webnovel

Chapter 13

"Terima kasih sudah mengundang Athi untuk Tea Time." ucap Athanasia membungkukkan tubuhnya

Felik dan para pelayan tertawa dan tersenyum melihat Athanasia

'Bagaimana?

'Aku lucu kan?'

'Aku sudah latihan bagaimana cara untuk terlihat lebih lucu!'

"Felik." panggil Claude

"Baik." Felik menggendong Athanasia duduk di kursi yang sudah disediakan untuk acara tea time

'Iya ya,apa sih yang aku harapkan darimu.'

"Selamat pagi papa." sapa Athanasia dengan senyuman manisnya

'Waktu saat ini adalah jam 10 pagi.'

'Sejak bulan lalu si Claude mengganti waktu Tea Time menjadi pagi hari,padahal sebelumnya disuruh datang sesuai Tea Time siang.'

'Bahkan sekarang aku sampai mengucapkan salam selamat pagi setiap hari kepadanya.'

'Walau tentu saja Claude tidak menjawab.'

"Kemarin papa muncul di mimpi Athi." ungkap Athanasia

"Mimpi ya." balas Claude

"Athi,Papa,Lili,dan Felik memetik bintang dan bulan,dan kita bermain dengan senang!" Athanasia menceritakan mimpinya

"Mimpi yang konyol ya." jawab Claude

'Hoho,bicaranya bagus sekali ya.'

"Athi sangat sangat senang karena bermain bersama papa."

'Nggak berhasil!'

'Sudah lah makan kue saja.'

'Lama-lama aku sendiri juga tidak tahu aku bicara apa.'

'Ng?'

'Apa?'

'Ah,kakak-kakak ini baru pertama kali ya lihat kami berbicara?'

'Kalau dilihat-lihat mereka memang selalu menjauh ya.'

•••

Claude bengong melihat kue yang ada di atas meja

'lagi-lagi begitu.'

'Dia jangan-jangan kurang tidur ya?'

'Waktu itu juga sudah memanggil orang,malah tidur.'

'Kalau memang begitu,panggilannya siang-siang aja kek.'

"Papa itu enak?" tanya Athanasia melihat Claude meminum teh

"Aku tidak menikmatinya gara gara rasanya." jawab Claude menatap tehnya

"Athi juga mau minum yang sama dengan papa!" balas Athanasia dengan wajah berbinar-binar

"Wanginya akan sedikit kuat untuk dinikmati tuan putri." sela Felik sebelum Claude menjawab

"Aku mau minum yang sama!" jawab Athanasia tetap ingin minum teh

'Lihat lah keberanianku!'

'Lihat hatiku sudah jadi sebesar apa!'

'Aku berharap Claude terkesan dengan keberanianku dan rasa ingin membunuhnya jadi hilang.'

'Lagian sedih juga tiap hari hanya makan kue dan minum susu dengan madu.'

"Biarkan saja.Kalau dia mau tidak ada alasan untukku melarangnya." ucap Claude memperoleh kan Athanasia meminum teh

"Wuahh." wajah Athanasia terlihat jelas sangat senang

'Tuh kan,selama ini aku sudah merasa wanginya harum.'

"Athi juga suka ini!" ucap Athanasia setelah meminum tehnya

"Seperti ada bunga mekar di mulut Athi." sambung Athanasia

Claude dan Felik terdiam

Wajah Claude dan Felik mendadak terkejut dengan ucapan Athanasia

'Apa?'

'Kenapa reaksinya begini?'

"...Kelihatannya anda menyukainya ya,ini adalah teh Lippe yang disukai oleh yang mulia." ucap Felik dengan wajah terkejut dan menundukkan kepalanya

"Nona Diana juga sangat menyukainya."

"Seperti ada bunga yang mekar di dalam mulutnya..."

"Beliau juga mengatakan demikian." sambung Felik panjang lebar masih dengan wajah tertunduk

Athanasia melihat wajah Claude

"Ibu dan Athi bicara yang sama?" tanya Athanasia kepada Claude

"Iya." jawab Claude singkat

"Yang mulia jadi menyukai teh Lippe ini pertama kalinya juga karena nona Diana." jelas Felik tersenyum kepada Athanasia

"Karena daun sanyu,bahan dasar teh Lippe itu berasal dari Siodona." sambung Felik

"Ah,waktu itu mereka berdua menikmati hidangan ringan disini pun..."

"Aku tidak ingat hal itu." sela Claude

"Hari ini kau banyak bicara hal tidak berguna." Claude menatap Felik

"Kau berisik,pergi sana." sambungnya

"...Segala keagungan dan berkat Obelia." ucap Felik meninggalkan Claude dan Athanasia

'Hah?'

'Jadi baginya dia hanyalah seorang perempuan yang lewat sekali dalam kehidupannya,begitu?'

'Menyebalkan.'

'Padahal kau masih memiliki lukisan potret itu.' (lukisan potret ibu Zenith)

"Umurmu masih terlalu cepat untuk minum teh,lebih baik kau minum susu." Claude memberi nasehat kepada Athanasia

"Hehe,Athi juga suka susu." jawab Athanasia

•••

"Anda menggambar apa,tuan putri?" tanya Felik

"Felik bodoh! ini kan Lili yang paling cantik di dunia!" jawab Athanasia

"Ah,yang ini saya tahu,yang mulia kan?" ucap Felik

"Teet! salah." balas Athanasia

"Ini akan kuberikan pada kak Felik." Athanasia memberi lukisan gambarnya kepada Felik

"...Ini saya?" tanya Felik

"Saya benar-benar berterimakasih,tuan putri."

"Akan saya simpan sebagai harta seumur hidup saya." sambung Felik

"Nah,ini hadiah Lili." Athanasia memberi gambarannya kepada Lilian

"Wah apakah saya secantik ini?" tanya Lilian

"Tercantik di dunia." jawab Athanasia

'Bagus,sekarang si Claude.'

"Ini yang mulia dan tuan putri ya,yang mulia pasti akan senang sekali." ucap Felik

'Hah,nggak akan ku kasih ke dia tuh?'

'Dia tidak akan senang juga.'

'Malahan mungkin dia bakal jadi mau membunuhku karena aku menggambarnya dengan jelek...'

'Coba pikir gambar siapa lagi ya?'

"Lili,Lili." panggil Athanasia

"Ya,tuan putri?" jawab Lilian

"Ibu orangnya seperti apa?" tanya Athanasia

"Athi ingin gambar ibu,tapi Athi gak tahu wajah ibu."

Felik dan Lilian bertemu pandang,bingung ingin menjawab apa

"Rambut ibu lurus seperti Lili? atau keriting-keriting?" tanya Athanasia kepada Lilian

"... Rambutnya pirang keemasan bergelombang indah seperti tuan putri Athanasia." jawab Lilian

"Oh,kalau begitu sepanjang ini?" tanya Athanasia menunjukkan gambarannya

"Sedikit lebih pendek dari itu." ucap Lilian

"Terus bentuk wajah dan bentuk rambutnya?" tanya Athanasia

"Itu..." Lilian bingung menjawab apa sementara Felik hanya diam sedari tadi

'Bagus,sekarang aku bisa menggambarnya.'

"Beliau memang sangat cantik,seperti tuan putri Athanasia." ucap Lilian

"Seperti Athi?" tanya Athanasia

Di novel <Lovely Princess> pun katanya Diana sangat cantik sampai membuat orang tidak bisa mengalihkan pandangan darinya

'Sebenarnya secantik apa dia?'

'Memang mirip denganku,tapi aku kan anak kecil.'

'Kalau dipikir-pikir yang mulai Claude juga menyukai Diana.'

'Makanya Athanasia lahir kan?'

'Dia orang yang secantik itu ya.'

"Aku juga ingin melihatnya." ucap Athanasia sambil menggambar di kertasnya

Lilian dan Felik masih terdiam kaku mendengar Athanasia berbicara

'Keheningan berat apa ini?'

'Apa karena aku mengatakannya dengan bersuara...'

'Kalau aku ingin melihat ibuku..?'