webnovel

Episode 10: Kenyamanan

Jam 5 shubuh Yani sudah bangun dan hendak mandi besar karena sudah berhubungan badan dengan Wahyu, ia masih teringat akan perkataan Wahyu yang memintanya untuk jangan mencuci kemaluannya usai kencing. Tapi pagi itu dia tetap mencuci kemaluannya karena yang namanya mandi pasti terkena air juga.

"Duttt"

Terdengar suara kentut dari WC yang ada di sebelah kamar mandi, Yani sontak terkejut akan hal itu karena setahu dia tidak ada orang daritadi.

"Siapa ya?" tanya Yani.

"Ini Bagas, mbak." jawab Bagas.

"Oh mas Bagas, kok saya gak tahu mas Bagas lagi berak ya?" tanya Yani.

"Tadi saya masuk ketika mbak mengguyur air ke kepala mbak." jawab Bagas.

"Oh, saya pikir siapa gitu." ujar Yani.

Tiba-tiba saja kelamin Bagas yang selalu loyo tidak bisa bangun mendadak agak bertenaga, dia sendiri merasa heran dengan apa yang terjadi.

"Apa mungkin ini karena Yani?" gumam Bagas.

Bagas kemudian mengintip dari celah yang entah darimana datangnya. Kemaluannya semakin bertenaga walaupun belum bisa bangkit ketika melihat Yani tepat ada di depannya dalam kondisi telanjang bulat.

Gundukan bulu dan payudara yang ranum membuat birahi Bagas sangat bergejolak, di mulai mengurut kemaluannya hanya saja tidak ada tanda-tanda akan mengeras dan berdiri tegak.

Sampai akhirnya Yani selesai mandi dan segera masuk ke kamarnya, sementara Bagas segera cebok dan di depannya sudah ada Sukma yang meminta izin untuk pamit bekerja.

Saat Yani masuk rumah, dia mendengar adanya keributan di depan kontrakan milik pak Toto tersebut.

Yani segera memakai pakaiannya dan melihat penghuni kontrakan lain berkumpul disana.

"Ada apa mas?" tanya Yani kepada Iwan.

"Mbak Laras gak mau mengganti kamu buat rawat mas Wahyu besok, Yan." ujar Wahyu.

"Kenapa?" tanya Yani.

Tiba-tiba saja keluar seorang pria dari kontrakan yang ditempati oleh Laras, Yani familiar dengan wajah yang di lihatnya padahal saat itu.

"Mas Seno?" tanya Yani.

"Kamu kenal dia?" tanya Iwan.

"Dia adik mas Rudi, mantan mbak Laras juga." jawab Yani.

Seno kemudian menjelaskan kalau dia akan membawa Laras pergi darisini dan Laras juga sudah setuju, menurutnya Laras hidup dalam penderitaan bersama Rudi.

"Mas sudah melakukan apa dengan mbak Laras?" tanya Bagas.

"Ya, kami sudah melakukanya." jawab Seno dengan santai.

"Puuhg"

Seno kaget tak kala mendapati bogem mentah bersarang di pipi kanannya, rupanya Rudi pulang dan mendengar perkataan dari Seno.

"Kamu sudah tidur dengan Laras?" tanya Rudi penuh emosi.

"Iya, aku sangat menikmatinya."

Tiba-tiba saja Laras keluar rumah dengan tas koper yang dipenuhi pakaiannya.

"Kamu mau kemana Laras?" tanya Rudi sambil membentak.

"Mas Rudi sebaiknya tahu diri, mas itu gak cocok sama Laras!" jawab Seno.

"Kurang ajar!" bentak Rudi hendak memukul Seno.

Tiba-tiba saja Bagas memotong apa yang akan terjadi selanjutnya, disana juga Bagas memberi tahu kalau Seno tidak mempunyai hak untuk membawa Laras walaupun sudah menidurinya, kecuali Rudi merelakannya.

"Aku tidak mau, aku tidak mengizinkan Laras pergi dengan Seno." ujar Rudi dengan nada tinggi.

"Berarti mas Seno harus segera pergi darisini, gak enak kalau orang melihat kejadian ini." seru Bagas.

Mau tidak mau Seno akhirnya pergi karena dia kalau telak soal memperebutkan Laras.

"Aku saya tetap tidak mau untuk mengurus mas Wahyu." ujar Laras dengan membanting pintu.

Penghuni kontrakan yang lain jelas bingung dengan keadaan selanjutnya, karena Sukma akan mengurus Wahyu ketika hari Jumat dan Sabtu saja.

"Biar saya saja yang mengurus mas Wahyu sampai hari Kamis, lagipula hanya saya yang tidak ada kegiatan." ujar Yani.

Walau berat Iwan tetap mengizinkan istrinya untuk tetap mengurus Wahyu, dia sendiri besok harus sudah pergi ke rumah orang tuanya untuk membantu membuat ruangan yang diminta oleh ibunya.

----

Nafas ngos-ngosan terdengar di kamar yang beraroma khas persetubuhan, dua insan yang penuh nafsu sedang melepaskan hasrat birahi masing-masing.

"Dek, kapan kamu mau cerai sama suami kamu? Lagipula anak itu adalah anakku." tanya Toto.

"Aku masih cinta sama mas Bagas, mas. Lagipula mas Bagas mengizinkan kita melakukan ini bukan berarti mas Toto boleh mendapatkan saya sepenuhnya. Bukannya mas Toto dan mas Bagas sudah setuju akan hal itu?" tanya Sukma.

"Tapi aku ingin memperistri kamu dek, aku tidak ingin menjadi pelepas birahi kamu saja." ujar Toto.

"Mas, siang hari kan aku milik kamu. Ya, kalau malam hari mas Bagas punya hak atas saya." sanggah Sukma.

"Kalau begitu aku mau kamu hamil lagi dek." ujar Toto.

"Ngawur, sudah ah aku mau pulang dulu." timbal Sukma sambil memakai pakaiannya berhijabnya.

Tak lupa Sukma membawa pulang anak hasil bersama Toto untuk segera pulang, Toto sendiri sebenarnya enggan kalau harus seperti ini terus. Walau bagaimanapun Sukma adalah ibu yang telah melahirkan anaknya, lagipula Bagas kenapa masih mau mengurus anak yang bukan anaknya pikir Toto.

Toto masih mengingat masa dimana Sukma dan Bagas pertama kali datang untuk mengontrak rumah di kontrakan miliknya. Bagas dan Sukma adalah pasangan serasi, hanya saja kejadian itu membuat Bagas kehilangan masa depannya.

Genteng yang pecah membuat Bagas harus menggantinya, pada saat itu di terpeleset dan kemaluannya tepat mengenai kaso yang ada di bawah genteng. Awalnya dia hanya merasa ngilu biasanya saja, sampai ketika dia hendak berhubungan badan dengan Sukma tidak ada tanda-tanda kalau kemaluannya hendak ereksi.

Sukma sendiri heran dengan hal itu, padahal berhubungan badan sudah sering mereka lakukan dari sebelum menikah. Sontak saja Sukma agak panik dengan hal itu, hanya saja dia mencoba menerima apa yang telah terjadi dengan suaminya.

Sampai suatu malam dia tidak bisa menahan birahinya dan hal itu diketahui oleh suaminya, pagi harinya Toto yang hendak menagih uang kontrakan seolah menjadi alternatif oleh Bagas.

Karena bulan itu Bagas belum mempunyai uang yang cukup, maka hal yang tidak diinginkan itu dilakukan oleh Bagas. Tentu saja dengan meminta Sukma untuk melakukan hubungan badan dengan Toto, Bagas juga beralasan kalau dia bisa menuntaskan birahinya.

Sukma jelas menolak akan hal itu, walau bagaimanapun dia menerima Bagas yang telah mengalami impotensi. Tapi Bagas kembali meyakinkannya untuk tetap melakukan itu semua.

Toto masih melamuni pertama kali dia bersetubuh dengan Sukma, awalnya malu-malu sampai Sukma dibuat klimaks olehnya. Akhirnya Toto membuat kesepakatan dengan Bagas, kalau di siang hari ketika Bagas bekerja Sukma adalah istrinya. Dia juga berkeinginan untuk bisa mempunyai anak dari Sukma, walau dengan berat hati akhirnya Bagas setuju. Hanya saja yang membuat Toto kecewa adalah walaupun Sukma melahirkan anaknya, tapi dia ingin kalau Bagas-lah yang tetap menjadi ayah sahnya.

Keputusan gila ini diketahui oleh Wahyu, sehingga mau tidak mau Toto harus rela kalau Wahyu meminta untuk pembayaran kontrakan sebesar 50 persen saja, Toto sendiri setuju dengan hal itu. Untuk kontrakan yang ditempati oleh Sukma dan Bagas jelas diberi secara cuma-cuma.

Bersambung

*Noted: Maaf telat update, hari Minggu update cerita selanjutnya.

Chapitre suivant