"A-Apa yang akan kalian lakukan?" Sakamoto benar-benar bingung, dirinya tidak mengerti kenapa para prajurit itu, mulai menatap dirinya dengan tatapan seperti itu.
"Kau itu, hanya aib bagi kerajaan!" ucap prajurit yang mengajak Sakamoto. Pria ini tadi nampak sangat baik kepada dirinya, namun perubahan sikap drastis sangat jelas terlihat di wajah pria tersebut.
Plak!!!
Selagi fokus dengan orang-orang di depan, salah satu prajurit datang dan memukul punggung Sakamoto. Hingga pemuda itu jatuh pingsan.
"Apa yang akan kita lakukan?" tanya salah satu prajurit.
"Kita langsung bunuh saja!" balas prajurit yang memukul Sakamoto. Pria itu sangat ingin, menusuk tubuh Sakamoto hingga mengeluarkan darah segar.
"Jangan!" Dia yang membawa Sakamoto tidak setuju dengan, rencana itu.
"Huh…? Kenapa kau seperti sedang melindunginya? Apakah kau lupa, kalau kita diperintahkan untuk, membunuhnya?"
"Aku tahu, namun daripada mengotori tangan kita, lebih baik dia kita hanyutkan ke sungai. Aku yakin, di arus yang deras, dia tidak akan memiliki kesempatan untuk bisa selamat."
Para prajurit lainnya, menoleh ke arah sungai. Aliran yang sangat ganas, hal itu memberikan mereka keyakinan penuh, memang tidak akan punya kesempatan untuk Sakamoto bisa selamat.
Setelah perbincangan itu, mereka mengikat Sakamoto di satu tiang, lalu mereka jatuhkan Sakamoto bersama tiang itu. Tubuh pemuda yang tidak berdaya, ditelan arus sungai yang sangat deras. Hanya dalam hitungan detik, pria itu tidak terlihat.
Mata Sakamoto, tiba-tiba terbuka. Dia sangat terkejut ketika, melihat sekelilingnya hanya ada air. Sulit untuk dirinya bernapas, terpaan arus yang begitu deras membuat tubuhnya, membentur batu yang terdapat di dasar aliran sungai.
Menjadi lecet tubuhnya, Sakamoto tidak sanggup untuk berteriak, napasnya terbatas. Aliran sungai terus mendorongnya, entah akan ke mana dirinya dibawa.
"Begini jadinya! Aku tidak memiliki lagi cahaya untuk kehidupan!" Sakamoto, kehilangan semangat.
Tubuhnya semakin lemah, perlahan air mulai memasuki badannya, menyumbat paru-paru. Saat arus melaju dengan sangat kencang, hingga menabrak, batu besar yang menghancurkan tiang yang mengikat tubuh Sakamoto.
Belum sampai di situ, Sakamoto harus jatuh ke dalam air terjun. Secara samar-samar, mata Sakamoto melihat ke bawah, dengan sangat cepat badannya melaju, hingga masuk kembali ke dalam air, setelah itu dirinya tidak ingat apa-apa.
"Kenapa?" Di dalam alam bawah sadar, Sakamoto seperti sedang jatuh ke dalam jurang kegelapan. Pertanyaan yang sama, terus keluar dari mulutnya. Ingatan yang dulu pernah dia lupakan, mengalir seperti sungai deras.
"Huh… benar! Aku adalah Kasuragi Sakamoto! Seorang pria terbodoh yang pernah ada!" Air mata, keluar dari selaput matanya. Mengingat semua apa yang terjadi, membuat Sakamoto harus mengalami tekanan mental.
"Kenapa, semua ini terjadi kepada diriku! Mengapa, di kehidupan ini saja, aku juga mendapatkan kesialan?" Sunyi senyap, tidak ada yang menjawab pertanyaannya. "Ya sudahlah! Lebih baik seperti ini, biarkan aku jatuh ke dalam jurang, supaya aku tidak perlu hidup kembali sebagai orang yang gagal."
Semua harapan itu sudah dia buang, dan kini hanya takdir di kehidupan selanjutnya yang dia tunggu.
"Hehahahaha!"
Tiba-tiba di sana, Sakamoto mendengar suara menggelegar. Suara tersebut membuat mata Sakamoto menjadi terbuka, langsung dia dibuat terkejut dengan penampakan makhluk hitam raksasa yang hanya terlihat matanya.
"Siapa kau?"
"Aku adalah Darkness! Aku yang merupakan makhluk kegelapan yang berasal dari perasaanmu paling dalam!"
"Mau apa kau, datang ke sini?" Sakamoto menjadi ketakutan, aura yang terpancar dari makhluk gelap itu, membuatnya merinding.
"Aku ke sini ingin, memberitahumu. Kalau semua ini tidak akan, berakhir dengan mudah, kau harus merasakan penderitaan yang lebih parah. Jadi, kau harus bersiap dan semua permasalahan akan kembali terjadi. Mau tidak mau, kau harus mengikuti semua itu."
Setelah ucapan itu, tubuh Sakamoto seperti ditarik ke bawah, dengan sangat cepat dia melaju. Secara perlahan, dirinya melihat sinar berwarna putih, tubuhnya melaju ke arah sinar tersebut.
"Huah…." Matanya segera terbuka. Sakamoto melirik ke sekitar. Dia berada di tepi sungai yang tadi membawanya. "Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Mulutnya beberapa kali, lalu mengeluarkan air putih dalam jumlah yang sangat banyak. Bekas makanan yang dimakannya, juga keluar bersamaan air tersebut.
"Apa yang terjadi? Bukankah seharusnya, aku sudah mati! Dan kenapa aku berada di sini?" Sakamoto melirik ke sekitar, hutan dengan pepohonan terlihat di depan matanya.
Dug!!!
Tiba-tiba, dadanya terasa sangat nyeri, sehingga mengganggu keseimbangannya. "Apa ini? Kenapa dadaku sangat sakit!"
"Uh… apakah kau tidak apa-apa?"
Dari arah belakang, Sakamoto mendengar suara seorang perempuan. Ketika, dia menoleh pandangan matanya mulai mengabur. Tubuhnya tumbang sendiri, bulir-bulir keringat dingin bermunculan di dahinya, napasnya begitu cepat naik turun.
"Apa ini?"
Wanita itu, segera memeriksa Sakamoto, wajahnya tampak begitu cemas.
"Uh… wanita ini kenapa memiliki telinga seperti hewan…!" Setelah berkata seperti itu, mata Sakamoto terpejam.
Tentu hal itu, membuat gadis tersebut menjadi panik. Segera gadis itu membawanya pergi.
***
Unlocked, The New Power. Shadow Drain.
"Ugh…!" Setelah melihat, bacaan aneh Sakamoto mulai membuka matanya. Pandangannya, sedikit buram. "Apa ini? Kenapa aku merasa sangat pusing sekali?" Dia melirik ke sekitar, di sekelilingnya terdapat dinding yang terbuat dari kayu, dan tubuhnya sudah berada di atas, tempat tidur yang beralas seperti tikar tipis, yang terbuat dari daun. "Sebenarnya aku ini ada di mana?"
Kreek!!!
Di saat yang bersamaan, pintu terbuka sendiri.
"Huh…!" Gadis yang dilihat Sakamoto langsung kaget, saat menyaksikan orang yang tadinya terbaring tidak berdaya, tiba-tiba membuka matanya.
"Uh? Jadi itu bukan mimpi!" Yang Sakamoto lihat dari gadis itu, adalah kedua telinganya yang mirip seperti telinga kucing.
Gadis itu, mulai mendekati Sakamoto, dia membawa mangkuk yang bersisi makanan. Lalu diletakkan di atas meja.
"Apakah kau sudah tidak apa-apa?" Gadis itu mengawali pembicaraan dengan sapaan manis, yang terukir senyuman manis di bibirnya.
"Ya! Aku tidak apa-apa!" Sakamoto menatap serius, gadis tersebut. "Apa ini? Kenapa ada beberapa benda aneh yang aku lihat. Status Data!" Kalimat akhir itu, membuat Sakamoto menjadi bingung, dirinya langsung melihat sesuatu hal seperti di dalam dunia game.
Statistik dari gadis itu, dengan sangat jelas Sakamoto bisa lihat.
"Tuan, perkenalkan namaku Lesley!"
Setelah mengucapkan namanya, Sakamoto melihat beberapa bacaan lain, muncul. Nama, kelas, tipe, elemen, dan level muncul secara bersamaan.
"Apa ini, apakah ini merupakan dunia game? Atau apa?" Sakamoto merasa, kalau dirinya seperti sedang memainkan game VR.
"Oh iya kalau boleh tahu siapa namamu?"
"Namaku adalah…." Sakamoto tidak ingin menggunakan nama lamanya, dirinya ingin mengubah semuanya menjadi jauh lebih baik. "Aku harus hidup sebagai orang yang baru. Bukan orang lemah yang seperti dulu, selalu ditindas dan dikucilkan." Pandangan mata menjadi sangat tajam.
"Uh?" Lesley menjadi bingung, kenapa Sakamoto tiba-tiba diam di tengah kalimat.
"Kau bisa menyebut aku sebagai Arzlan."
__To Be Continued__