Setelah membunuh pria itu, Arzlan mulai membuka pedati yang dibuat untuk mengurung para gadis muda. Di dalamnya, terdapat lima perempuan, berusia belasan tahun.
Lalu Arzlan kembali melangkah pergi meninggalkan desa itu. Semua orang menjadi heran dan bingung, peristiwa itu cukup mengerikan sehingga mereka bertanya-tanya siapa manusia yang baru saja mereka lihat tersebut.
"Benar-benar bajingan makhluk di dunia ini! Aku akan membuat teror untuk mereka!"
Demi melancarkan aksinya Arzlan harus mendapatkan level tinggi terlebih dahulu dan hal itu bisa terlaksana ketika dirinya berhasil mengalahkan para monster.
Arzlan pergi ke arah hutan dengan pepohonan yang sangat lebat berharap kalau di sana ada makhluk yang bisa membuatnya menjadi cepat naik level.
Statistic Arzlan saat ini, level 5. Skill Dark Eater, Accelerator, dan Rage Power Up.
Hanya Dark Eater yang bisa membuatnya menjadi lebih kuat, setiap makhluk yang dikalahkan olehnya bisa diserap kemampuannya melalui makhluk hitam bermata merah yang sering keluar dari dalam tubuhnya.
Arzlan tidak peduli makhluk level tinggi atau rendah akan tetap dilawan olehnya. Ketika Arzlan baru menginjakkan kakinya ke dalam hutan, dirinya dihadang oleh anjing berkepala dua.
Anjing tersebut berukuran lebih besar daripada tubuh Arzlan. Tapi, tidak ada kata takut, Arzlan tetap menatap anjing berkepala dua itu dengan tatapan marah.
"Majulah!"
Seolah mengerti anjing tersebut langsung berlari ke arah Arzlan. Wajah mereka begitu ganas dan air liur terus mengucur di hadapan mereka Arzlan adalah daging yang sangat lezat.
Arzlan berlari ke arah anjing itu. Tangannya dengan cepat mengeluarkan pedang. Satu kepala anjing hendak menyerang, Arzlan dengan sangat cepat menangkis serangan tersebut dengan tangan kirinya.
Gigi tajam anjing itu menusuk kulit Arzlan hingga darah merah mengucur sangat deras. Tapi Arzlan sama sekali tidak meraung kesakitan, dia merapatkan giginya lalu melayangkan pedang di tangan kanan ke arah kepala anjing tersebut.
Crash!!!
Dengan sangat tepat pedangnya itu melukai kepala dari anjing tersebut. Monster itu melepaskan gigitannya, namun dia tidak mundur. Tatapan matanya masih sangat memancarkan kebuasan.
Arzlan berlari lalu ketika jarak sudah cukup dekat dia melompat. Kepala sebelah kanan yang tidak terluka berusaha untuk menyerang Arzlan yang sedang berada di udara.
Harus rela Arzlan lengan kirinya kembali digigit oleh monster itu. "Hiyaaa!" Itu bukanlah raungan dari rasa sakit yang didapat Arzlan melainkan teriakan emosi di saat tangannya melayangkan serangan ke arah wajah anjing tersebut.
Sangat tepat serangan tersebut menusuk ke leher anjing itu. Tidak cukup, Arzlan menusukkan pedangnya beberapa kali. Anjing itu melepaskan gigitannya, tapi Arzlan malah mencekik kepala anjing tersebut menggunakan lengan kirinya yang sudah berlumuran darah.
Lalu Arzlan mengarahkan pedangnya ke arah leher anjing tersebut, dengan gigih dia mendorong pedangnya sehingga anjing itu meronta kesakitan.
Crash!!!
Pedang Arzlan berhasil memenggal leher anjing itu. Dan kepala yang satunya menjadi sangat ketakutan. Monster itu berusaha untuk kabur, namun Arzlan dengan cepat melemparkan pedangnya hingga mengenai tubuh anjing itu.
Setelah hal tersebut, Arzlan berlari ke arah anjing yang sudah mulai sekarat. Dia tarik pedangnya itu lalu disayat, ditusuk, dan dirobeknya kulit anjing itu.
"Huh! Huh! Huh!" Emosinya meledak-ledak saat melakukan hal tersebut, begitu banyak tenaga yang dia gunakan demi meluapkan seluruh kekesalannya terhadap dunia. Setelah anjing berkepala dua itu tidak bernyawa lagi, Arzlan membuka telapak tangannya.
Chaos Eater mulai muncul dan mencabik-cabik tubuh anjing itu hingga seluruh tubuh monster tersebut ditelan dan tidak tersisa.
543 Exp baru saja Arzlan dapatkan. Level Arzlan meningkat ke level 7. Statistic meningkat dengan sangat tajam seperti attack, magic, dan resistance magic.
"Humph… ini seperti game saja! Semuanya diukur melalui level. Tapi aku lebih suka kalau semua dilakukan dengan menggunakan kemampuan fisik."
Setelah bergumam Arzlan terus melanjutkan langkah kaki masuk ke dalam hutan. Meski tangannya terus mengucurkan darah, sama sekali Arzlan tidak bisa merasakan rasa sakit. Rasa sakit itu telah hilang akibat nasib yang terlalu sering memberikan takdir kejam terhadap dirinya.
Semakin masuk ke dalam hutan, hawa mencengkam semakin terasa terlebih lagi darah yang keluar dari tubuh Arzlan terus menarik perhatian para monster buas.
Saat merasa kalau dirinya sedang diikuti Arzlan menoleh ke arah belakang, ternyata banyak sekali monster yang sudah mengikutinya.
Kebanyakan mereka adalah monster level 5 dan 10. Tentu saja, Arzlan menjadi sangat bersemangat.
"Bagus, sekarang kemarilah kalian! Biar aku cepat naik level sehingga aku bisa menghancurkan negeri ini!"
Pertarungan itu lalu terjadi.
***
Kebakaran dahsyat melanda sebuah desa Elf. Desa itu baru saja diserang oleh para pemburu makhluk hidup. Makhluk seperti Elf, Beast Human, atau spesies lain bisa dijual dan dijadikan budak. Apalagi wanita Elf terkenal akan kecantikan mereka. Harga untuk wanita Elf yang berusia muda bisa sekitar 1000 koin emas, harga yang sangat fantastis, terlebih lagi mereka memiliki umur yang sangat panjang. Hal ini, yang membuat para pencari budak sangat menyukai mereka.
Untuk dijadikan mainan pemuas hawa nafsu bejat dari para bangsawan kerajaan. Kerajaan Elf telah meminta pihak Scaevola untuk menghentikan perburuan Elf liar yang hidup di sekitar area kerajaan, awalnya permintaan itu disetujui karena mengingat kerajaan dari pihak Elf cukup tangguh, akan tetapi semenjak mereka memiliki empat pahlawan yang sudah menumbang para pasukan Raja Iblis di sekitar area perbatasan, Kerajaan Scaevola telah berani melanggar perjanjian dan hasilnya perburuan antar ras telah dilegalkan.
Kerajaan Elf tidak bisa berbuat apa-apa, jika mereka memilih berperang dengan pihak Scaevola tentu saja akan menimbulkan bencana yang bisa berujung pada kerugian ras mereka sendiri.
Seluruh area hutan yang diinformasikan menjadi wilayah bagi ras lain langsung diburu dan dicari para wanitanya, sementara para laki-laki biasanya hanya akan akan dijadikan budak pekerja kasar tidak digaji dan dipaksa bekerja tanpa henti.
Arzlan baru saja selesai membunuh para monster. Beberapa bercak darah menempel di jubahnya. "Huh… ternyata hanya segini kemampuan monster di hutan ini?"
Level Arzlan sudah mencapai 15, kemampuannya menjadi semakin kuat. Meski baru level lima belas, Arzlan sudah mampu mengalahkan monster level yang lebih besar daripada dirinya sendiri.
"Uh!" Arzlan merasa aneh dengan angin yang tiba-tiba berhembus dari dalam hutan. Seolah angin itu menyampaikan berita buruk terhadap dirinya. "Apa ini? Apakah ada masalah yang terjadi?" Arzlan memegangi dagunya. "Ya terserahlah. Aku di sini harus secepatnya mencari cara supaya level milikku cepat lebih tinggi karena mungkin mereka saat ini sudah memiliki level yang jauh lebih tinggi."
Arzlan tidak ingin ada kesalahan. Musuh yang sedang menanti dirinya sudah semakin bergerak sehingga dia harus lebih siap dari musuh tersebut.
__To Be Continued__