Lalu, setelah dirasa pemanasan cukup dengan berjalan santai. Mereka pun berlari pelan di jalanan kompleks untuk menuju ke taman kompleks.
"Wah, ternyata kalau sudah tua begini olahraga cepat lapar, ya. Alamat sampai taman cari sarapan dulu," celetuk Crish yang berlari di samping istrinya.
"Ah, itu sih, Papa aja yang sudah enggak biasa olahraga," timpal Allice sambil terkekeh geli.
Padahal dulu, Crish sangat rajin berolahraga. Sekarang pun ia kadang senam ringan. Hanya tak sampai lari pagi seperti itu.
Mereka meneruskan lari pagi tersebut menuju ke taman. Rupanya di sana begitu ramai, ada banyak pedagang kaki lima yang berjajar di tepi jalan. Mulai dari penjual makanan dan minuman yang menggugah selera.
"Ma, lontong kari itu sepertinya enak." Tunjuk Crish pada tukang lontong kari yang ada di sana.
"Papa ... belum juga olahraganya," protes Claretta pada ayahnya.
"Iya, ih, Papa. Baru juga sampai," timpal Allice pada suaminya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com