webnovel

Di Kantor Polisi

Sudah satu jam mobil Haji Somad melaju, dan perjalanan sudah memasuki Probolinggo, terlihat Haji Somad sedang asik ngobrol dengan Pak Rohman.

Namun tiba-tiba ponselnya berdering.

"Halo dengan siapa ini?" Tanya Haji Somad.

"Ini Pak kami dari kepolisian polres Lumajang," ucap Polisi.

"Oiya, iya, gimana Pak ada kabar apa?" Tanya Haji Somad.

"Jadi gini baru saja anggota kami menelpon bahwa perampok yang telah membegal anak buah Bapak telah tertangkap," ucap Pak Polisi.

"Alhamdulillah, Oiya Pak sebentar lagi saya sampai situ, terima kasih kerjasamanya," Balas Haji Somad menyudahi percakapannya.

"Oke Pak, sama-sama kita tunggu kedatangan Bapak," ucap Pak Polisi sambil menutup telponnya.

Karena jalanan yang tidak terlalu ramai maka Pak Rohman pun bisa melaju dengan cepat mobil High class Pajero Sport milik juragannya tersebut.

Hanya butuh waktu kurang dari tiga jam perjalanan Surabaya Lumajang ditempuh.

Hingga akhirnya sampailah Haji Somad di kantor Polres Lumajang.

Setelah turun dari mobil Haji Somad pun segera menemui petugas jaga, karena kedatangannya juga sudah dinanti, maka Haji Somad pun langsung dipertemukan dengan para perampok yang telah menyatroni dua anak buahnya itu.

Sebelum melihat para perampok itu Haji Somad sempat membayangkan bahwa mereka para perampok itu adalah sekumpulan pria bertubuh kekar dan bermuka seram.

Namun setelah bertemu dan melihat secara langsung Haji Somad sempat dibikin kaget dan terlihat tidak percaya dengan orang-orang yang telah membegal anak buahnya tersebut.

Mereka semua berjumlah delapan orang, satu orang bertindak sebagai kepala perampok dan tujuh lainnya sebagai anggota.

Untuk kepala perampoknya sendiri ternyata penampilannya tidak lah se angker gelar yang disandangnya.

Dia tidak lah lebih dari seorang pria yang bertubuh cungkring dan jangkung dengan tubuh yang dipenuhi banyak tato, bahkan wajahnya pun juga tidak luput dari goresan seni ukir tersebut.

Sedangkan tujuh anggota nya adalah terdiri dari para ABG yang masih berusia belasan tahun.

Melihat wajah para anggota perampok itu terlintas di hati Haji Somad akan sosok Putranya yang saat ini telah berada di luar sana yang memilih hidup bebas lepas dari kendalinya.

Nampak Haji Somad tertegun agak lama, hingga akhirnya Pak Polisi yang menemani beliau pun berkata.

"Ini lah Pak para perampok yang telah membegal anak buah Bapak," ucap Pak Polisi.

"Ya," balas Haji Somad singkat.

"Boleh saya ngobrol-ngobrol dengan mereka Pak?" Ucap Haji Somad minta izin.

"Boleh, boleh Pak, silahkan," jawab Polisi.

"Assalamu'alaikum..." ucap Haji Somad memulai percakapannya.

Mendengar ucapan salam dari Haji Somad bukannya menjawab para perampok itu justru nampak diam menunduk, tak terkecuali sang ketua juga.

"Hei, kalian gak dengar ya?" tegur Pak Polisi.

Haji Somad terlihat hanya tersenyum, dan mengulangi lagi ucapan salamnya.

"Assalamu'alaikum..."

"Wassalamu'alaikum," jawab sang ketua dengan jawaban salam yang tidak tepat.

Melihat tingkah para perampok seperti itu Pak Polisi merasa gemas juga dan nampak hendak memukul jeruji dengan tongkat yang di pegang nya,

namun keburu dicegah oleh Haji Somad.

"Udah Pak biarkan, dia memang belum terbiasa dengan ucapan salam, kita maklumi aja," ucap Haji Somad dengan bijaknya.

"Pak tolong bukakan pintunya saya ingin ngobrol dengan mereka didalam, boleh?" Ucap Haji Somad minta izin.

"Boleh Pak," balas Polisi dengan langsung membuka kunci pintu jeruji tersebut.

'Aneh banget ni orang, ngapain juga mau ngobrol dengan para perampok itu'

gumam Polisi dalam hati.

Setelah membukakan kuncinya Polisi pun mempersilahkan Haji Somad untuk masuk.

"Silahkan Pak ...." ucap Pak Polisi.

"Oke Pak terima kasih," balas Haji Somad sambil melangkah masuk.

Setelah masuk dalam jeruji tersebut Haji Somad pun langsung duduk mendekat dengan para perampok itu.

"Perkenalkan Mas, nama saya Somad, asal Surabaya," ucap Haji Somad sambil menyodorkan tangannya.

"Ronggo Pak" jawab kepala perampok itu dengan sedikit menundukkan kepalanya.

"Terus ini lainnya?" balas Haji Somad bertanya sambil menyodorkan tangannya ke para anggota perampok itu satu persatu.

"Rio, Robby, Reno, Roy, Rama, Rossi, Revan," ucap para anggota perampok itu memperkenalkan nama mereka masing-masing.

"Waah, kompak banget namanya, ngomong-ngomong ini nama asli apa samaran?" lanjut Haji Somad sambil tersenyum.

Melihat tampilan Haji Somad yang nampak ramah seperti itu para perampok yang awalnya terlihat menunduk dan tegang akhirnya mulai berani mengangkat wajah mereka masing-masing.

"Saya asli Pak, kalau mereka palsu," ucap salah satu anggota perampok itu.

"Ah, bukan Pak saya yang asli," sahut satunya lagi.

"Alah palsu semua Pak gak ada yang asli," timpal sang kepala perampok menegaskan.

"Ah, sudah-sudah mau asli atau palsu gak masalah, yang jadi masalah itu sampean semua ini tadi sudah makan apa belum?" Balas Haji Somad dengan balik bertanya.

Merasa orang yang ada dihadapannya itu adalah orang yang baik dan tidak menampakkan wajah marah sedikitpun, meski dia itu orang yang barusan mereka rampok hartanya, para perampok itu tiba-tiba dengan kompaknya menjawab.

"Belum ...."

Lalu Haji Somad nampak berdiri dan mendekati Pak Polisi yang sejak tadi berdiri didekat pintu jeruji.

"Pak kalau misalkan saya mau membelikan mereka makan boleh gak Pak?" Pinta Haji Somad.

"Oiya Pak silahkan," jawab Pak Polisi yang terlihat keheranan dengan sikap Haji Somad itu.

"Pak Rohman ...." ucap Haji Somad memanggil sopirnya.

"Iya Pak," balas Pak Rohman dengan sigap.

"Belikan nasi bungkus sebelas, sama rokok surya satu pres," pinta Haji Somad sambil menyodorkan uang empat ratus ribu.

Lalu bergegaslah Pak Rohman membeli pesanan juragannya tersebut.

Sambil menunggu Pak Rohman datang, Haji Somad terlihat ngobrol dengan Pak Polisi.

"Gini Pak Polisi, saya mohon maaf sebelumnya.." ucap Haji Somad memulai percakapannya.

"Oiya Pak gak papa, gimana?" Tanya Pak Polisi.

"Terkait para perampok itu kira-kira ancaman hukumannya seperti apa ya?" Tanya Haji Somad.

"Ancaman kurungan maksimal lima tahun atau denda maksimal delapan juta rupiah," jawab Pak Polisi.

"Kalau misal saya tanggung semua denda tersebut bisa kan Pak?" Pinta Haji Somad pada Pak Polisi.

"Ya bisa tapi nanti Bapak bicara saja langsung dengan Bapak Kapolres," terang Pak Polisi.

"Oiya Pak siap," jawab Haji Somad dengan sigap.

Setelah beberapa saat kemudian nampak Pak Rohman datang dengan membawa satu kresek besar berisi makanan dan air mineral.

"Tuh, makanan sudah datang, mari sekalian kita makan bareng dengan mereka," ajak Haji Somad pada Pak Polisi.

"Gak usah Pak terima kasih ...." jawab Pak Polisi menolak.

"Udah Pak gak papa, tadi udah dibeliin sekalian kok," bujuk Haji Somad pada Pak Polisi.

Dan akhirnya mereka semua yang berjumlah sebelas pun makan bareng di dalam penjara, terdiri dari delapan orang perampok, ditambah Haji Somad, Pak Rohman sopir, dan satu Pak Polisi.

Bersambung.

Chapitre suivant