"Ini dia," kata sopir Uber ku ketika dia berhenti di tepi jalan yang sibuk. "Kau baik-baik saja, Nak? Kamu terlihat agak hijau."
Besar. Benar-benar tampilan yang aku tuju. "aku baik-baik saja. Terima kasih." Aku turun dari mobil dan menggoyang-goyangkan kakiku. Aku punya ini. Aku bisa melakukan ini.
"Siapa yang menginginkanmu?"
Persetan itu. Aku tidak membiarkan Julian masuk ke dalam kepalaku. Tidak lagi.
Aku pergi ke gedung depan bata dan memberi nama ku kepada penjaga pintu. Dia tersenyum dan membiarkanku berdiri, berkat Dax dan teleponnya. Tangan sialan ku gemetar sepanjang waktu, dan aku takut bahwa aku hampir mengalami serangan jantung, tetapi aku mengambil napas dalam-dalam dan berjuang untuk menjaga rasa takut ku.
Tidak peduli apa yang terjadi, aku akan sangat bangga pada diri ku sendiri.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com