webnovel

Cenayang Masuk ke Dunia …

*Zlab!*

Elena muncul di ruang tamu dan menutup kembali portal yaitu digunakannya. Kebetulan juga, saat itu Naruto sedang berada di ruangan itu, sudah selesai membaca buku dan sedang melakukan kegiatan tidak berguna lainnya —tiduran di sofa—.

*Tap!*

"Elena Meteor!" Elena melompat ke atas disertai nama skill yang sangat aneh itu.

*Bruk!*

Dia mendarat tepat di tengah-tengah perut Naruto dengan lututnya yang menekuk tajam menjadi bagian tubuh yang paling pertama mendarat pada Naruto.

"Akh!" Naruto berteriak kesakitan sebelum melanjutkan, "Apa kamu ingin membunuhku, Nee-san!"

Tanpa chakra, persiapan, atau perlindungan seorang ninja menjadi sangat lemah. Bahkan tubuh Elena yang termasuk ringan (beberapa puluh kg) akan memberikan dampak yang sangat signifikan dengan serangan dadakan pada seorang ninja. Bukan hanya itu, Elena sempat melompat dan menajamkan lututnya sebelum dia menerjang ke arah Naruto. Sudah pasti ini menjadi salah satu serangan kritis yang berhasil mengenai tubuh Naruto.

Fisik Naruto memang kuat karena dia memiliki chakra Kyuubi dan keturunan Uzumaki, akan tetapi bukan berarti itu tidak dapat dihancurkan. Dalam salah satu episode di anime Boruto, dia sempat pingsan saat pelantikannya menjadi hokage karena putrinya sendiri yang menyerang titik lemahnya, yang itu pun terjadi secara tidak sengaja. Jadi tentu saja dia menderita kerusakan yang cukup menyakitkan saat tubuh Elena jatuh padanya.

"Tapi tidak, 'kan? By the way, apa yang kamu lakukan di sini, Naruto?" tanya Elena dengan senyuman sambil mengubah posisinya menjadi duduk di atas tubuh Naruto.

"Aku ingin tidur siang karena rumah ini terlalu sepi. Aku masih belum sempat tidur dan Nee-san yang tiba-tiba datang membuatku terkejut," jawab Naruto sambil mengalihkan wajahnya pada arah lain.

"Fumu, jadi seperti itu, ya." Elena mendongak ke atas, kemudian kembali pada Naruto dan mengatakan, "Jarang-jarang melihat kamu tidur siang. Biasanya kamu sudah pergi ke antah berantah dan berlatih sesuatu yang tidak jelas."

"Sudahlah! Yang penting bisakah Nee-san menyingkir dulu! Ini benar-benar terasa berat!" teriak Naruto dengan kesal dan mulai merasa berat pada tubuhnya.

Jika hanya beban tubuh Elena, dia memang tidak akan terlalu banyak merasa keberatan karena dia bisa mendukung kekuatan fisiknya menggunakan chakra. Namun dia akan merasa tidak nyaman saat seseorang berada di atas tubuhnya. Lebih-lebih lagi, yang melakukanya lagi adalah kakak perempuannya, yang pastinya merupakan seorang perempuan.

"Ok, es tut mir leid!"

*Bugh!*

Cara menyingkir Elena tidak dapat dikatakan sebagai baik dan tenang. Dia melompat pergi dengan menggunakan tubuh Naruto sebagai tumpuannya. Memperhitungan gaya energi yang digunakan Elena, itu akan memberikan beberapa kerusakan pada tubuh Naruto walau tidak sesakit sebelumnya.

Selesai melakukan aksi kejamnya itu, dia mendarat di samping Naruto sambil memandangi tubuh adik laki-lakinya yang tampak baik-baik saja. Tidak ada kerusakan besar seperti patah tulang atau pendarahan, jadi tidak ada sesuatu yang benar-benar perlu disembuhkan olehnya.

"Akh!" teriak Naruto yang merasa kesakitan.

"Hmm? Apa kamu kesakitan hanya karena itu, Naruto? Aku menyarankan kamu untuk mulai melatih fisikmu, sih!" kata Elena tanpa rasa bersalah dan mata cerah yang bersinar.

"Ugh." Naruto mengambil posisi duduk dan berkata, "Bisakah kamu membayangkan sendiri jika aku melakukan itu padamu?" Sambil menatap pada Elena dengan cukup tajam.

"A-Apa kamu ingin men-menyerang kakakmu ini, Na-Naruto? Ki-Kita tidak boleh melakukan hal itu, lho," ucap Elena yang terlihat malu-malu dengan itu.

Naruto terdiam sebentar memikirkan tingkah kakak perempuannya yang malu-malu. Setelah dia menyadari apa yang dimaksud oleh Elena, wajahnya berubah merah, dan dengan khawatir serta gugup mengatakan,"Ti-Tidak! Bu-Bukan itu maksudku!"

Elena terkekeh dan mengatakan, "Terkadang kamu bisa menjadi adik yang imut, ya, Naruto. Kalau biasanya aku yakin kamu akan fokus pada latihan dan melupakanku."

Wajah Naruto berubah datar sebelum dia berkata, "Maaf tentang itu. Tapi, metode latihan yang kamu berikan memang menarik dan sangat berbeda dengan yang ada di perpustakaan atau toko buku manapun, jadi aku terlalu terpikat dengan itu. Setidaknya, aku membuat miniatur Nee-san dalam latihanku, yang menunjukkan jika aku tidak melupakanmu."

"Kamu benar-benar hebat, ya. Aku tidak menyangka adik laki-laki kecilku ini akan melakukan sesuatu seperti." Elena mengacak-acak rambut Naruto dengan cepat dan keras.

'Biasanya kami tidak memiliki izin untuk masuk ke perpustakaan atau diizinkan melihat-lihat buku yang ada di kedai. Tapi ketika kami meminjamnya dengan paksa untuk sementara waktu, kami masih memiliki kesempatan untuk membacanya,' batin Elena.

'Bukankah ada istilah yang perlu direvisi dari pikiranmu?' komentar Kurama.

"Aku jadi tersanjung saat Nee-san mengatakan seperti itu." Naruto sedikit tersipu mendengar pujian dari Elena yang di sisi lain juga terdengar seperti sindiran. Namun itu tetaplah sebuah pujian, jadi tidak perlu negatif thinking pada apa yang dikatakan Elena.

"Ehem, kembali ke topik awal, aku sudah melenceng jauh dari topik pertama yang ingin aku bahas." Elena membuat suara batuk dan melanjutkan, "Sebenarnya aku ingin mengembara selama beberapa hari, paling lama beberapa minggu untuk belajar menggunakan Senjutsu. Jadi jika kamu tidak mau ikut, kamu akan memasak makanan sendiri dengan kualitas yang … yah, aku akan menganggap itu sebagai menyedihkan."

Di animenya sendiri Naruto sering makan ramen instan jika dia tidak pergi ke kedai ramen Ichiraku Teuchi. Dari sini dapat kita ketahui, bahwasanya Naruto memiliki skill memasak yang kurang memadai atau dia yang tidak sabaran untuk memasak sesuatu yang rumit. Di dalam cerita ini, Naruto memang belajar memasak untuk jaga-jaga jika kakak perempuannya tidak membuatkannya makan, tetapi dia tidak benar-benar ahli atau mendalami bidang tersebut.

"Iya, deh, aku akan ikut," jawab Naruto dengan cepat sambil disertai senyuman cerah.

"Aku senang kamu mau ikut, Naruto. Aku tidak ingin saat pulang nanti melihat rumah ini menjadi abu dan puing-puing," kata Elena disertai senyuman cerah.

"Apa Nee-san berpikir aku akan menghancurkan rumah ini hanya karena memasak?" Wajah Naruto seketika itu berubah menjadi datar saat dia mendengar sindiran dari Elena.

"Yah, lebih baik waspada dari pada menyesal, 'kan?" Elena tetap mempertahankan senyumannya dan mengangkat bahunya.

---

Keesokan paginya, Naruto dan Elena telah bersiap-siap di ruang tamu. Mereka telah membawa semua peralatan yang diperlukan, seperti Ind*mie, Sar*mie, Co*a-C*la, dan peralatan piknik lainnya. Semua itu dimasukkan ke dalam gulungan penyimpanan mereka, agar tidak memperberat bawaan keduanya. Pada dasarnya, mereka memang sudah membawa berbagai persiapan di dalam gulungan penyimpanan mereka, sehingga tidak ada yang perlu disiapkan lagi.

Mereka berdua masih belum berangkat karena menunggu seseorang. Seperti yang Elena katakan kemarin, dia mempersilahkan Anko untuk ikut bersama mereka jika dia berminat. Sebagai seseorang baik hati dan memenuhi janji yang telah diuapkan, tentu saja Elena akan menunggu walau memerlukan waktu selama beberapa jam.

Tak lama kemudian, Anko datang sambil menyapa, "Selamat pagi! Apa benar kita akan mempelajari Senjutsu?" Dengan nada yang terdengar semangat.

"Guten Morgen, Anko. Ya, kita akan segera pergi ke suatu tempat dan belajar Senjutsu. Kami hanya tinggal menunggumu sebelum berangkat." Elena mengangkat tangan kanannya, sebagai ungkapan salam pada Anko.

"Maaf karena datang terlambat, tapi kamu bisa memulainya sekarang." Anko berjalan mendekat pada Elena dan Naruto.

"Tentu, tapi sebelum itu …." Elena berjalan ke pintu masuk dan menguncinya, melanjutkan dengan mengecek dapur, dan seluruh ruangan yang ada di kos-kosan mereka.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Anko.

"Hanya pengecekan kembali," Elena kembali mendekat pada Anko dan Naruto. "Oke, sekarang mari kita berangkat!" Elena merenggangkan tangannya ke depan dan membuka sebuah portal.

*Whirl!*

Portal Elena terbuka dan membuat Anko tercengang.

'Jikukan Ninjutsu? Dia benar-benar sangat mengejutkan, ya!' batin Anko memperhatikan portal Elena.

Chapitre suivant