? Seharusnya kamu nenangin aku, ngasih semangat, bukannya malah ikut nyalahin kayak gini."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com