webnovel

Kematian Sesaat

"Inferno Dark Aura!"

Semburan api hitam melaju dalam kecepatan tinggi, tepat serangan itu mengenai tubuh Whiete Kishin Taiga. Monster itu diterjang hingga terdorong cukup jauh, api hitam mulai membakar tubuhnya. Dia meronta marah akibat serangan Arzlan.

"Uh?" Alisha tidak bisa percaya apa yang baru saja terjadi dengannya, luka di bagian lengannya masih terasa sangat sakit.

"Eargh!" Arzlan langsung berlari ke arah Whiete Kishin Taiga ketika makhluk itu sedang meronta-ronta kesakitan. Pedang digenggam kuat bersama dengan wajah yang terus meruncing tajam menatap monster itu. "Dark Impulse Slash!"

Hantaman dalam kecepatan tinggi berhasil melukai tubuh monster itu, sayatan besar telah mendarat secara kasar di kulitnya.

"Groagh!" Meronta kesakitan akibat serangan Arzlan, api di tubuhnya terus merambat dan memberikan rasa panas yang sangat luar biasa. Dalam beberapa menit monster itu mulai tumbang tidak berdaya, matanya masih memancarkan amarah yang sangat tinggi. Tapi, itu semua hanya sesaat setelah itu dia sudah kehilangan nyawanya.

Tubuh Arzlan mulai melemah, dia kesulitan untuk mempertahankan keseimbangan. "Apa ini? Kenapa tubuhku terasa sangat berat sekali…." Dia langsung tersungkur jatuh, sudah terlalu banyak dirinya menggunakan kekuatan sehingga berdiri saja terasa sangat sulit untuk dilakukan.

Alisha mendekat ke arah Arzlan, matanya menatap serius ke arah pria itu. "Uh?" Dia menyadari sesuatu hal yang aneh. "Kenapa ini?" Detak jantung tidak terdengar ketika telinganya menempel ke dada pria tersebut, semua terasa seperti cangkir kosong yang sangat hampa.

Menjadi panik Alisha atas apa yang terjadi, dia mencoba memastikannya sekali lagi. Urat nadi Arzlan diperiksa, tapi memang pria itu sudah menjadi kosong tidak bernyawa. Air mata Alisha langsung mengalir, baru dirinya ingin mengenal pria itu, namun semua sudah terlambat.

"Apa yang terjadi? Kenapa kau begitu cepat meninggalkan diriku?" Alisha tidak pernah membayangkan kalau semua ini terjadi, terasa sangat cepat waktu berlalu. Baru mereka saling berkenalan dan belum sempat untuk menjadi akrab, semuanya hanya tinggal kenangan yang dibawa oleh air mata.

***

"Uh?"

Di dalam alam bawah sadar Arzlan berada di sebuah tempat, hanya suasana putih dengan kehampaan yang luar biasa. Matanya melirik ke sekitar, dia merasakan ada energi aneh di tempat itu.

"Hehahaha…!"

Tawa menggelegar hingga ke seluruh ruangan, Arzlan sama sekali tidak suka dengan suara tawa itu. Matanya terus mencari siapa pemilik suara menggelegar dan menakutkan itu.

Sebuah asap hitam muncul yang mengubah putih hampa menjadi gelap seperti cahaya senja, sesosok monster telah tiba dan memberikan tatapan tajam ke arah Arzlan.

"Siapa kau?" tanya Arzlan dengan nada tegas.

"Heahaha… apakah kau sudah lupa siapa aku sebenarnya?"

Mata Arzlan seperti dimasuki oleh energi bertekanan kuat, energi itu terus masuk hingga memberikan semua vision yang terjadi di masa lalunya. "Jadi itu kau!" Teringat semua ingatan tentang makhluk yang bernama Darkness itu.

"Ya, itu benar sekali!" Asap hitam mulai menggumpal hingga memunculkan sosok pria bermata merah yang kepalanya ditutupi oleh hoodie.

Sosoknya mirip seperti seorang malaikat maut lengkap dengan sabit di tangan kanannya, aura milik makhluk itu begitu kuat hingga terus membuat jantung Arzlan ingin meledak, tapi itu semua hanya sesaat. Arzlan bisa mengendalikan rasa takut dan kaget dalam tubuhnya, dia mencoba untuk tetap bersikap tenang.

"Apa yang kau inginkan dariku?" Sudah sangat jelas bahwa Darkness memiliki suatu alasan yang kuat untuk memanggil Arzlan ke dalam alam kehampaan. Alam tersebut tidak akan mungkin bisa ditembus oleh makhluk hidup kecuali mereka sudah mati.

"Aku hanya ingin memberitahu dirimu sesuatu, kekuatan yang saat ini kau miliki masih belum bisa kau gunakan dengan sangat baik! Untuk mengalahkan seekor monster saja kau harus terluka sangat parah, jika bukan karena kekuatan yang aku berikan pasti kau sudah mati saat ini!"

"Aku tidak pernah peduli akan hal itu!" Arzlan memotong pembicaraan, terasa kalau Darkness ingin memojokkan dirinya.

"Hehehe… aku tahu kalau kau memang akan berkata seperti itu, tapi kau harus ingat akan tujuan yang sudah aku berikan!"

"Tujuan?" Arzlan merasa heran, sama sekali dia tidak bisa mengingat tujuan seperti apa yang pernah dijanjikan.

"Hmm… sepertinya kau tidak mengetahui tujuan seperti apa yang harus kau lakukan!"

"Ya, itu benar sekali! Aku tidak pernah menjanjikan apapun terhadap dirimu, saat ini aku hanya ingin membalas apa yang sudah orang lain lakukan.

"Itu benar sekali, dengar kau itu saat ini adalah utusan dari diriku! Aku adalah Darkness sang malaikat maut yang akan mencabut siapa saja makhluk berdusta dan berdosa di dunia ini!"

Darkness menggunakan nada suara yang seram untuk menunjukkan keseriusan dalam ucapannya, tapi reaksi Arzlan sama sekali tidak berubah, hanya tatapan dingin seperti ingin selalu membunuh lawannya.

"Apakah aku harus melakukan apa yang kau ucapkan itu?"

"Tentu! Ini semua menjadi perjanjian kita sejak awal, semua terjadi saat kau masih menjadi seorang bocah sekolah yang selalu mendapatkan bully dari semua orang!"

Arzlan menjadi emosi saat mengingat masa lalunya. "Apakah kau ingin memberitahu bahwa ketika itu aku sudah melakukan kesalahan?"

"Tidak, aku hanya ingin mengingatkan dirimu! Di dunia ini banyak makhluk yang memiliki egois tinggi, perputaran takdir selalu saja tidak menentu. Aku yakin kalau kau pasti ingin membuat semua makhluk yang ada di dunia ini menjadi menyadari apar artinya saling menghargai bukan?"

Harus Arzlan akui kalau dirinya memang membenci penindasan dan makhluk-makhluk yang selalu berbuat seenaknya. "Lalu apa yang akan aku lakukan?"

"Mudah, kau hanya perlu membuat setiap pendosa yang tidak tahu diri itu menyesali perbuatannya, tidak peduli jika itu kau harus membunuhnya, sekarang kau hanya perlu menunjukkan bahwa kau itu adalah utusan sang kematian! Makhluk yang akan sangat ditakuti, hancurkan setiap orang yang telah menyimpang dari kebenaran hidup ini!"

Arzlan tiba-tiba menjadi sangat bersemangat. "Benar… aku akan menghukum para pendosa itu, mereka harus merasakan apa yang terjadi terhadap diriku!"

"Tidak hanya dendam yang harus kau balaskan, tapi setiap makhluk jahat yang sudah membuat dendam itu ada harus juga dihukum, orang yang bisa melakukan itu hanya dirimu seorang! Kau sudah ditakdirkan untuk menjadi makhluk yang berteman dengan kematian, jadi jangan ragu untuk bertindak! Heahahaha…!" Darkness menghilang menjadi asap yang beterbangan di udara.

"Uh?" Arzlan langsung terbangun, matanya melirik ke sekitar. Langit sudah menjadi mendung dan tidak beberapa lama hujan mulai membasahi semuanya.

"Tuan Arzlan!" Secara spontan Alisha memeluk tubuh Arzlan, dia merasa semua yang terjadi seperti mimpi buruk. "Aku tidak percaya kau hidup kembali!"

"Hidup kembali? Begitu rupanya!" Arzlan menjadi paham, waktu dirinya bertemu dengan Darkness tubuhnya sudah mengalami kematian secara singkat. "Baiklah, aku akan menjalankan apa yang sudah menjadi takdir hidupku!"

__To Be Continued__

Chapitre suivant