webnovel

Cahaya Merah

#1 - Agustus -2022

---

Keadaan menjadi hening sesaat setelah dentuman besar itu mengguncang area sekitar Danau Pelangi.

Toni yang terhempas agak jauh dari pinggiran Danau itu baru bisa sadar dan mencoba bangkit.

Gelombang air Danau yang amber ke daratan membuat beberapa orang yang berada di dekat area Danau tersapu beberapa meter jauhnya. Namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.

Toni berjalan mendekat ke arah Danau. Matanya tidak berhenti melihat sekeliling untuk mencari keberadaan Riko dan Adam. Namun pandangan dia teralihkan oleh sebuah benda yang mengeluarkan kepulan asap yang begitu tebal, di tengah-tengah Danau Pelangi, benda itu bersinar dan berkilau.

"Apakah itu" Gumam Toni dengan sudah memikirkan hal yang tidak-tidak.

"Bintang?"

Toni langsung menoleh ke arah suara itu berasal.

"Adam" Dengan cepat Toni langsung menghampiri Adam yang sekarang juga sedang memperhatikan benda asing yang berada di tengah-tengah danau.

"Apakah kamu tidak apa-apa?" Tanya Toni khawatir dan membantu Adam bangkit dari jatuhnya.

"Dimana Riko?" Tanya Adam sembari melihat sekeliling "Astaga" Teriak Adam langsung berlari menuju ke arah tengah Danau yang sudah mengering itu karena melihat pujaan hatinya terkapar di samping benda berwarna hitam berkilau yang berada di tengah-tengah Danau Pelangi.

"Adam!" Toni mencoba untuk menghentikan Adam namun sia-sia karena kekuatan Adam yang memberontak itu begitu kuat, sehingga membuat Toni juga ikut masuk ke dalam Danau yang sudah mengering itu.

"Riko" Panggil Adam sambil terus mendekat ke arah dimana Riko terkapar tidak sadarkan diri tepat di samping kristal besar berwarna hitam yang mengeluarkan sebuah cahaya berwarna ungu terang di bagian dalamnya.

Dengan cepat Adam langsung meraih Riko dan mencoba untuk mengangkat nya. Karena terlalu lelah dalam berlari dan kondisi Adam juga sedang tidak baik-baik saja.

Toni menghampiri Adam dan kemudian membantu Adam untuk mengangkat Riko yang tidak sadarkan diri itu.

Mereka berdua mengangkat tubuh Riko yang terkulai lemas tidak sadarkan diri itu, namun pada saat hendak mengangkat Riko, kaki Adam tergelincir sehingga dengan tidak sengaja tangan kanannya menyentuh bertumpu pada kristal hitam tersebut.

Dan di detik yang sama pula tiba-tiba kilatan seperti sebuah aliran listrik berwarna ungu dari dalam kristal itu menjalar keluar dengan cepat menyambar tangan kanan Adam.

"Arghhh!!!"

Teriak Adam dengan sangat keras dan terpental begitu jauh dari dimana dia berdiri tadi. Toni dan Riko pun juga ikut terpental menjauh dari kristal hitam itu.

Rasanya karena mereka bertiga bersentuhan jadi aliran kilatan cahaya berwarna ungu itu yang menyambar tangan kanan Adam, menjalar ikut menjalar ke Toni dan Riko.

Toni dan Riko langsung bangun setelah terpental menjauh dari kristal hitam itu. Riko yang tadinya tidak sadarkan diri langsung bangun terhuyung-huyung berlari ke arah dimana Toni berdiri.

Toni mematung sambil melihat ke arah Kristal Hitam yang barusan menyambarnya.

"Toni apa yang terjadi?" Teriak Riko sambil menghampiri Toni.

Toni terkesiap dan langsung melihat sekeliling untuk mencari Adam. Setelah menemukan keberadaan Adam, Toni langsung berteriak kepada Riko yang berlari sekuat tenaga menghampiri nya.

"Riko ayo!" Teriak Toni "Kita harus segera pergi dari sini"

Toni mengajak Riko berlari menjauh dari Danau Pelangi dan menjemput Adam yang masih tidak sadarkan diri, Adam adalah yang terpental paling jauh dari pada mereka berdua.

"Rik bantu aku" Ujar Toni sambil meraih tangan Adam yang terkulai lemas tidak sadarkan diri.

"Adam, bangun Dam!" Riko yang khawatir dengan kondisi Adam, mencoba untuk membangunkan Adam dari pingsannya.

"Riko kita mendingan pergi dari sini dulu aja dengan segera" Potong Toni sembari mengangkat tubuh Adam "Kita cari tempat aman dulu saja"

Riko hanya menuruti apa yang di katakan oleh Toni, dan dengan segera Riko membantu Toni untuk mengangkat Adam dan di bopong pergi dari area sekitar Danau Pelangi.

Karena tempat itu sekarang di penuhi oleh banyak orang dari penduduk kota Pelangi yang Berbondong-bondong mendekat ke tempat kejadian.

"Wah apakah ini bintang jatuh?"

"Luar biasa sekali, sungguh besar!"

"Lihat itu ada sebuah cahaya lagi yang datang dari langit!"

Para warga yang melihat kejadian itu menjadi gaduh dan malah mendekat berkerumun karena penasaran dengan sebuah benda asing berwarna hitam yang berada di tengah-tengah Danau.

Dan sekarang perhatian mereka teralihkan kepada sebuah cahaya yang mendekat lagi ke arah di mana mereka berkerumun.

"Cahaya apa itu?" Ujar Toni berhenti sambil melihat sebuah cahaya berwarna merah yang mendekat ke arah dimana Kristal hitam yang memiliki ukuran hampir sama dengan truk besar yang berada di tengah-tengah Danau.

"Ton lari!" Sahut Riko lekas menggeret Toni untuk bisa membantu nya membawa Adam menjauhi area Danau. Karena Riko merasakan ada firasat buruk akan cahaya yang datang itu.

Mereka berdua bergegas membawa Adam yang masih terkulai lemas itu menuju ke tempat yang lebih aman. Intinya menjauh dari area sekitar Danau.

"Aku rasa ini tempat yang bagus" Ujar Riko "Kita naik saja ke lantai dua"

Sambil menunjukkan kepada Toni tempat yang di maksud.

Mereka memasuki sebuah tempat yang di maksud oleh Riko, dan ternyata itu adalah tempat makan. Namun pada saat mereka masuk ke dalam tempat itu. Tidak ada orang sama sekali yang menjaga tempat itu.

"Aku rasa semua orang berkumpul disana" Kata Toni sembari melirik ke arah Danau yang berada di seberang ujung dari tempat ini.

"Kita naik saja langsung ke lantai dua, takutnya akan ada gelombang ke dua yang tiba setelah cahaya merah itu mendarat" Ujar Riko sembari menahan Toni untuk segera membawa Adam yang masih belum sadarkan diri itu menuju ke lantai dua.

"Tunggu aku tutup pintunya dulu" Toni melepaskan tangan Adam, menutup pintu dan menguncinya. Sengaja dia mengunci nya karena perasaan Toni pun mengatakan bahwa cahaya merah itu adalah pertanda buruk yang akan terjadi setelah ini.

Setelah sampai di lantai dua, Toni merebahkan Adam di sofa yang berada di lantai dua. Kemudian Toni berjalan menuju ke jendela dan menutupi semua jendela yang masih terbuka.

"Adam?" Riko mencoba untuk membangun kan Adam dari pingsannya, dengan menepuk pelan pipi Adam beberapa kali.

"Ton bagaimana ini dia tidak sadarkan diri sama sekali!" Ucap Riko mulai khawatir karena Adam tidak kunjung bangun dari pingsannya.

"Tolong hangatkan dia, Ambil taplak meja kain itu untuk membalut tubuhnya biar hangat!" jawab Toni mencoba tenang dan mencari solusi. Dia masih berada di dekat jendela dengan mengintip ke arah luar.

Karena tempat dimana Toni sekarang berdiri, adalah tempat yang begitu pas dengan spot Kristal Hitam itu.

"Dummmm"

Suara dentuman itu hadir lagi ketika cahaya merah itu mendarat dengan kencang di sebelah Kristal Hitam itu.

Toni tercengang ketika melihat cahaya merah yang turun itu langsung menyapu bersih orang-orang yang berkerumun di area sekitar Danau.

"Riko cepat berlindung!" Teriak Toni sambil bersembunyi di bawah meja.

Chapitre suivant