webnovel

4. rumah wira

Didedikasikan utk rani.yg selalu setia membaca ceritaku dan selalu nungguin update cerita ini.

Makasih dukungannya.

Happy reading..

==========

Sampai dirumah wira.aku sempat tertegun.rumahnya bagus sekali.sangat asri dan bergaya jaman dulu namun dipoles sedikit modern.

Klasik.

Wira menggandeng tanganku.

Kami terus berjalan masuk sampai kedalam.menuju keruang tengah.

"Mau minum apa?"tanya wira sambil melepaskan jaket nya.

"Eum..apa aja.asal dingin "pintaku masih memandangi sekelilingku.

Dia lalu pergi kedapur.dan tak lama kembali dgn dua gelas jus buah.

"Minum dulu nay.."katanya.

"Iya,makasih"kuteguk minuman itu hampir habis.

"Haus ta?"tanya wira menatapku heran.

"Hah??enggak..kek nya gelas bocor deh"jawabku asal sambil kuperhatikan gelas ditanganku.

"Bisa aja ngeles nya"kata wira gemas.lalu tertawa.

"Mmm...kak..."panggilku pelan setelah tawa wira berhenti.

"Hmm.."gumamnya sambil meneguk minuman ditangan nya.

"Kok kamu selamet?aku jelas2 liat kamu ketabrak mobil tadi."kataku ragu.takut salah ngomong.

Dia diam beberapa saat,melirikku dgn tatapan tajam.

"Kamu salah liat nay.. Aku tadi berhasil menghindar kok..udah ah,jangan bhs itu..jadi gak nih kita bimbingan?"tanya wira mengalihkan pembicaraan.

"Jadi lah..masa udah sampe sini gak jadi.mau ngapain coba kalau gak jadi bimbingan?"tanyaku lalu membuka tasku.

"Ya kali aja kamu pengen berduaan sama aku."katanya ngawur sambil senyum2 nakal.

"Ngarang deh!! "Sahutku sambil kucubit lengannya keras.

Namun kalimatnya mampu membuat pipiku merona merah.

"Kok pipi kamu merah?kamu malu ya?"tanyanya lalu mendekatkan wajahnya hanya setengah jengkal di depan wajahku.

Hal ini justru membuatku makin salah tingkah dan alhasil pipiku makin merah sekarang.

"Tuh kan,,kamu malu..pipi kamu merah bgt..hayooo ngaku.."ledeknya

Aku hanya menunduk malu.

"Toilet mana ya?kebelet nih"kataku lalu berdiri menghindari tatapan wira.

"Deket dapur tuh"tunjuk wira sambil senyum senyum nakal.

Aku bergegas menuju toilet dekat dapur rumahnya.

Saat didalam toilet.aku mengatur nafasku yg memburu.dan melihat wajahku dicermin yg ada ditoilet,dan memang benar wajahku merona merah karena wira tadi.

Aku tau bahwa aku jatuh cinta padanya.dan aku sangat bahagia karena selalu bisa ada didekatnya.

Kubasuh wajahku agar terlihat lebih segar lagi.

Setelah memastikan semua sudah oke,aku keluar.

Saat pintu dibuka...

"Astaga !!kak wira!!ngagetin aja!! Ngapain berdiri disitu??!" gerutuku.

Wira sedang berdiri didepan toilet sambil bersedekap.dan saat aku keluar dia menatapku dalam.

"Lah kamu ngapain didalem lama bgt.."

"Suka2 aku donk.."jawabku santai.

lalu saat aku akan pergi kembali ke ruang tengah,dia menarik tanganku.dan akhirnya aku kembali keposisiku semula.

Dia perlahan maju mendekat.aku mundur.

Mau apa dia?

Sampai mentok ke pintu toilet.dia tetep makin mendekat.

lalu aku berjongkok dan keluar darinya sebelum dia melakukan sesuatu lebih jauh.

"Weeeekkk..."ejekku sambil berbalik menatapnya lalu berlari ke ruang tengah.

Dia menyunggingkan sudut bibirnya sambil menatapku yg sudah menjauh.

Disaat semua orang banyak yg takut didekat wira,aku justru sebaliknya.aku malah merasa nyaman dgnnya.

Aku lalu duduk disofa panjang berwana hitam itu sambil membuka buku utk bimbingan dgn wira sore ini.

"Yuk cepet bimbingan nya.ntar keburu kemaleman.aku pulang kos jam brp coba?rumah kamu ini kan di negri antah berantah,jauh dari peradaban.."kataku sambil membuka buku panduan milikku.

"Antah berantah?"tanyanya dgn dahi berkerut.

"Liat aja disekitar rumah kamu.gak ada rumah lagi kan?eh,kamu gak takut ta?sendirian dirumah ini?kalau ada perampok gmn?mau minta tolong siapa?"tanyaku.

Karena kuperhatikan dia ini sendirian tinggal dirumah sebesar ini.

"Kalau ada perampok,bukan aku yg minta tolong,justru perampok itu yg bkal minta tolong"katanya sombong.

"Hmm .. Jangan takabur gitu ah.."kataku sebal.

Kami lalu melanjutkan bimbingan.cara mengajar wira sungguh bagus.aku dgn mudahnya mengerti semua nya.

Tap tap tap

Terdengar langkah kaki seseorang yg masuk ke rumah ini.

Karena rumahnya begitu hening,hingga suara sekecil apapun akan terdengar jelas.

Wira diam sambil mendengarkan langkah kaki itu,lalu dia tersenyum.sepertinya dia tau siapa yg datang.

Keluarlah seorang pria paruh baya.dgn senyum menawan dia menatap aku & wira bergantian.

"Haii hans.."sapa wira.

"Wah,ada tamu..maaf kalau aku ganggu nih.."kata pria itu.

Hans?dia lebih tua dari wira tapi wira memanggil hanya nama nya saja?

"Nggak kok.dia mahasiswi ku.kami sedang bimbingan ,soalnya dia kurang ngerti tadi."kata wira.

Pria yg bernama hans itu tersenyum penuh arti kepadaku.

"Aku cuma mampir .aku pikir kamu sedang santai.. Karena sebelumnya kamu tdk pernah menerima tamu.apalagi...perempuan"kata hans dgn nada yg penuh makna.

"Eum..kalau aku ganggu aku permisi aja deh.."lalu kubereskan buku milikku.

Saat aku berdiri,lagi2 wira menahan tanganku.dgn posisinya yg masih duduk.

"Kamu nunggu diatas aja..nanti aku anter pulang.."katanya lembut.

"Atas??"tanyaku heran sambil kupandang lantai 2 rumah wira ini.

"Iya,kekamarku aja..sekalian kamu istirahat dulu.. aku mau ngobrol sebentar sama hans.."kata wira.

Aku menurut lalu pergi kelantai atas menuju kamar nya.

Dari jauh aku sudah bisa menebak,bahwa inilah kamar wira.karena ada foto wira terpampang cukup besar disana.

Kuamati kamar ini.ada beberapa foto wira dari tahun ketahun.

Aku agak heran,wajahnya tdk berubah sama sekali.hanya model rambut dan cara berpakaiannya saja yg berbeda.

Dan yg lebih anehnya lagi.tdk ada orang lain disana.hanya ada foto wira seorang.

Kemana orang tuanya?adik/kakak?kakek& nenek?

Ini anak yatim piatu apa gmn sih?

Karena lamunanku ini membuatku berfikir keras terhadap kehidupan wira,aku sampai tdk menyadari kalau wira sudah berdiri dibelakangku.

"Eheeemm."dia agak batuk tertahan.

Aku menoleh.wira sudah ada disana dgn senyum simpulnya.

"Pak hans udah pulang?"tanyaku basa basi.

"Udah.."sambil berjalan kearahku.

Aku kembali melihat foto dirinya didinding.

"Mmm...kak..."panggilku.

"Hmm..."

"Orang tua kamu kemna?kamu gak punya sodara?"tanyaku pelan saat melihat fotonya lalu beralih melihatnya.

"Iya,aku nggak punya siapa2..aku sendirian"katanya pelan.

Wajahnya berubah.dia sedih mengatakan itu.

"Eum..kalau boleh tau,mereka kemana?masa kamu gak punya keluarga satu pun?"tanyaku.

"Mereka meninggal,karena kecelakaan..semuanya."jelasnya.

"Om tante?nggak punya juga ta?"

"Enggak ada.."katanya datar lalu berjalan ke balkon kamarnya.

Astaga,dia benar2 seorang diri?tanpa satupun sanak keluarga?hidup macam apa itu?

Aku mengikutinya dan berdiri di sampingnya.

"Waaahhh..walau di negri antah berantah pemandangan dari atas sini bagus bgt ya.."kataku berbinar binar melihat pemandangan di hadapanku.terlihat kerlip2 lampu di kota,karena letak rumahnya ini didataran yg cukup tinggi.

Kurentangkan kedua tanganku menahan sapuan angin yg berhembus pelan.lalu kututup mataku,utk merasakan angin ini.

Wira tertawa.kubuka mataku lalu kulirik dia sekilas.

"Apa?kenapa ketawa?"tanyaku.

"Kamu lucu ya..bener2 lucu.."katanya sambil memencet hidungku.seperti biasa.

"Ihhh..kak wira!!! Kebiasaan deh.."kataku lalu memukul dadanya yg bidang.berkali kali.

Tanganku ditahan wira,lalu digenggamnya erat.dia menatapku lekat2 dan berhenti tertawa.

"Kamu gak takut deket2 aku nay?"tanyanya sambil menatap manik mataku dalam.

"Takut?kenapa harus takut?justru aku nyaman deket kamu kak.."jawabku apa adanya.

"Serius??kenapa kok bisa gitu?"

"Harus pake alesan ya?"tanyaku balik.

."iyalah..aku pengen tau alasan kamu.."dia masih menggenggam tanganku dan tak pernah beralih memandang mataku walau sedetik juga.

"Entahlah.. Nggak ada alasan apa2.terkadang apa yg dirasakan dihati itu nggak bisa dicari alasannya.cuma bisa merasakan nyaman deket kamu.itu aja yg aku tau."kataku serius.

"Kamu gak tau ,kalau banyak yg anggep aku aneh?"

"Tau kok..banyak yg bilang gitu.tapi biar aja mereka mikir gitu..kenapa hrs pusing dgn pendapat orang?memangnya mereka yg bertanggung jawab sama hidup kita?"

"Thanks nay.."katanya dgn senyum manisnya.dia kemudian mengecup punggung tanganku lembut.

Aku tersenyum.

"Ah iya,,anterin aku pulang yuk..udah malem nih.."pintaku.

Dia menghembuskan nafas berat.

"Kenapa?"tanyaku lagi.

"Nginep sini aja deh..malam ini..temenin aku.." dgn nada manja yg baru pernah kudengar.

"Hah??nemenin kamu??maksudnya apa tuh..jangan macem2 ya kak!!"kataku heboh lalu melepaskan tanganku darinya.

"Ya ampun nay,,segitunya deh.maksudnya kan aku selalu sendirian dirumah,,sesekali aku pengen ada yg nemenin dirumah.dan kamu tidur dikamar tamu.."katanya sedikit gemas.

"Oooooohhhhh"kataku dgn senyum2 geli.

"Atau kamu mau tidur bareng aku juga boleh kok.."godanya sambil merapatkan tubuhnya mendekatiku.

Aku mundur2 sambil menyilangkan badanku menjauhinya.lalu lari masuk kedalam.

Dia menyeringai lalu kami terlibat kejar2an.kaya anak kecil aja.

"Awas ya,aku tangkep nanti kamu."ancamnya bermaksud meledekku.

"Situ... Coba aja kalau bisa!!weeeee"aku terus saja meledeknya sambil terus menghindarinya.

Chapitre suivant