Penampilan Siji dan Reiji sudah tidak karuan. Tangan dan wajah mereka sudah hitam-hitam terkena debu dan abu. Reiji yang di hari-hari awal rajin mencuci muka menggunakan air yang mengalir dari celah di dinding bebatuan, setelah tahu ada sosok hitam di dalam batu, Reiji tidak berani mendekat di sana lagi.
Satu-satunya celah yang mengalirkan air yang tidak ada sosok bayangan hitamnya adalah sumber yang berada di kuil, gua yang terdapat banyak patung kucingnya. Tapi, itu mereka gunakan untuk minum dan cebok. Kuil yang mungkin sebelumnya menjadi tempat sembahyang para penambang terdahulu, kini dijadikan toilet oleh Siji dan Reiji.
Untung saja mereka mengalami sembelit beberapa hari ini. Jadi, keduanya belum ada yang buang air besar. Reiji bahkan mengatakan mereka membutuhkan pasokan internal yang berada di lambung. Jadi, Reiji berkata pada Siji untuk tidak buang air besar dulu sebelum keluar.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com