"Cepat bantuin abang turun, Papa!" teriak Siji dari atas pohon, ia benar-benar takut ketinggian.
"Eh, tunggu! Pertahankan posisimu seperti itu, Bang! Papa akan mengambil beberapa gambar dulu, nanti papa post di semua sosmed papa." Tuan Yudha merogoh ponsel dalam sakunya. Ia memotret Siji yang bergelayutan di pohon. Benar-benar papa yang durhaka.
"Hentikan, Pa! Abang bisa mati sungguhan ini kalau sampai jatuh. Mama! Abang dianiaya papa, huwee."
Siji sok ngedrama ketularan Reiji.
"Mama juga nggak bakalan denger, Bang! Yasudah, sekarang lepaskan pegangan Abang! Papa akan menangkap Abang," perintah Tuan Yudha. Kedua tangannya terentang, pose ala Shah Rukh Khan yang menanti Kajol.
"Jangan bercanda, Pa! Abang bisa mati sungguhan ini." Tubuh Siji semakin bergetar. Pegangannya pun mulai melemah.
"Percayalah, papa akan menangkap Abang! Tutup mata saja, Bang!"Tuan Yudha meyakinkan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com