Cedro telah menembak perut Alexandra, bersamaan Gabriel dan dua pengawalnya Alano juga Romano menembak musuhnya. Mereka datang terlambat menghabisinya. Gadis itu sedang terikat tidak bisa melepaskan diri menjadi target empuk bedebah Cedro, adiknya Fausto.
BUKK-! Dinding rumah sakit bergema. Gabriel melampiaskan pukulan sangat keras. Buku-buku jarinya terkelupas berdarah, menyesali kebodohan dan kesalahannya. Peluru itu tidak seharusnya bersarang di tubuh Alexandra Camorra-! Membayangkan timah panas itu dapat menghancurkan rahimnya dan merusak masa depannya, padahal Gabriel yang melakukan pertama kali menodai kesucian terhadap gadis itu sebelumnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com