Reyna menoleh saat pintu kamarnya terbuka, dia tersenyum melihat kedua orang tuanya. "Mama, Papa. Bukannya kalian sibuk di pekerjaan masing-masing?" tanyanya.
"Sayang. Papa, khawatir banget sama kamu. Kalau bukan atasan yang minta buat tetep masuk kerja, mana mungkin tega membiarkan kamu sendirian di rumah." sahutnya, Dini merasa bersalah. Dia juga tidak bisa menemani puterinya yang masih terbaring di kasurnya.
Reyna masih menampilkan senyuman manis, dia memegang kedua tangan orang tuanya. "Ma, Pa. Ga pa-pa, kok. Reyna, bisa melakukan sendiri. Lagian juga dari pagi untungnya ga ada yang bertamu, jadi aku ga harus keluar kamar." dia juga bersyukur karena Reno tidak lagi menjemputnya, mungkin cowok itu sudah tahu juga dengan keadaan Reyna sekarang.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com