Aku mual bukan main. Sempat-sempatnya dalam kondisiku yang seperti ini Naya berpikir bahwa aku sedang hamidun. Bocah gila!
"Kak? Aku buatin teh jahe," ujar Arhan yang sejak tadi terus saja kusuruh melakukan ini dan itu.
Naya jijik melihatku hingga dia mengurus tenda. Ah, dasar deh, padahal aku lebih nyaman kalau ada dia ketimbang laki-laki ini. Kak Jae? Dia belum bangun, ini masih pagi buta.
Sifatku seperti ini pun juga karena semalam jurit malam sampai jam tiga. Sudah lama aku tak begadang, tubuhku yang pada dasarnya memang sudah lemah pun kini bertambah parah.
Wah sekali bukan? Hem, aku pun juga berpikir demikian. Mama bilang padaku bahwa dalam tiga hari mungkin saja bukan hanya samudera yang perlu dikarungi tetapi juga lembah, benua sekaligus bonus palung juga.
Andai saja aku mengerti apa artinya maka akan lebih jaga-jaga. Anak PMR yang tak tahu cara merawat dirinya salah tidak sih? Ih, tapi beberapa dokter pun juga ada yang jatuh sakit. Semestinya nggak masalah juga buatku.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com