Siji menggerutu kesal. Tak terhitung berapa kali sepasang maniknya melirik jam yang menggantung di dinding kamar. Malam kian larut, namun Renata tak kunjung pulang.
Selain rasa cemas yang ia kemas, Siji pun kesal bercampur marah mengetahui Renata sekarang bersama Shin. Entah kemana mereka, membayangkannya saja sudah membuat Siji jengkel setengah mati.
Siji menggeleng kasar, untuk apa juga dia memikirkan mereka. Bukankah lebih baik jika dia memejamkan mata lalu berlabuh ke alam mimpi saja. Memimpikan pacar-pacar 2D kesayangannya.
Siji segera membungkus dirinya dengan selimut, mematikan lampu di atas nakas kemudian memejamkan mata rapat. Berharap segera memasuki alam bawah sadar dan menjemput mimpi hingga datang fajar.
"Ck, sial!"
Meski matanya memejam namun pikirannya terus berkelana membayangkan wajah seorang gadis manis setengah gila. Renata! Renata! Renata!
Ya Tuhan! Ada apa dengannya?
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com