Arzlan menoleh ke belakang di tengah situasi yang saat ini sunyi. Malam yang begitu indah dengan hamparan bintang, kepalanya lalu menatap ke arah langit. Pertarungan yang dirinya lakukan hari ini sedikit melelahkan.
Dia kemudian melangkahkan kakinya, dirinya tahu kalau ini bukanlah akhir. Masih banyak misteri yang belum dirinya ketahui.
"Uagh…." Mata Lucie terbuka lebar, di sana tidak ada siapa-siapa kecuali pedang putih yang tertancap. "Apa yang terjadi dengan diriku? Sudah berapa lama diriku pingsan?"
Mata Lucie menatap ke arah telapak tangan, semua yang terjadi bagaikan mimpi buruk yang cukup mengerikan. "Benar, di mana dia sekarang ini?"
Tidak ada siapapun di sana, matahari perlahan mulai terbit yang memberikan sinar kepada dirinya.
"Sungguh, dari semua hal di dunia ini aku sudah tidak memahaminya lagi!" Lucie menatap ke arah pedang. "Apa memang pedang ini ditunjukkan untuk kepada orang yang memiliki berkah surgawi?"
***
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com