Begitu banyak tumpukan mayat yang telah tertebas oleh pedang Arzlan, mereka benar-benar tidak memberikan ampun.
Hanya satu orang yang tersisa, dia adalah prajurit kurus yang saat ini gemetar ketakutan menyaksikan pedang milik Arzlan yang sangat tajam.
Shinngs!
"J-Jangan bunuh aku!"
"Biar kita buat semua ini menjadi mudah! Apa yang sebenarnya kau dan teman-temanmu ini lakukan?"
Prajurit itu menundukkan kepalanya, tubuhnya bergetar hebat, namun dia masih tidak ingin berbicara.
"Oi!" bentak Arzlan.
Prajurit itu mengangkat pandangan matanya. "I-Iya…."
"Apakah kau sengaja membuat diriku menjadi emosi?" Mata Arzlan memberikan sorotan tajam yang menusuk.
Semakin kencang detak jantung prajurit itu, dia melirik ke sekitar berharap kalau ada yang akan memberikan belas kasih, tapi para Dwarf yang telah dilepaskan memasang wajah sangar ke arahnya. Mereka seolah akan menerkam prajurit tersebut.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com