webnovel

29 makan bersama

Acara pernikahan sudah selesai dan mulai sekarang aku sudah sah menjadi isteri dari Vante. Aku masih tidak terbiasa dengan situasi saat ini. Ya, Pernikahan sudah selesai dan jamuan makan malam keluarga masih belum selesai. Sekarang ini seluruh keluarga masih berkumpul di hotel untuk makan malam Bersama. Bukan hanya ada keluarga kami saja, ada Joon dan yang lain nya yang sata ini ikut. Mereka semua tidak ingin cepat-cepat pergi katanya. Entahlah, mungkin hanya ingin berkumpul saja.

Meja makan di penuhi dengan berbagai macam makanan. tapi aku tidak fokus dengan semua itu. aku bingung dengan semua ini. tentu saja masih tidak mempercayai jika aku sudah menikah.

"Ngomong-ngomong, kita sudah jarang bertemu." Ucap Jyin ke pria yang baru saja datang setelah pernikahan itu. pria yang memiliki kulit putih susu itu menatap jyin datar tanpa ekspresi.

"itu karena kau sangat sibuk," balas pria itu datar. Ia adalah suga, yang di sebut Monica, jika jimin tidak lebih tinggi dari suga.

"Kau juga sangat sibuk Saat kami mengajak bermain poli di akhir pekan, kau selalu saja sibuk, Seperti punya pacar saja," Sindir Jimin dengan mimik wajah menyebalkan pada temannya itu.

Jyin tertawa. "Kau benar, mana mungkin pria sepertinya mempunyai kekasih."

"kenapa? Aku tidak boleh punya pacar?" sahut Suga datar.

Suga memiliki sifat dingin, eskpresi wajahnya sangat jarang berubah, selalu datar. Tidak heran jika ia mendapatkan gelar sebagai manusia dari kutup selatan karena kedinginannya itu. namun suga di kenal mempunyai sifat sabar dan tidak pernah marah.

"Apa ini? Jadi kau punya? Kenapa tidak pernah cerita?" Sahut jeka terkejut, namun anehnya jeka tersenyum mengejek. Mungkin tidak mempercayai ucapan Suga barusan.

"Kalian mengejek ku ya?" Tanya Suga dingin. Ia memperhatikan wajah para sahabtnya itu satu persatu dan berhenti menatap jyin. "Seharusnya aku tidak mengatakan ini karena aku memikirkan kalian yang masih tidak mempunyai kekasih. Aku tidak ingin membuat kalian cemburu." Ucapnya dingin yang hanya di balas Tawa oleh Vante.

"Lalu kenapa kau menatapku seperti itu, seolah-olah perkataan barusan untuk ku." Kesal Jyin. Pasalnya Suga melihatnya seperti menargetkan dirinya

"Lebih banyak untuk mu, anggap saja motivasi." Ucapnya datar. Jyun menarik nafas beberapa kali untuk sabar menghadapi manusia salju ini. Kenapa Suga selalu saja meinteminasi nya. "Ya, Suga. Perlu di ingat aku ini lebih tua darimu satu tahun. kau harus menghormatiku."

"Nah itu, kau sadar jika kau sudah tua. Kenapa bekum saja mendapatkan kekasih." Sindir suga sangat menusuk untuk jyin.

Di saat mereka semua mengobrol dan saling mengejek. Aku hanya diam mengamati pria berkulit putih itu. sampai akhirnya Vante menyadari jika aku melihat Suga tanpa mengatakan apapun. "Kau suka dengan pria itu?." ucap vante tiba-tiba. Aku menatap balik vante yang saat ini sedang makan. "Apa kau pikir aku menyukai orang lain jika memperhatikan orang itu, kenapa kau selalu mencari masalah denganku."

Vante mengkerutkan alisnya. "Mencari masalah? Hah, kau pikir aku tidak ada pekerjaan lain apa."

"pekerjaan apa selain suka marah-marah? Tidak ada,"

"Lalu pekerjaan yang aku kerjakan sejak dulu itu transparan?" Tanya Vante menatap rachel tajam. Mereka berdua saling bertatapan dan tidak adar jika yang lain nya sudah melihat tingkah mereka. Celina yang melihat putra dan menantunya itu. meskipun Rachel dan vante saling mengejek dan bertengkar, Celina yakin jika putra nya itu akan mencintai Rachel dan menghilangkan Vera dalam pikiran nya. ia juga bisa melihat cinta yang besar di antara keduanya meksipun cinta itu masih sangat kecil di antara keduanya.

"seperti itulah," balas Rachel cuek. Ia bahkan memalingkan wajahnya dari vante.

Vante tentu saja kesal telah di remehkan seperti itu. dan saat itu juga sebuah ide terlintas di benak nya untuk menjahili Isterinya itu. Tanpa di sadari Rachel. Vante sudah mengangkat sudut bibirnya ke atas.

-

-

-

Makan malam keluarga sudah selesai, Aku harus bersusah payah buat pergi saat para lelaki mesum mulai membahas urusan ranjang. Itu membuatku terkejut, sungguh. Mereka dengan tidak tahu malunya membahas masalah itu di depan seluruh keluarga. Menyebalkan, rasanya wajahku tidak berbentuk lagi saking malunya.

Dan Vante? Pria itu bahkan Terus saja melihatku sambil membicarakan semua itu, Jujur saja. Tatapan itu membuatku merinding. Oh, apa yang akan terjadi padaku Malam ini. tentu saja aku akan baik-baik saja. Tidak mungkin Vante akan melakukan itu padaku bukan. Aku mempercayainya.

Dam

Sepertinya tidak…

Aku dan tentu saja Vante pulang terlebih dahulu karena di di usir. Ah tidak, maksudku karena acara berlangsung seharian. Mereka mengira aku akan sangat kelelahan jika sampai terlalu malam pulang. Bahkan ibu dan ayah mertuaku menyuruh kami pulang lebih awal. Sungguh, mertua yang perhatian.

Saat ini kami Sudah sampai di sebuah rumah. Lebih tepatnya seperti mansion karena sangat besar dan mewah. Aku berjalan mengikuti Langkah kaii Vante yang berjalan di depannya. Kami tidak bersuara, selain suara Langkah sepatu kami yang terdengar menggema di ruangan yang aku Yakini ruang tamu saat ini.

"Pasti ada banyak kamar disini kan." ucap rachel sambil melihat dekorasi, Langkah kaki vante berhenti dan membuat tubuhku hampir menabrak nya.

Vante memalingkan tubuhnya dan menghadapku. "memangnya kenapa kau bertanya, lagipula kamar di rumah ini akan selalu kosong, selain kamarku." Balas Vante dan tidak lupa senyuman licik di wajahnya.

Aku menjaga ketenangan dirinya untuk terlihat santai di depan pria ini, meski sebenarnya jantungnya berdetak kencang. Jujur saja aku sangat takut sekarang setelah melihat wajah Vante yang membuat mimik wajah mencurigakan.

"Lalu aku akan tidur dimana!,"

"Di kamarku."

"Apa kau gila! Aku tidak mau harus tidur bersama."

Vante mendesih. "Siapa juga yang mau tidur bersama, aku hanya menyuruhmu untuk tidur di kamarku. Ah, aku tahu. Kau ingin kita untuk menghabiskan waktu bersama malam ini kan."

Tentu saja aku tidak menerim perkataannya barusan. siapa juga yang ingin tidur bersama pria menyebalkan sepertinya pikir rachel.

"kau harus istirahat. Besok ada pekerjaan yang akan menantimu setelah kau bangun tidur, pastikan kau harus bangun tepat waktu dan menyiapkan makanan untuk suamimu ini bekerja. Ah, dan jangan lupakan siapkan pakaianku besok."

"Apa kau pikir aku pembantu mu disini," Balas racel kesal.

"Tidak, Tapi ini semua adalah pekerjaan seorang isteri dan kau ingin melakukan semua itu untuk melayani suamimu, itu yang di katakan kau dulu bukan."

Aku Kembali mengingat impianku sata sudah memiliki suami dan saat ini aku menyesal mengatakan semua impian itu.

"Tidurlah isteriku, atau aku harus memaksamu untuk melakukannya malam ini juga"

Chapitre suivant