Alexa tidak tahu apa yang terjadi setelah Tiffany memukulnya dengan tongkat bisbol. Yang jelas, sekarang dirinya sudah berbaring di ranjang dengan mulut disumpal kain serta kedua tangan dan kaki dalam kondisi terlentang dan terikat.
Lalu, Tiffany duduk di atas perut Alexa sambil memegang silet dan garpu.
"Ernggghhh!" Alexa ingin berteriak, tapi gumpalan kain di dalam mulutnya membuat wanita itu tak bisa melakukan apa-apa, kecuali menggelengkan kepala dan menangis.
Mirisnya, di saat yang sama Tiffany justru menyeringai. "Tenang aja, Mbak, nggak akan ada yang mati kok di sini."
Meskipun kalimat itu dimaksudkan untuk menenangkan Alexa, Alexa tetap tidak merasa lebih tenang. Jelas saja, manusia mana yang bisa tenang saat tahu mungkin wajahnya akan digores menggunakan silet dan garpu?
Bahkan, orang gila yang jelas-jelas tidak waras pun pasti akan merasa takut.
Tiffany mencondongkan tubuhnya untuk berbisik di depan telinga Alexa. "Paling-paling, cuma nggak mulus lagi."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com