webnovel

Orang ini Terlalu Mudah Memakan Hoax

Christina dan Naruto kembali mengambil kuda-kuda dan bersiap untuk melakukan bentrok satu sama lain. Namun sebelum mereka mulai melanjutkan pertarungan, seorang bernama Siegfried yang merupakan rekan Christina datang untuk menghentikan mereka. Apakah dia berhasil menghentikan pertarungan mereka? Silahkan lihat di BAB selanjutnya!

Oke, cukup bercandanya.

"Kalian berdua, hentikan apa yang kalian lakukan!" Siegfried berdiri di hadapan keduanya, memisahkan satu sama lain.

Sebenarnya dia juga cukup takut karena telah melihat betapa instennya pertarungan antara Christina dengan Naruto, namun dia tetap memberanikan dirinya sebagai seseorang yang cinta damai dan penuh tanggung jawab. Tidak seperti Christina yang malah ngajak gelut dan cari masalah.

"Fiuh, baguslah akhirnya ada yang memisahkan pertarungan ini." Naruto menghela napas lega sambil sedikit mengurangi kewaspadaannya. "Ini hanya salah paham. Sebenar—."

"Jangan percaya dengannya, Siegfried! Dia berusaha menculik Tuan Putri! Aku yakin dia memiliki hubungan dengan beberapa organisasi dunia bawah! Ini adalah kesempatan yang bagus untuk mengungkap keberadaan mereka!" Christina menunjuk Naruto menggunakan pedangnya dengan ekspresi wajah yang terlihat gahar dan tegas.

Ekspresi-nya ini sungguh meyakinkan jika lawan di depannya merupakan penjahat, sedangkan dia adalah pembela kebenaran yang dengan tidak ragu menghukum mereka. Walau sebenarnya justru kebalikan dari ini, sih.

"Eh? Benarkah?" Siegfried terkejut dan memikirkan ulang kata-kata rekan kerjanya itu.

'Hmm, Christina memang sering menggodaku atau melakukan hal-hal buruk padaku setiap harinya. Dapat dikatakan, hubungan di antara kami berdua sangat buruk dan bagaikan air dan miny— tidak, tapi hubunganku dengannya seperti air dan api yang saling memadamkan dan menguapkan. Tapi, dia tidak seharusnya bercanda dan akan menipuku saat sedang dalam pekerja serius,' pikir Siegfried dengan sangat keras, serius, sampai-sampai terlihat jelas di wajahnya.

Melihat ini sebagai kesempatan karena keduanya berhenti bertarung, kepada May Eriza mengatakan, "Apa kamu tidak ingin menjelaskan yang sebenarnya, Tuan Putri? Ini adalah kesempatan emas untuk menghentikan pertarungan ini."

"Ah! Benar juga, aku akan segera melakukannya!" May paham akan yang dikatakan Eriza, kemudian dia akan berjalan maju.

"Tidak, tidak, tidak, ini hanya salah paham, oke?" Naruto menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat. "Aku bisa menjelaskannya dan kamu juga bisa mengkonfirmasi kebenaran dengan bertanya langsung pada Putri."

"Itu hanya alasannya untuk meloloskan diri! Aku yakin dia sudah memaksa Tuan Putri untuk mengatakan itu agar komplotan mereka tidak diketahui!" Christina membentak dengan sangat keras, menyeramkan, disertai perasaan mencekam dia ingin membunuh walau ini semua dibuat-buat olehnya."

Langkah May terhenti dan dia memeluk pada pinggang Eriza sambil gemetaran. "Kak Chris sangat menakutkan …. Aku, aku tidak bisa mendekat ke sana saat ini."

'Ugh, aku rasa masalah ini tidak akan ada selesainya. Aku hatao Elena atau Anko akan datang ke sini untuk menolong kita berdua. Pada awalnya aku memang berterima kasih pada May karena telah mengeluarkan kami dari situasi canggung, tapi jika aku tahu akan menjadi seperti ini pada akhirnya, aku lebih suka suasana canggung sebelumnya.' Eriza memutar matanya, melihat ke arah lain merasa jika masalah ini bisa-bisa sampai ke BAB 75+.

Siegfried juga merasa ketakutan dengan aura yang dipancarkan Christina, namun dia masih berusaha mengatakan, "Ta-Tapi bahkan jika kamu mengatakan seperti itu, kita tidak memiliki cukup bukti untuk memberikan hukuman padanya."

"Karena itu aku ingin menangkapnya. Aku tidak berniat untuk melukai atau membunuhnya dari awal, tapi aku terpaksa melakukan ini karena dia masih tetap melawan," lanjut Christina memberikan alasan yang masuk akal.

"Oh, sangat masuk akal." Siegfried beralih pada Naruto dan berkata, "Baiklah, Bocah, aku akan menangkapmu dan menanyakan beberapa hal padamu. Tolong jangan melawan dan ikutlah bersama kami karena itu adalah pilihan yang bijak."

"Apa kamu percaya jika seseorang menggunakan pedang tajam untuk menangkap anak berusia 12 tahun? Itu hanya bohong, dia benar-benar ingin membunuhku sebelumnya!" sangkal Naruto sambil menunjuk pada pedang Christina.

Siegfried memegang dagunya dan bergumam, "Hmm, sangat masuk akal. Christina merupakan ksatria elite yang ditugaskan untuk mengawal raja. Dia seharusnya bisa dengan mudah mengalahkan banyak orang hanya menggunakan tangan kosong."

Para warga yang ada di sana menahan tawa sampai-sampai mereka membuat senyum kecut. Mereka telah mengetahui apa yang terjadi sebenarnya karena sebelumnya Mau telah berbuat sebuah kesalahan dengan melakukan sebuah tindakan yang mengganggu mereka. Mereka semua mungkin tidak mengetahui bagaimana cerita yang sebenarnya, tapi mereka yakin jika May tidak sedang diculik.

Akan tetapi walau mereka telah mengetahui fakta sesungguhnya, mereka memilih untuk diam dan menutup mulutnya. Alasan di dalam diri mereka, adalah mereka masih ingin melihat bagaimana pertarungan ini akan terus berlanjut. Lagi pula mereka telah mengetahui jika masing-masing pihak yang bertarung tidak memiliki niat untuk menyakiti mereka. Selama mereka menjaga jarak, mereka tidak akan terlibat dalam pertarungan ini.

"Pst, May, ini saatnya kamu melerai pertarungan tidak berguna ini. Kasihan Naruto akan melawan dua orang walau aku yakin dia bisa melakukannya," bisik Eriza.

Dia tidak bisa mengatakannya seorang diri karena dia sangat yakin Christina akan memfitnahnya dan menganggapnya sebagai salah satu komplotan Naruto. Selain itu, sejak awal dia juga datang bersama Naruto, sehingga jika para warga sipil ditanyai tentang ini, mereka akan mengatakan bila Eriza merupakan teman Naruto dengan suara bulat sebab ini adalah realitanya.

"Ta-Tapi, Kak Chris sudah bilang jika aku mungkin dipaksa untuk mengatakan itu. Apakah Kak Sieg mau mempercayaiku nanti?" May menunjukkan matanya yang bergetar pada Eriza.

*Prak!*

Eriza menepuk dahinya saat dia merasa jika ini akan menjadi konflik berkepanjangan. Dia bisa saja pergi dengan menyelinap di antara kerumunan massa, namun dia tidak melakukannya sebagai seorang teman perempuan (girlfriend) yang setia pada teman laki-lakinya (boyfriend).

"Aku memiliki alasan yang kuat untuk itu." Christina menunjuk pada pedangnya yang telah hancur dan hanya menyisakan pegangannya saja. "Apa kamu lihat pedang itu? Ini sudah lebih dari cukup untuk membuktikan jika dia adalah orang berbahaya dan perlu dilawan secara serius. Jika aku hanya bermain-main, aku akan memiliki nasib yaitu sama dengan pedang itu."

Siegfried memperhatikan dengan seksama pada pedang tersebut. Dari sini dia mulai curiga pada rekan kerjanya —Christina—. Oleh sebab itu, dia mencoba mengumpulkan data objektif dan memberikan penilaian subjektif dari dirinya sendiri. Pada dasarnya dia tidak ingin bertarung dan lebih suka mengambil kedamaian sebab dia tidak akan digaji untuk pekerjaan tambahan. Oleh karena itu, jika bisa dia tidak ingin bertarung.

"Baiklah, aku sudah membuat keputusan." Siegfried berjalan ke belakang Christina, mengarahkan tongkat sihirnya pada Naruto, dan berkata, "Bersiaplah, Bocah! Kami akan membawamu ke tempat kami selama investigasi berlangsung. Akan lebih baik jika kamu menyerahkan diri tanpa perlawanan, tapi sepertinya kamu tidak akan melakukan itu."

'Sial! Orang ini terlalu mudah memakan hoax!' batin Naruto kesal sambil kembali bersiaga.

Chapitre suivant